Berita Malaka

Kasus Kekerasan Seksual di Malaka Kian Mengerikan, Korban Didominasi Anak di Bawah Umur

kekerasan seksual di Kabupaten Malaka akhir-akhir ini terus meningkat. Ironisnya, korban maupun pelaku

Editor: Ricko Wawo
POS-KUPANG.COM/KRISTOFORUS BOTA
KEKERASAN SEKSUAL - Plh. Kepala Dinas P2KBP3A Malaka, Andreas Seran, mengungkapkan keprihatinannya terhadap meningkatnya kasus kekerasan seksual di Malaka, Kamis (21/8/2025). 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Kristoforus Bota

POS-KUPANG.COM, BETUN - Kasus kekerasan seksual di Kabupaten Malaka akhir-akhir ini terus meningkat. Ironisnya, korban maupun pelaku banyak berasal dari kalangan anak di bawah umur.

Plh. Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2KBP3A) Kabupaten Malaka, Andreas Seran, mengungkapkan keprihatinannya saat diwawancarai POS-KUPANG.COM di ruang kerjanya, Kamis (21/8/2025). 

Menurutnya, perkembangan media sosial menjadi salah satu faktor yang memberi pengaruh besar terhadap maraknya kasus kekerasan seksual pada anak.

 

Baca juga: Di Kota Kupang, Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies Mencapai 725 Kasus hingga Juli 2025

 

 

 

“Jujur, kita sangat prihatin. Kasus-kasus ini semakin bertambah, khususnya terhadap anak di bawah umur. Pergaulan bebas yang tidak terkontrol dan pengaruh gadget sering menjadi pemicu. Anak-anak melihat hal-hal yang tidak pantas di media sosial lalu meniru, karena kurang pembinaan dari keluarga, pemerintah, maupun lembaga pendidikan,” ujarnya.

Andreas menambahkan, pola kasus yang terjadi belakangan ini semakin mengkhawatirkan. Tidak jarang, tindak pemerkosaan atau kekerasan seksual dilakukan oleh lebih dari satu pelaku terhadap seorang korban, bahkan hingga belasan orang. Mirisnya, beberapa pelaku juga masih berusia anak.

“Kita kasihan, karena masa depan anak-anak ini masih panjang. Mereka tahu melakukan perbuatan itu, tapi tidak memahami resiko jangka panjangnya. Akhirnya, setelah masalah terjadi, semuanya kewalahan,” imbuhnya.

Ia menekankan pentingnya pengawasan yang lebih ketat dari orang tua terhadap anak, baik dalam hal penggunaan gadget maupun pergaulan sehari-hari. 

“Anak-anak jangan dilepas begitu saja. Selain pendidikan di sekolah, peran orang tua dalam membatasi jam keluar malam dan mengawasi aktivitas anak sangat penting. Dengan begitu, ketimpangan sosial ini bisa diminimalisir bahkan dicegah,” tegas Andreas. (ito)

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved