Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Aris Ninu
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE-Berikut ini Ibadah Sabda Hari Minggu, 26 Februari 2023.
Ibadah Sabda Hari Minggu ini disusun Pater Petrus Cristologus Dhogo, SVD dari Seminari Tinggi Santu Paulus Ledalero, Maumere, Flores.
Para Petugas Liturgi berkumpul di sakristi. Pada meja perayaan
disiapkan lilin bernyala yang mengapiti salib. Untuk bacaan,
siapkan Alkitab. Untuk nyanyian, bisa siapkan buku nyanyian.
Sedapat mungkin, untuk kekhusukan suasana, alat-alat
komunikasi dimatikan.
Ketika memulai, Pemimpin (P) berkata, “Penolong kita ialah Tuhan”,
dan yang lain menyahut, “Yang menjadikan langit dan bumi”.
Kemudian dinyanyikan lagu pembuka
01. TANDA SALIB DAN SALAM
P : Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
U : Amin.
P : Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, cinta kasih
Allah, dan persekutuan Roh Kudus beserta kita.
U : Sekarang dan selama-lamanya.
02. KATA PEMBUKA
P : Hari ini kita merayakan Minggu Pertama dalam Masa
Prapaskah. Kita diajak untuk melihat kembali
kejatuhan dan dosa-dosa dalam hidup kita. Melalui
bacaan pertama yang mengisahkan tentang
kejatuhan manusia pertama, kita belajar untuk setia
pada perintah Tuhan. Kadangkala kita lebih suka
mengikuti kemauan atau keinginan kita. Padahal,
dengan meninggalkan perintah Tuhan, kita sendiri
mengarahkan diri kita kepada kehancuran.
Dalam bacaan kedua, kita akan diajak oleh Rasul
Paulus untuk melihat kebesaran Tuhan. Meskipun
kita jatuh, Tuhan tetap menyayangi kita. Dia tidak
mau kita binasa sehingga Yesus, Putra-Nya, mati di
atas salib untuk menebus kita sekalian.
Dalam bacaan Injil, kita semua dihantar untuk
melihat kisah pencobaan yang dialami oleh Yesus di
Padang gurun. Kisah ini mengajarkan kita agar di
tengah tawaran-tawaran yang menarik, kita
hendaknya selalu berusaha agar setia pada iman
kita. Yesus bertahan dalam cobaan dan Ia pun
diteguhkan untuk menjalani misi perutusan-Nya
dengan baik. Kita pun akan selalu diteguhkan ketika
kita tetap setia pada iman kita. Tuhan pasti
meneguhkan kita melewati tantangan hidup kita.
Berharaplah selalu pada-Nya. [hening sejenak]
Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 25 Februari 2023, Menjadi Pengikut Tuhan Yesus
03. TOBAT DAN PERMOHONAN AMPUN
P : Marilah menyesali dan mengakui bahwa kita telah
berdosa, supaya kita siap mendengarkan Sabda
Allah, Terang dan Pedoman hidup kita.
U : Saya mengaku kepada Allah yang Mahakuasa, dan
kepada saudara sekalian, bahwa saya telah berdosa,
dengan pikiran dan perkataan, dengan perbuatan
dan kelalaian. Saya berdosa, saya berdosa, saya
sungguh berdosa. Oleh sebab itu saya mohon
kepada Santa Perawan Maria, kepada para malaikat
dan orang kudus dan kepada saudara sekalian,
supaya mendoakan saya pada Allah, Tuhan kita.
P : Semoga Allah yang Mahakuasa mengasihani kita,
mengampuni dosa kita, dan mengantar kita ke
hidup yang kekal.
U : Amin.
04. DOA PEMBUKA
P : Marilah kita berdoa, [hening sejenak]
Tuhan yang maharahim, kami bersyukur kepada-Mu,
karena Engkau selalu berusaha agar kami tidak
hilang binasa. Ajarilah kami selalu untuk
mendengarkan suara-Mu dengan tekun membaca
Kitab Suci, agar hidup kami selalu diarahkan pada
jalan yang benar dan membebaskan.
Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami, yang
hidup dan berkuasa bersama dengan Dikau dalam
persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala
masa.
U : Amin.
