Garis keturuan kelima itu menerangkan, suku Fernandez bertugas menjinjing Sang Penebus Dosa, sementara Suku Nalele dan Rita punya wewenang mengangkat dan menerima dari kapela, berok, armida, hingga ditahtakan kembali usai prosesi.
Anton bersaksi ada sesuatu yang bergerak saat menjinjing peti kecil warna hitam itu. Ia mengaku hentakan bukan karena dijinjing, tetapi seperti gerakan tubuh orang yang hidup.
Baca juga: Ini Tiga Nama Penjabat Bupati Flores Timur Diusulkan Gantikan Doris Rihi
"Patung itu betul-betul hidup. Saya berulang kali merasakan ada sesuatu yang bergerak seperti badan orang yang hidup," ungkap Anton. *
BERITA TRIBUNFLORES.COM lainnya di Google News