Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Arnol Welianto
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Timo merupakan satu diantara dari ratusan penumpang KM Sirimau.
Saat KM Sirimau Karam di Perairan Lewoleba, Timo mengaku sangat panik.
Pasalnya Timo beru pertama kali mengalami insiden seperti itu ketika menumpang Kapal.
Ia merupakan penumpang KM Sirimau dari Kupang tujuan Manokwari, Papua.
Baca juga: KM Sirimau Tiba di Pelabuhan Lorens Say Maumere, Sikka
"Saya panik dan memang situasi dalam kapal aman tapi semua pada panik, takut juga. Soalnya baru pertama kali seperti ini, kami dua malam tiga hari saat kapal Karam. Akhirnya kemarin Kapal pergi tarik dan syukurlah,"ujarnya saat dijumpai TRIBUNFLORES.COM di Pelabuhan Lorens Say Maumere, Jumat 20 Mei 2022.
Tiba di Maumere
Sebelumnya, Kapal Motor (KM) Sirimau akhirnya tiba dan sandar di Pelabuhan Lorens Say Maumere, Jumat 20 Mei 2022 pagi.
KM Sirimau sebelumnya berangkat dari Pelabuhan Lewoleba sekitar tadi malam.
KM Sirimau mengakut ratusan lebih penumpang dan kini sudah sandar di Pelabuhan Maumere.
Pantauan TRIBUNFLORES.COM, usai sandar di Pelabuhan sejumlah penumpang tujuan Maumere tampak turun dari atas Kapal menuju ke ruang tunggu.
Baca juga: KM Sirimau Karam Selama 72 Jam, Ini Kata Nahkoda Kapten James Haba
Tampak juga mereka mengakut barang-barang bawaan.
Selain itu ada juga sanak keluarga yang datang menjemput di Pelabuhan.
Suasana di Pelabuhan Lorens Say Maumere saat ini tampak ramai.
Banyak warga berdatangan melihat langsung KM Sirimau.
KM Sirimau Karam Selama 72 Jam
Sebelumnya, KM Sirimau, kapal penumpang milik PT Pelni akhirnya berhasil dievakuasi dari perairan dangkal Ile Ape, Kabupaten Lembata, pada Kamis, 19 Mei 2022 sekitar pukul 12.30 Wita.
Kapal yang memuat 784 penumpang ini sebelumnya karam pada Selasa, 17 Mei 2022 siang. Setelah dievakuasi, kapal ini kembali sandar di Pelabuhan Lewoleba.
Kapten James Haba, nahkoda KM Sirimau, ketika diwawancarai awak media, mengaku bertanggungjawab terhadap apa yang terjadi.
"Ini tetap tanggung jawab nahkoda. Tidak ada alasan. Penyebabnya tetap saya sebagai nahkoda tanggung jawab," tegasnya.
Sebagai nahkoda, dia sendiri mengaku sering melintas di perairan tersebut tapi tak ingin mempersalahkan siapa pun karena dia akan bertanggung jawab.
Dia mengaku ada unsur human eror yang dilakukan mualim jaga (mualim 3) sehingga kapal itu karam di perairan dangkal.
Baca juga: Masyarakat di NTT Deklarasi Dukung Ganjar Pranowo Jadi Presiden 2024
"Tapi saya yang bertanggung jawab. Sekecil apa pun yang terjadi di kapal ini, anak buah yang berbuat, nahkoda tanggung jawab," ujarnya.
Selanjutnya, para penumpang akan tetap dilayani dan PT Pelni sendiri tidak akan lepas tanggung jawab.
Kapten James juga menyatakan rasa syukurnya kepada Tuhan karena kapal akhirnya bisa dievakuasi dan semua penumpang dalam kondisi selamat.
"Hal yang paling penting itu keselamatan manusia dulu, akhirnya baru keselamatan kapal. Keselamatan manusia di atas segala-galanya," kata Kapten James.
Dia juga memastikan semua penumpang dalam keadaan sehat selama kurang lebih 72 jam berada di atas kapal yang karam.
Kapten James pun menyampaikan terima kasih kepada tim evakuasi yang telah bekerja keras menggeser KM Sirimau dari perairan dangkal.
Ditemui terpisah, Kepala Syahbandar Lewoleba, Abdul Syukur, menjelaskan kapal masih harus diperiksa setelah sandar di Lewoleba atau Under Water Inspection Liu Drydocking (UWILD).
UWILD ini punya tujuan untuk mengecek lambung dan lunas kapal pada posisi di bawah air tanpa harus dry docking di galangan kapal. Ini merupakan SOP yang harus dilalui pasca kapal karam.
