Berita Lembata

Anggota DPD RI AWK Ingin Jadikan Lembata Pelopor Pangan di NTT

Editor: Hilarius Ninu
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

DPD RI-Kepala Desa Aulase Deris Lewotobi menyerahkan kenang-kenangan dua botol arak tradisional kepada Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Angelo Wake Kako (AWK) di Pantai Aulesa, Sabtu, 1 April 2023.  

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, RICKO WAWO

TRIBUNFLORES.COM, LEWOLEBA-Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Angelo Wake Kako (AWK) yang juga anggota Dewan Jagung Nasional bertekad menjadikan kabupaten Lembata sebagai pelopor pangan untuk Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Pasalnya, saat ini dunia sedang dilanda krisis pangan. Stok pangan di berbagai negara sudah anjlok. Kondisi ini terus terjadi setiap waktu dan berpotensi menimbulkan kesenjangan sosial ekonomi di tingkat masyarakat.

Karena itu, satu-satunya cara agar hasil produksi pertanian menjadi lebih banyak adalah dengan meningkatkan produktivitas agar ketahanan pangan masyarakat tercukupi.

Mulai dari sekarang, para petani harus berani memperluas lahan dengan menanam berbagai jenis pangan sebanyak-banyaknya sehingga tujuan menjadikan Lembata sebagai pelopor ketahanan pangan bisa terwujud.

Baca juga: Angka Kemiskinan Eksrim Tahun 2022 Kabupaten Lembata Menurun

 

 

 

“Tidak hanya Aulesa saja, tapi Ile Ape, Ile Ape Timur, Lembata dan NTT harus menjadi pelopor untuk mengembalikan kecemasan dunia terkait krisis pangan,” sebut AWK disela-sela kegiatan panen perdana jagung hibrida di Desa Aulesa, Kecamatan Ile Ape Timur dalam kunjungan kerjanya, Sabtu, 1 April 2023.

Kebutuhan jagung Nasional per tahun, sebut AWK, mencapai 28 juta ton. Namun faktanya, setiap tahun Indonesia dilaporkan defisit 3 juta ton atau sekitar 3 miliar kilogram.

Oleh sebab itu, masyarakat petani dipacu lebih banyak membuka lahan baru untuk menanam berbagai tanaman pangan seperti jagung hibrida sehingga jumlah produksi pasca panen meningkat.

“Kita siap menjadi bagian dari orang-orang yang bisa mendistribusikan pangan yang adil ditengah kecemasan akan krisis pangan,” kata AWK.

Kepala Desa Aulesa, Deris Lewotobi juga berharap agar Aulesa di dorong menjadi desa pilot project pangan khusus jagung hibrida karena sudah masuk dalam prioritas pertama pembangunan desa melalui program ketahanan pangan.

“Peningkatan produksi jagung yang kami rencanakan ialah dengan optimal lahan tidur. Jagung hibrida sebagai komoditi pasar sedangkan jagung lokal untuk ketahanan pangan lokal,” jelas Deris.

Dia berharap, upaya mendorong Aulesa sebagai desa contoh produksi jagung hibrida ini bisa memberi dampak positif bagi wilayah lain di Lembata.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News