05. AJAKAN MENDENGARKAN SABDA TUHAN
P : Marilah kita membuka hati kita untuk mendengarkan Sabda Tuhan dan menerimanya agar Sabda
Tuhan menjadi pelita iman kita dan tongkat
penuntun jalan hidup kita.
[Bacaan dibacakan dari Alkitab]
06.BACAAN PERTAMA (Kej. 2:7-9; 3:1-7)
L : Bacaan dari Kitab Kejadian.
TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu
tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam
hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi
makhluk yang hidup. Selanjutnya TUHAN Allah
membuat taman di Eden, di sebelah timur; disitulah
ditempatkan-Nya manusia yang dibentuk-Nya itu.
Lalu TUHAN Allah menumbuhkan berbagai-bagai
pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk
dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengahtengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang
yang baik dan yang jahat.
Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala
binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah.
Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah
Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini
jangan kamu makan buahnya, bukan?" Lalu sahut
perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohonpohonan dalam taman ini boleh kami makan, tetapi
tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah
taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan
ataupun raba buah itu, nanti kamu mati." Tetapi ular
itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu
tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa
pada waktu kamu memakannya matamu akan
terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu
tentang yang baik dan yang jahat." Perempuan itu
melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan
dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik
hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil
dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga
kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia,
dan suaminyapun memakannya. Maka terbukalah
mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa
mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun
pohon ara dan membuat cawat.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U : Syukur kepada Allah.
07. MENYANYIKAN LAGU
Refren (Mzm. 51:3a)
Kasihanilah kami, ya Allah,
sebab kami orang berdosa.
Mzm. 51:3-4,5-6a,12-13,14,17
Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu,
hapuskanlah pelanggaranku
menurut rahmat-Mu yang besar!
Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku,
dan tahirkanlah aku dari dosaku!
(Refren)
Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku,
aku senantiasa bergumul dengan dosaku.
Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah
aku telah berdosa
dan melakukan apa yang Kauanggap jahat,
supaya ternyata Engkau adil dalam putusan-Mu,
bersih dalam penghukuman-Mu.
(Refren)
Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah,
dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh!
Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu,
dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus
dari padaku!
(Refren)
Bangkitkanlah kembali padaku kegirangan
karena selamat yang dari pada-Mu,
dan lengkapilah aku dengan roh yang rela!
Ya Tuhan, bukalah bibirku,
supaya mulutku memberitakan
puji-pujian kepada-Mu!
(Refren)
08. BACAAN KEDUA (Rm. 5:12-19)
L : Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di
Roma
Saudara-saudari, sama seperti dosa telah masuk ke
dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga
maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada
semua orang, karena semua orang telah berbuat
dosa. Sebab sebelum hukum Taurat ada, telah ada
dosa di dunia. Tetapi dosa itu tidak diperhitungkan
kalau tidak ada hukum Taurat. Sungguhpun
demikian maut telah berkuasa dari zaman Adam
sampai kepada zaman Musa juga atas mereka,
yang tidak berbuat dosa dengan cara yang sama
seperti yang telah dibuat oleh Adam, yang adalah
gambaran Dia yang akan datang. Tetapi karunia
Allah tidaklah sama dengan pelanggaran Adam.
Sebab, jika karena pelanggaran satu orang semua
orang telah jatuh di dalam kuasa maut, jauh lebih
besar lagi kasih karunia Allah dan karunia-Nya, yang
dilimpahkan-Nya atas semua orang karena satu
orang, yaitu Yesus Kristus.
Dan kasih karunia tidak berimbangan dengan dosa
satu orang. Sebab penghakiman atas satu pelanggaran itu telah mengakibatkan penghukuman,
tetapi penganugerahan karunia atas banyak
pelanggaran itu mengakibatkan pembenaran.
Sebab, jika oleh dosa satu orang, maut telah
berkuasa oleh satu orang itu, maka lebih benar lagi
mereka, yang telah menerima kelimpahan kasih
karunia dan anugerah kebenaran, akan hidup dan
berkuasa oleh karena satu orang itu, yaitu Yesus
Kristus. Sebab itu, sama seperti oleh satu
pelanggaran semua orang beroleh penghukuman,
demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran
semua orang beroleh pembenaran untuk hidup.
Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang
semua orang telah menjadi orang berdosa,
demikian pula oleh ketaatan satu orang semua
orang menjadi orang benar.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U : Syukur kepada Allah.