"Saya masih koordinasi dengan (Kantor) Kupang untuk datangkan tim marine," tandasnya.
Jika tidak, maka KM Sirimau bisa lanjutkan perjalan ke pelabuhan terdekat yang punya tim marine untuk memeriksa kapal.
Dan pelabuhan terdekat yang ada tim marine adalah pelabuhan Lorens Say Maumere, pelabuhan tujuan KM Sirimau dari Lewoleba.
Berhasil Dievakuasi
Sebelumnya, KM Sirimau, kapal penumpang milik PT Pelni, telah berhasil dievakuasi dari perairan dangkal Pailolon, di wilayah tanjung, Kabupaten Lembata sekitar pukul 12.30 Wita, Kamis 19 Mei 2022.
Kapal yang memuat sebanyak 784 penumpang itu karam di perairan dangkal tersebut sejak hari Selasa, 17 Mei 2022 siang.
Kini KM Sirimau sudah berada di Pelabuhan Lewoleba.
Tim Syahbandar Lewoleba, petugas Pol Air Polres Lembata, TNI AL, Basarnas Maumere dan PT Pelni berhasil menggeser KM Sirimau dengan kapal Gandha Nusantara.
Pantauan TRIBUNFLORES.COM, KM Sirimau sandar di Pelabuhan Lewoleba pada pukul 13.50 Wita. Petugas akan melakukan survei under water terlebih dahulu terhadap KM Sirimau.
Sebelumnya, sebanyak 784 penumpang KM Sirimau dijadwalkan akan dievakuasi pada Kamis, 19 Mei 2022 hari ini. Kapal naas tersebut belum bisa melanjutkan perjalanan sejak karam di perairan dangkal Pailolon, Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, pada Selasa, 17 Mei 2022 kemarin.
Kepala Syahbandar Lewoleba Abdul Syukur kepada Tribun Flores, mengungkapkan bahwa pihaknya sementara menunggu Kapal Sabuk Nusantara 108 dari Kupang dan KM Wilis dari Ende.
Dua kapal ini yang akan dipakai untuk mengevakuasi penumpang dari KM Sirimau. Keputusan ini diambil setelah koordinasi Syahbandar Lewoleba dan PT Pelni.
"Dua kapal itu sementara menuju Lewoleba untuk mengevakuasi penumpang," kata Abdul saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis, 19 Mei 2022.
Dia menuturkan KM Wilis akan sandar di Pelabuhan Lewoleba. Sedangkan, Kapal Sabuk Nusantara 108 yang akan memindahkan penumpang dari KM Sirimau ke Pelabuhan Lewoleba dan selanjutnya melanjutkan perjalanan ke rute selanjutnya sesuai tujuan para penumpang.
Abdul juga memaparkan kendala yang jadi sebab tubuh KM Sirimau belum dievakuasi dari perairan dangkal. Menurut dia, KM Gandha Nusantara yang dikerahkan untuk evakuasi sejak awal terlalu kecil. Oleh karena itu, PT Pelni akan mendatangkan jenis kapal Tugboat dari Maumere atau Kupang yang punya kemampuan untuk evakuasi KM Sirimau.
Untuk saat ini, dia juga memastikan kalau kebutuhan logistik untuk para penumpang masih tersedia hingga proses evakuasi dilakukan.
Lebih jauh, Abdul menjelaskan tiga kemungkinan penyebab KM Sirimau karam di perairan dangkal Pailolong, wilayah tanjung Ile Ape, Kabupaten Lembata. Ketiga sebab itu yakni, alat navigasi yang bermasalah, faktor alam dan juga kelalaian petugas di atas kapal.
"Kita bisa memprediksi ketiga penyebab itu," tandasnya.
Sebelumnya, hingga saat ini KM Sirimau masih kandas di perairan Ile Ape Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kandasnya salah satu armada PT Pelni ini lantaran menabrak karang di sekitar perairan desa Palilolon-Ile Ape.
Perairan itu menjadi salah satu jalur penyeberangan kapal Pelni dari Lembata dan keluar Lembata. Daerah itu juga terkenal dangkal dan sempit karena di apiti dua tanjung yang membentuk selat, yakni tanjung Waiwuring Adonara dan tanjung Tuak Ile Ape, Lembata.
Sejak menabrak karang dan kandas pada Selasa (17/5) pukul 14.31 Wita, KM Sirimau terpaksa lego jangkar di perairan itu.
Hingga memasuki hari kedua, Rabu 18 Mei 2022, PT Pelni masih menunggu bantuan berbagai pihak supaya kapal bisa keluar dari kepungan karang di perairan dangkal tersebut.
Kepala Syahbandar Lewoleba- Lembata, Abdul Syukur Muklis juga sudah memerintahkan KM Gandha Nusantara 14 untuk membantu olah gerak KM Sirimau agar bisa kembali berlayar menuju pelabuhan Maumere di Sikka.
Akan tetapi upaya itu tidak berhasil. KM Sirimau masih pada posisi kandas dan tidak bisa melakukan olah gerak. Mesin induk kapal itu pun terpaksa dimatikan. Semua sistem navigasinya juga dikabarkan di nonaktifkan untuk sementara waktu.
Terhitung sudah 28 jam kapal tersebut masih kandas di sekitar perairan Ile Ape-Lembata tepatnya di perairan desa Palilolon.
Informasi lain yang disampaikan Abdul Syukur Muklis bahwa Ballast Water sebagai pemberat untuk menjaga stabilitas dan keseimbangan kapal pun sudah dikosongkan.
Pengosongan air bertujuan supaya kapal bisa punya daya apung yang besar termasuk berat kapal pun bisa lebih ringan. Akan tetapi hal ini pun berujung nihil.
"Air dalam tangki ballast juga sudah dikosongkan tapi masih saja belum bisa," ujar Abdul Syukur ketika dikonfirmasi Rabu 18 Mei 2022.
Menurut Abdul, sampai saat ini para penumpang dan para ABK masih dalam keadaan aman.
"Kapal juga masih berada dalam keadaan aman. Tidak ada kerusakan akibat menabrak karang dan kandas. Lunas dan lambung kapal juga tidak bocor," katanya.
Kandasnya KM Sirimau itu disebabkan oleh sistem navigasinya tidak berfungsi secara baik.
"Kemungkinan sistem navigasi tidak berfungsi baik," tandasnya.
Sebelumnya, Kapal motor (KM) Sirimau yang sedang berlayar dari Pelabuhan Lewoleba,Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) Kandas di Pulau Meko, Selasa 17 Mei 2022 kemarin.
Kandasnya kapal tersebut menyebabkan calon penumpang kapal KM Sirimau yang sedang menunggu diberangkatkan dari Pelabuhan Lorens Say Maumere mengalami kepanikan lantaran kekurangan stok persediaan makanan dan minuman.
Respon atas keluhan dan kepanikan penumpang, pihak PT. Pelayaran nasional Indonesia (Persero) cabang Maumere menegaskan sudah berkoordinasi dengan pihak pelni pusat untuk melakukan penanganan.
Kepala Pelni cabang Maumere, Yusuf kepada TribunFlores.com pada Rabu 18 Mei 2022 menyampaikan ia sudah menurunkan tim untuk mendekati dan membantu mengatasi solusi para calon penumpang yang saat ini tengah menunggu di Pelabuhan Lorens Say Maumere.
"Kita sudah turunkan tim, pak kepala operasional pelni, Pak Kadri sudah sejak kemarin hingga hari ini terus mengecek kondisi para penumpang," ungkapnya.
Dalam mengatasi persediaan makanan untuk kurang lebih 180 an calon penumpang KM Sirimau di Pelabuhan L Say Maumere, ia menegaskan sudah berkoordinasi dengan pihak pelni pusat sesuai prosedur yang ada.
"Kitakan harus berkoordinasi dengan pihak pusat, dan itu sudah kita lakukan dan sebentar malam bisa kita sediakan makanan dan minuman untuk calon penumpang yang sedang menunggu," ungkapnya.
Selain itu juga, pihaknya sudah membantu mencarikan solusi bahkan membatalkan tiket keberangkatan calon penumpang itu namun dari pihak penumpang sendiri tidak mau dan mengaku akan tetap menunggu.
Hal ini diperjelas oleh kepala operasional Pelni cabang Maumere, Kadri, katanya, kemarin hingga hari ini ia sudah bersama dengan para penumpang.
"Saya dari kemarin hingga malam ini belum tidur pak, bersama penumpang. Kita juga tawarkan solusi minta mereka kembali ke rumah namun ada yang tidak mau karena ingin tetap menunggu untuk berangkat," tandasnya.
Menurut Kadri, para penumpang tetap menunggu karena ingin mencari pekerjaan di daerah luar.
"Katanya mereka mau cari kerja di sorong, kita minta mereka kembali hanya mereka nggak mau," tegasnya.
Menurut pengakuan Kadri, para penumpang hingga saat ini dalam situasi baik-baik saja.
"Kita tetap pantau, untuk persoalan makanan kita sudah koordinasikan dengan bagian pusat untuk adakan. Paling lambat sebentar malam udah bisa disediakan. Karena, kita harus kerja ikut prosedur pak," tutupnya.