Berita Flores Timur

Warga Ojandetung Flores Timur Dikurung Enam Tahun di Gubuk Reot 

Editor: Egy Moa
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubuk reyot ditempati OGDJ, HHT (31) di Desa Ojandetun, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Selasa 1 November 2022.

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paul Kebelen

TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA-Enam tahun berlalu HHT (31) menempati gubuk kayu reot di Desa Ojandetung, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur. Menderita gangguan jiwa (OGDJ) dan perangainya yang kerap bringas membahayakan warga setempat telah memaksa sanak keluarga mengurungnya.

Sebuah gubuk didirikan di depan rumahnya menjadi hunian bagi HHT. Bangunan ukuran 2x2 meter berbahan kayu kondisinya kini mulai reot dan bolong karena ulah HHT mengamuk dan merusaknya.  Di dalam gubuk inilah HHT menghabiskan keseharinya. Makan, minum, tidur bahkan buang air besar dan kecil.

Maria Aja Tapo (26), saudari kandung HHT menuturkan mulanya sang kakak mengidap penyakit epilepsi (gila kambing). Sering penyakitnya kumat di tempat yang tidak terduga. Penyakit itu belum sembuh hingga kesehatan mentalnya terganggu.

"Dia sakit gila kambing sampai sekarang belum sembuh. Waktu saya masih kecil, saya sering lihat kakak kumat di tepi kali, kadang jatuh dalam air," ceritanya saat wartawan bertandang ke rumahnya, Selasa 1 November 2022.

Baca juga: Penjabat Bupati Flores Timur Resmikan Rumah Layak Huni dan Gedung Balai Rakyat Desa Watohari

Sebelum dikurung, ungkapnya, gangguan jiwa Hendrikus kadang jauh lebih bahaya dari biasanya. Hendrikus berubah menjadi pria beringas, sampai suatu waktu membunuh ternak milik warga.

"Dia pernah bunuh kambing milik warga. Kami keluarga juga takut karena dia sering mengamuk. Ada kala bawa benda keras," ceritanya.

Kurungan tersebut membuat Hendrikus lebih tenang. Warga juga merasa lebih aman. Saban hari HHT meminta rokok kepada siapa saja yang melintas di depan gubuknya.

Kepala Desa Ojandetun, Yohanes Nani Ipir, mengaku tak tega melihat warganya dikurung. Dia terpaksa mengambil sikap usai diminta keluarga dan dukungan warga.

Baca juga: Sumpah Pemuda Ke-94, Kadiv Administrasi Kanwil Kemenkumham NTT Ikut Upacara di Rutan Larantuka

"Posisi sangat dilema, tetapi atas permintaan keluarga maka terpaksa kami kurung. Dia sering buat warga resah. Hewan warga sudah jadi korban, kami hawatir terjadi hal yang lebih buruk," kata Yohanes.

Setiap bulan HHT  mendapat bantuan langsung tunai (BLT)  Rp 300 ribu. Pemerintah desa juga berencana membangun rumah mini berukuan 3x3 meter lengkap dengan toilet.

"Kita sedang rencanakan bangun pos kecil untuk dia. Anggaran nanti sekitar Rp 10 juta dari pagu anggaran dana desa 2023," katanya.

Selain itu, sambungnya, tenaga kesehatan desa maupun dari Puskesmas Wulanggitang juga sering berkunjung dan memberikan obat untuk Hendrikus. 

Berita Flores Timur lainnya