09. BAIT PENGANTAR INJIL (Mat. 4:4b)
P : Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
U : Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
P : Manusia hidup bukan dari roti saja,
tetapi dari setiap firman
yang keluar dari mulut Allah.
U : Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
10. INJIL (Mat. 4:1-11)
P : Marilah kita bersama-sama mendengarkan Injil
Yesus Kristus menurut Matius.
Pemimpin dan semua yang hadir membuat tanda
salib dengan ibu jari pada dahi, mulut, dan dada.
Kemudian Pemimpin membacakan Injil.
Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk
dicobai Iblis. Dan setelah berpuasa empat puluh hari
dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus.
Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepadaNya: "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya
batu-batu ini menjadi roti." Tetapi Yesus menjawab:
"Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja,
tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut
Allah." Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci
dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, lalu
berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah,
jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis:
Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikatmalaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di
atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk
kepada batu." Yesus berkata kepadanya: "Ada pula
tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan,
Allahmu!"
Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang
sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya
semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, dan
berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan
kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku."
Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis!
Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah
Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah
engkau berbakti!" Lalu Iblis meninggalkan Dia, dan
lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Yesus.
P : Demikianlah Injil Tuhan.
U : Terpujilah Kristus.
11. RENUNGAN SINGKAT
Dari bacaan Injil yang singkat ini, mari kita renungkan
satu dua poin untuk kehidupan iman kita, terutama di
masa prapaskah ini.
Pertama, Roh memimpin Yesus untuk dicobai Iblis.
Ketika kita membaca teks ini, kita melihat bahwa Yesus
tidak berangkat ke padang gurun atas inisiatifnya
sendiri. Roh memimpin-Nya ke padang gurun dan
kemudian Dia dicobai oleh Iblis. Dalam Bahasa Yunani,
Iblis itu satan, yang diterjemahkan ke dalam Bahasa
Indonesia sebagai setan. Kita pun bertanya, mengapa
Yesus harus dicobai oleh setan? Cobaan ini dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa Yesus lebih berkuasa
atas setan. Setan tidak bisa mengakali, menipu atau
memperdayai-Nya.
Sadar atau tidak, hidup kita selalu diwarnai dengan
berbagai cobaan. Kadangkala Roh memang mengantar
kita untuk dicobai agar kita bisa menunjukkan
kekuatan iman kita. Kita diajak untuk berdiri teguh
dalam iman kita dan tidak tergoyahkan oleh godaan.
Ketika berhadapan dengan godaan, kita mesti berdoa
dan menyadari bahwa itulah saatnya kita sedang
menghadapi ujian bagi iman kita. Kita mesti lulus
dalam ujian itu. Selama masa prapaskah ini, baik juga
kalau kita memperhatikan godaan-godaan mana yang
selalu menghantui kita dan kita mohonkan agar Tuhan
menguatkan iman kita.
Kedua, berpuasa selama empat puluh hari. Kitab Suci
menyatakan bahwa Yesus berada di padang gurun
selama empat puluh hari. Angka empat puluh
mengingatkan kita akan perjalanan leluhur Israel dari
Mesir menuju Tanah Terjanji yang berlangsung selama
empat puluh tahun. Perjalanan yang lama itu
merupakan upaya pembersihan dari mereka yang
selalu melihat nostalgia di Mesir, agar yang memasuki
Tanah Terjanji adalah mereka yang tidak lagi tertarik
dengan nostalgia masa lalu di Mesir. Mereka hanya
fokus melihat dan merasakan kebaikan Tuhan.
Kita juga menjalani masa puasa kita selama empat
puluh hari. Masa ini mengingatkan kita untuk meninggalkan dosa dan sikap kita yang tidak berkenan di
hadapan Tuhan, dan memulai melewati gurun
pertobatan, agar kita bisa merasakan pembebasan kita
pada saat Tuhan Yesus bangkit dari kubur-Nya. Tanpa
melewati padang gurun pantang dan puasa dengan
sungguh-sungguh, kita tidak akan mungkin merasakan
makna kebangkitan Tuhan yang menderita sengsara,
wafat dan bangkit bagi kita. Mari kita mengisi masa
berahmat ini untuk meninggalkan Mesir (yaitu masa
lalu kita yang hidup dalam dosa) dan mengarahkan
langkah kita kepada Tuhan yang menjanjikan kita
keselamatan kekal.
12. HENING SEJENAK
13. SYAHADAT
P : Marilah menanggapi Sabda Tuhan dan
mengungkapkan iman kepercayaan kita kepada
Tuhan dengan mengucapkan Syahadat. Aku
percaya akan Allah, Bapa yang mahakuasa…..
14. DOA UMAT
P : Saudara-saudari terkasih, kita Bersatu dengan
Kristus yang dalam segala hal melaksanakan
kehendak Bapa. Maka marilah kita berdoa untuk
kepentingan Gereja dan dunia.
P : Bagi semua yang memegang pimpinan Gereja.
Semoga mereka mampu menggunakan barangbarang duniawi demi menunjang kebahagiaan
semua orang. Marilah kita mohon….
P : Bagi masyarakat dan para pemimpinnya. Kita
berdoa semoga masyarakat kita tidak hanya
mementingan kekayaan harta benda dan juga
semoga para pimpinan lebih mengutamakan
pengabdian diri bagi kepentindan bersama dan
tidak sekedar mencari untung bagi dirinya sendiri.
Marilah kita mohon….
P : Bagi mereka yang berkekurangan, miskin, dan
terlantar. Semoga hati semua orang yang
berkehendak baik digerakkan untuk membantu
sesamanya di dalam penderitaan mereka. Marilah
kita mohon….
P : Bagi kita semua. Semoga kita, selama Masa
Prapaskah ini, dengan tekun dan jujur mampu
melayani sesama yang membutuhkan, serta tidak
membiarkan diri kita tenggelam dalam kesibukan
yang tidak berguna. Marilah kita mohon….
P : Kita hening sejenak untuk menyerahkan doa dan
permohonan pribadi kita masing-masing.
[hening sejenak lalu lanjut].
P : Demikianlah, ya Bapa, doa-doa yang kami
sampaikan ke hadirat-Mu. Tunjukkanlah selalu
kepada kami jalan yang harus kami tempuh, yaitu
jalan yang Engkau sinari dengan cahaya-Mu sendiri
yakni Yesus Kristus, Tuhan dan Pengantara kami.
U : Amin
[Dalam perayaan bersama, ada kolekte. Kolekte ini
dikumpulkan usai doa umat dan dihantar ke depan altar.
Namun, dalam situasi wabah virus corona, kebijakan kolekte
diatur oleh masing-masing Keuskupan].
15. DOA PUJIAN
P : Saudara-saudari terkasih, Allah yang maharahim
telah menganugerahkan Masa Prapaskah ini
sebagai masa untuk bertobat. Maka marilah kita
memuji Dia dengan berseru:
Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim.
U : Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim.
P : Bapa yang maharahim, kini Engkau mengajak kami
menyegarkan iman kami dengan menyesali
kekurangan dan kelalaian kami, dan bertobat
kepada-Mu. Maka kami berseru:
U : Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim.
P : Ya Bapa, Engkau mendorong kami untuk
melepaskan diri dari belenggu nafsu yang tidak
teratur, agar kami, dalam kesibukan mengurus halhal yang fana, tidak melupakan hal-hal yang bernilai
abadi. Maka kami berseru:
U : Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim.
P : Ya Bapa, Engkau mengajak kami bersyukur kepadaMu dengan hidup secara sederhana, agar kami
lebih mampu menghayati kemurahan hati-Mu dan
dapat memberi bantuan kepada orang yang
berkekurangan. Maka kami berseru:
U : Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim.
P : Dengan demikian, ya Bapa, Engkau menyiapkan
kami agar layak merayakan misteri Paskah, dan
kelak menikmati Paskah abadi di surga bersama
Engkau. Maka kami berseru:
U : Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim.
P : Maka ya Bapa, dengan gembira hati, bersama
seluruh umat beriman, dalam kesatuan dengan
Bapa Suci Paus Fransiskus, Bapa Uskup kami [nama
Uskup setempat] dan Pastor Paroki kami [nama pastor
paroki setempat], kami melambungkan madah pujian
bagi-Mu dengan berseru:
[menyanyikan satu lagu bertemakan Prapaskah]
Menyusul RITUS KOMUNI. Dalam Ibadah Sabda terdapat dua
kemungkinan, yaitu (1) menyambut komuni (lihat cara A), (2)
tidak menyambut komuni, tetapi umat diajak menghayati
komuni batin/rindu (lihat cara B).
16A. Cara A: DENGAN KOMUNI
Sesudah Doa Pujian, Pemimpin menuju ke altar untuk
mempersiapkan komuni. Ia membentangkan kain korporale di
atas altar dan kemudian mengambil Sakramen Mahakudus dari
tabernakel dan diletakkan di atas kain korporale. Sesudah
mempersiapkan segala yang perlu untuk Komuni Kudus, para
pemandu/pengantar bersama para pelayan dan umat beriman
berlutut menyembah dalam keheningan sesaat. Sesudah itu
Pemimpin mengajak umat untuk menyanyikan lagu Bapa Kami
sambil berdiri.
P : Saudara-saudari, meskipun kita tidak merayakan
Ekaristi, pada perayaan ini kita memperoleh
kesempatan menyambut Komuni Kudus, maka
dalam persatuan dengan saudara-saudari separoki yang merayakan Ekaristi, marilah kita
menyiapkan hati di hadirat Tuhan. [Hening sejenak]
17A. BAPA KAMI Berdiri
P : Atas petunjuk Penyelamat kita dan menurut
ajaran Ilahi, maka beranilah kita berdoa.
U : Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah
nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah
kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga.
Berilah kami rezeki pada hari ini dan ampunilah
kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni
yang bersalah kepada kami; dan janganlah
masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi
bebaskanlah kami dari yang jahat.
Sesudah doa Bapa Kami, dapat juga diadakan Salam damai.
18A. SALAM DAMAI DAN KOMUNI
Bila ada Salam Damai, Pemimpin mengajak Umat, misalnya
sebagai berikut:
P : Marilah kita saling memberikan salam damai.
Umat memberikan salam damai kepada saudara-saudari
yang berada paling dekat. Sesudah Salam Damai,
Pemimpin berlutut menghormati Sakramen Mahakudus,
lalu menghunjukkan hosti kudus kepada umat, sambil
berkata:
P : Inilah Anak Domba Allah yang menghapus dosa
dunia.
Hosti dan sibori ditunjukkan kepada umat:
Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuanNya.
Pemimpin dan Umat berdoa bersama-sama.
U : Ya Tuhan saya tidak pantas, Engkau datang pada
saya, tetapi bersabdalah saja, maka saya akan
sembuh.
Dengan khidmat, Pemimpin menyambut Tubuh Tuhan
terlebih dulu. Sesudah itu, ia melayani umat yang
menyambut komuni, seraya setiap kali berkata:
P : Tubuh Kristus.
U : Amin.
Penyambutan komuni diiringi dengan nyanyian komuni.
16B. Cara B. TANPA KOMUNI
P : Pada perayaan ini kita tidak menyambut Komuni
kudus. Meskipun demikian, marilah kita
menghayati kehadiran Tuhan yang kita rindukan
di dalam hati kita masing-masing.
17B. BAPA KAMI Berdiri
P : Saudara-saudari terkasih, kita telah dipersatukan
oleh iman yang sama. Maka sebagai Putra-Putri
Bapa yang satu dan sama, marilah kita berdoa
sebagaimana yang diajarkan oleh Putra-Nya
sendiri.
U : Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah
nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah
kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga.
Berilah kami rezeki pada hari ini dan ampunilah
kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni
yang bersalah kepada kami; dan janganlah
masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi
bebaskanlah kami dari yang jahat.
Dapat dilaksanakan Salam Damai.
P : Marilah kita saling memberikan salam damai.
Umat memberikan salam damai kepada saudara-saudari
yang berada paling dekat saja.
18B. DOA KOMUNI BATIN Berlutut/berdiri
Pemimpin mengajak semua yang hadir untuk melaksanakan
Komuni Batin dengan rumusan ajakan antara lain sebagai
berikut:
P : Kini, mari kita siapkan hati kita untuk menyambut
kedatangan Tuhan di dalam hati kita.
P : Yesus bersabda, “Kamu memang sudah bersih
karena Firman yang telah Kukatakan kepadamu.
Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu.
Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari
dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok
anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau
kamu tidak tinggal di dalam Aku.” (Yoh. 15:3-4).
[hening sejenak]
P : Yesusku, aku percaya, Engkau sungguh hadir
dalam Sakramen Mahakudus. Aku mengasihi-Mu
lebih dari segalanya, dan aku merindukan
kehadiran-Mu dalam seluruh jiwaku. Karena
sekarang aku tak dapat menyambut-Mu dalam
Sakramen Ekaristi, datanglah sekurangkurangnya secara rohani ke dalam hatiku,
meskipun Engkau selalu telah datang. Aku
memeluk-Mu dan mempersatukan diriku
sepenuhnya kepada-Mu, jangan biarkan aku
terpisah daripada-Mu. Amin. [hening sejenak]
P : Dalam keheningan, marilah kita masing-masing
menyatukan diri dengan Tuhan yang hadir saat ini
di sini bersama kita.
Berbicaralah dengan Dia dari hati ke hati dengan
mengatakan:
P : Yesus, datanglah, dan tinggallah dalam hatiku.
Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu.
U : Yesus, datanglah, dan tinggallah dalam hatiku.
Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu.
▪ Seruan di atas diulangi oleh Pemimpin dan
diikuti oleh yang hadir sebanyak tiga kali.
▪ Lalu diberi saat hening secukupnya.
▪ Sesudah Komuni Batin, dapat dinyanyikan satu lagu
Prapaskah.
19. MENDOAKAN MAZMUR 62:5-12
[Didoakan bersama-sama]
Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang,
sebab dari pada-Nyalah harapanku.
Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku,
kota bentengku, aku tidak akan goyah.
Pada Allah ada keselamatanku dan kemuliaanku;
gunung batu kekuatanku,
tempat perlindunganku ialah Allah.
Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat,
curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya;
Allah ialah tempat perlindungan kita.
Hanya angin saja orang-orang yang hina,
suatu dusta saja orang-orang yang mulia.
Pada neraca mereka naik ke atas,
mereka sekalian lebih ringan dari pada angin.
Janganlah percaya kepada pemerasan,
janganlah menaruh harap yang sia-sia kepada
perampasan;
apabila harta makin bertambah,
janganlah hatimu melekat padanya.
Satu kali Allah berfirman, dua hal yang aku dengar:
bahwa kuasa dari Allah asalnya,
dan dari pada-Mu juga kasih setia, ya Tuhan;
sebab Engkau membalas setiap orang
menurut perbuatannya.
Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus,
seperti pada permulaan, sekarang, selalu, dan
sepanjang segala abad. Amin.
20. AMANAT PENGUTUSAN
P : Yesus mengatakan bahwa manusia tidak hidup
hanya dari roti saja, melainkan juga berasal dari
setiap Sabda Tuhan. Semoga di masa Prapaskah ini
kita bisa meningkatkan semangat kita untuk
membaca Kiab Suci agar kita bisa mendapatkan
berbagai inspirasi bagi hidup kita. Kita jadikan masa
penuh rahmat ini dengan membaca Kitab Suci
secara pribadi dengan penuh iman.
20. DOA PENUTUP
P : Marilah kita berdoa,
Ya Allah, Engkaulah sumber kehidupan kami.
Kuatkanlah hati kami selalu agar kami selalu
percaya kepada-Mu. Jauhkanlah kami dari segala
godaan untuk berpaling dari-Mu. Semoga iman kami
semakin bertambah kokoh, terutama dalam harihari menyongsong perayaan besar Sengsara, Wafat
dan Kebangkitan Putra-Mu ini.
Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami.
U : Amin
21. MOHON BERKAT TUHAN
P : Sebelum mengakhiri perayaan ini marilah kita
menundukkan kepala, memohon berkat Tuhan.
[hening sejenak]
P : Semoga Tuhan memberkati kita, melindungi kita
terhadap dosa dan menghantar kita ke hidup yang
kekal.
[sambil membuat Tanda Salib pada diri sendiri]
DALAM NAMA BAPA, DAN PUTRA, DAN ROH KUDUS.
U : Amin.
P : Perayaan Sabda kita ini sudah selesai.
U : Syukur kepada Allah.
22. PENGUTUSAN
P : Marilah pergi, kita diutus.
U : Amin.
23. LAGU PENUTUP.(ris)
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News