Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Harian Katolik Minggu 24 Agustus 2025, Pintu yang Sempit Menuju Kerajaan Allah

Mari simak renungan harian Katolik Minggu 24 Agustus 2025. Tema renungan harian Katolik pintu yang sempit menuju kerajaan Allah.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / GG
BERDOA - Seorang suster sedang berdoa.Mari simak renungan harian Katolik Minggu 24 Agustus 2025. Tema renungan harian Katolik pintu yang sempit menuju kerajaan Allah. 

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak renungan harian Katolik Minggu 24 Agustus 2025.

Tema renungan harian Katolik pintu yang sempit menuju kerajaan Allah.

Renungan harian Katolik disiapkan untuk hari Minggu Biasa XXI, Santo Bartolomeus, Rasul, Santa Emilia de Vialar, Pengaku Iman, dengan warna liturgi hijau.

Renungan harian Katolik ada dibagian akhir artikel ini.

Baca juga: Panduan Tata Perayaan Ekaristi Minggu 24 Agustus 2025, Pekan Biasa XXI Tahun C

 

Adapun bacaan liturgi Katolik hari Minggu 24 Agustus 2025 adalah sebagai berikut:

Bacaan Pertama: Yes 66:18-21

Mereka akan membawa semua saudaramu dari antara segala bangsa.

Beginilah firman Tuhan, “Aku mengenal segala perbuatan dan rancangan. Aku datang untuk mengumpulkan segala bangsa dari semua bahasa, dan mereka itu akan datang serta melihat kemuliaan-Ku.

Aku akan menaruh tanda di tengah-tengah mereka, dan akan mengutus dari antara mereka orang-orang yang terluput; mereka ini akan Kuutus kepada bangsa-bangsa, yakni Tarsis, Pul dan Lud; mereka akan Kuutus ke Mesekh dan Rosy, ke Tubai dan Yawan, ke pulau-pulau yang jauh, yang belum pernah mendengar kabar tentang Aku, dan yang belum pernah melihat kemuliaan-Ku, supaya mereka memberitakan kemuliaan-Ku di antara bangsa-bangsa.

Mereka itu akan membawa semua saudaramu dari segala bangsa sebagai kurban untuk Tuhan; mereka akan membawanya di atas kuda dan kereta dan di atas usungan, di atas bagal dan unta betina yang cepat, ke atas gunung-Ku yang kudus, ke Yerusalem, sama seperti orang Israel membawa kurban dalam wadah yang tahir ke dalam rumah Tuhan. Juga dari antara mereka akan Kuambil imam-imam dan orang-orang Lewi.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: Mzm 117:1.2; Ul: Mrk 16:15

Ref. Pergi ke seluruh dunia, wartakanlah Injil!

Pujilah Tuhan, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa!

Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan Tuhan untuk selama-lamanya!

Bacaan Kedua: Ibr 12:5-7.11-13

Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya.

Saudara-saudara, janganlah kamu lupa akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak, “Hai anakku, janganlah meremehkan didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan oleh-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak.”

Jika kamu menerima hajaran, maka di situ Allah memperlakukan kamu sebagai anak. Di manakah ada anak yang tidak dihajar oleh ayahnya? Memang tiap-tiap hajaran pada waktu diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita.

Namun, kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih oleh-Nya. Sebab itu kuatkanlah tangan yang lemah dan lutut yang goyah; dan luruskanlah jalan bagi kakimu, sehingga yang pincang jangan terpelecok, tetapi menjadi sembuh.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Bait Pengantar Injil: Yohanes 14:6

Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.

Akulah jalan, kebenaran dan hidup, sabda Tuhan. Tidak seorang pun datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.

Bacaan Injil: Luk 13:22-30

Orang akan datang dari Timur dan Barat dan mereka duduk makan di dalam Kerajaan Allah.

Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem Yesus berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa sambil mengajar. Maka bertanyalah orang kepada-Nya, “Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?”

Jawab Yesus kepada orang-orang di situ, “Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sempit itu! Sebab Aku berkata kepadamu, ‘Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat.

Jika tuan rumah telah bangkit dan menutup pintu, kamu akan berdiri di luar, dan mengetuk-ngetuk pintu sambil berkata: Tuan, bukakan kami pintu! Tetapi Ia akan berkata, ‘Aku tidak tahu dari mana kamu datang’.

Maka kamu akan berkata, ‘Kami telah makan dan minum di hadapan-Mu, dan Engkau telah mengajar di jalan-jalan kota kami’. Tetapi Ia akan berkata kepadamu: Aku tidak tahu dari mana kamu datang.

Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu sekalian yang melakukan kejahatan!” Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi, apabila kamu akan melihat Abraham dan Ishak dan Yakub dan semua nabi ada di dalam Kerajaan Allah, tetapi kamu sendiri dicampakkan ke luar.

Dan orang akan datang dari Timur dan Barat, dari Utara dan Selatan, dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. Dan ingatlah, ada orang yang terakhir yang akan menjadi terdahulu, dan ada orang yang terdahulu yang akan menjadi terakhir.”

Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan Harian Katolik 

1. Perjalanan Menuju Yerusalem

Dalam Injil Lukas 13:22-30, kita melihat Yesus sedang berjalan menuju Yerusalem. Perjalanan ini bukan sekadar fisik, tetapi juga simbol dari perjalanan rohani menuju penggenapan misi-Nya. Seorang bertanya kepada-Nya: “Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?” Yesus tidak menjawab dengan angka, melainkan memberikan sebuah gambaran yang menuntut pertobatan dan kesungguhan: “Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sempit.”

2. Pintu yang Sempit: Simbol Kesetiaan dan Pengorbanan

Pintu yang sempit melambangkan jalan hidup yang memerlukan komitmen penuh kepada Allah. Tidak semua orang yang “kenal” Yesus akan diselamatkan, karena keselamatan tidak hanya tentang pengakuan iman di bibir, tetapi juga kesetiaan dalam hidup.

Yesus memberi peringatan bahwa akan ada orang yang datang terlambat, mengetuk pintu, dan mendengar jawaban: “Aku tidak mengenal kamu.” Ini mengingatkan kita bahwa waktu untuk bertobat adalah sekarang, bukan nanti.

3. Tantangan di Era Digital

Di zaman sekarang, “pintu yang sempit” bisa berarti melawan arus budaya instan, hedonisme, dan relativisme. Dunia digital penuh dengan distraksi — media sosial, hiburan, berita tanpa akhir — yang dapat membuat kita lalai mempersiapkan hati. Kita bisa “mengikuti” Yesus di dunia maya, tapi tidak otomatis hidup sesuai ajaran-Nya di dunia nyata.

Kehidupan iman menuntut kedisiplinan doa, sakramen, dan pelayanan nyata, bukan sekadar simbol atau status.

4. Kerajaan Allah Terbuka untuk Semua, Tapi…

Yesus juga mengingatkan bahwa banyak orang dari Timur dan Barat akan datang dan duduk makan di Kerajaan Allah, sementara sebagian orang yang “merasa” lebih dekat justru tertinggal. Ini pesan yang tajam bagi kita: status, jabatan, atau tradisi tidak menjamin keselamatan. Yang dilihat Allah adalah hati yang rendah, setia, dan penuh kasih.

5. Panggilan untuk Hidup dalam Pertobatan

Pintu yang sempit tidak menutup siapa pun, tetapi mengundang setiap orang untuk masuk melalui jalan pertobatan. Pertobatan sejati berarti mengubah pikiran, hati, dan tindakan kita agar selaras dengan kehendak Allah.

Kita dipanggil untuk meninggalkan egoisme, dendam, dan kemalasan rohani, lalu menghidupi Injil secara nyata — bahkan jika itu sulit dan menuntut pengorbanan.

6. Inspirasi Praktis untuk Hidup “Melalui Pintu yang Sempit”

Doa Harian: Luangkan waktu setiap hari untuk berdoa, meski hanya 10-15 menit dengan sepenuh hati.

Menerima Sakramen: Rutin mengikuti Misa dan pengakuan dosa.
Melawan Egoisme: Membuka hati untuk melayani sesama, bahkan ketika tidak menguntungkan kita.

Puasa dari Distraksi: Batasi waktu di media sosial dan isi waktu dengan hal yang membangun iman.
Mendalami Firman: Membaca Kitab Suci, khususnya Injil hari itu, dan merenungkannya.

7. Penutup: Jangan Menunggu Terlambat

Yesus menegaskan, pintu akan tertutup suatu saat. Kesempatan untuk bertobat adalah sekarang. Kita tidak tahu kapan akhir hidup kita atau kedatangan Tuhan. Mari kita mulai berjalan melalui pintu yang sempit hari ini, agar kelak kita diundang untuk duduk bersama-Nya di perjamuan abadi.

Doa Penutup:

Tuhan Yesus, tuntunlah aku untuk setia mengikuti-Mu melalui pintu yang sempit. Jauhkan aku dari godaan dunia yang menjauhkan dari-Mu. Jadikan hatiku rendah, sabar, dan penuh kasih, agar kelak aku boleh masuk dalam perjamuan-Mu di surga. Amin. (Sumber the katolik.com/kgg).

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved