Minggu Palma

Teks Misa Hari Ini Minggu Palma 2 April 2023 Masa Pekan Suci

Editor: Gordy Donovan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

GEREJA KATOLIK AERAMO - Gereja Katolik Yesus Kerahiman Ilahi Aeramo di Aeramo Nagekeo. Berikut ini Teks Misa Minggu Palma bagi umat katolik di mana saja berada, Minggu, 2 April 2023.Teks misa disusun oleh  P. Petrus Cristologus Dhogo.

Oleh: P. Petrus Cristologus Dhogo, SVD

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE- Berikut ini Teks Misa Minggu Palma bagi umat katolik di mana saja berada, Minggu, 2 April 2023.

Teks misa disusun oleh  P. Petrus Cristologus Dhogo, SVD.

Umat berkumpul di suatu tempat di luar gedung gereja.

Tiap orangmemegang daun palma atau ranting daun lain menurut kebiasaan setempat.

Baca juga: Bacaan Injil Katolik Hari Ini Minggu 2 April 2023 Minggu Palma

 

Dapat juga semua ranting daun itu dikumpulkan terlebih dahulu di suatu tempat lalu dalam upacara DIRECIKI air suci, sesudah itu baru dibagi-bagikan kepada umat.

Semua upacara awal dimulai di luar gedung gereja tersebut.

Para petugas telah berdiri di tempat yang disiapkan di luar gereja itu.
NB. Salib dan patung-patung lain ditudungi dengan kain ungu.

Ketika memulai, Pemimpin (P) berkata, “Penolong kita ialah Tuhan”, dan yang lain menyahut, “Yang menjadikan langit dan bumi”.

Kemudian Pemimpin mengajak umat untuk dengan membuat tanda
salib.

01. TANDA SALIB DAN SALAM

P : Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
U : Amin.
P : Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, cinta kasih
Allah, dan persekutuan Roh Kudus beserta kita.
U : Sekarang dan selama-lamanya.

02. KATA PEMBUKA

P : Saudara-saudari seiman terkasih, hari ini kita semua

berkumpul bersama seluruh umat Allah, mengawali
Pekan Suci, untuk mengikuti dan merenungkan
kisah sengsara, wafat, dan kebangkitan Tuhan kita
Yesus Kristus. Untuk melaksanakan misteri
penyelamatan kita, Yesus memasuki kota Yerusalem
dan disambut dengan meriah sebagai Raja. Dan
selanjutnya, Ia ditangkap, mengalami penderitaan
sampai wafat di kayu salib. Namun pada hari ketiga
Ia bangkit dari kubur.
Pada hari ini, kita juga mau mengelu-elukan Yesus,
Penyelamat kita dan selanjutnya mengikuti kisah
sensara-Nya yang akan kita dengarkan bersama di
dalam perayaan Sabda. Marilah kita mengikuti
perayaan ini dengan penuh syukur atas karya
penyelamatan kita oleh Kirstus, Sang Raja.
[hening sejenak]

03. MOHON BERKAT ATAS DAUN PALMA Berdiri

P : Allah yang kekal dan kuasa, sudilah memberkati
daun palma ini. Kami hendak menggunakannya
untuk menghormati Kristus yang datang dalam
nama-Mu. Semoga seluruh hidup kami pun
merupakan penghormatan kepada Kristus, agar
sesudah pengabdian di dunia ini, kami boleh
bergabung dengan himpunan para kudus yang tak
henti-hentinya mengelu-elukan Kristus di kota
surgawi. Sebab Dialah Tuhan dan Pengantara kami.
U : Amin
Pemimpin memerciki daun palma dengan air suci, diiringi
lagu Hormat Puji dan Sembah (Puji Syukur no. 493) atau lagu
yang sesuai. Jika daun Palma belum ada di tangan, maka
para pembantu Pemimpin Perayaan bisa membagi-bagikan
daun Palma kepada umat yang hadir.
Selanjutnya, menyusul PEMBACAAN INJIL, sebagai berikut:

04. BACAAN INJIL SEBELUM PERARAKAN [Mat. 21:1-11]

Bacaan dibacakan dari Alkitab atau Buku Bacaan.
Dengan tangan terkatup, Pemimpin mengajak umat:
P : Marilah kita bersama-sama mendengarkan Injil
Yesus Kristus menurut Matius.
Ketika Yesus dan murid-murid-Nya telah dekat
Yerusalem dan tiba di Betfage yang terletak di Bukit
Zaitun, Yesus menyuruh dua orang murid-Nya
dengan pesan: “Pergilah ke kampung yang di
depanmu itu, dan di situ kamu akan segera
menemukan seekor keledai betina tertambat dan
anaknya ada dekatnya. Lepaskanlah keledai itu dan
bawalah keduanya kepada-Ku. Dan jikalau ada
orang menegor kamu, katakanlah: Tuhan memerlukannya. Ia akan segera mengembalikannya.” Hal
itu terjadi supaya genaplah firman yang
disampaikan oleh nabi: “Katakanlah kepada puteri
Sion: Lihat, Rajamu datang kepadamu, Ia lemah
lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor
keledai beban yang muda.” Maka pergilah muridmurid itu dan berbuat seperti yang ditugaskan
Yesus kepada mereka. Mereka membawa keledai
betina itu bersama anaknya, lalu mengalasinya
dengan pakaian mereka dan Yesus pun naik ke
atasnya. Orang banyak yang sangat besar
jumlahnya menghamparkan pakaiannya di jalan,
ada pula yang memotong ranting-ranting dari
pohon-pohon dan menyebarkannya di jalan. Dan
orang banyak yang berjalan di depan Yesus dan
yang mengikuti-Nya dari belakang berseru, katanya:
“Hosana bagi Anak Daud, diberkatilah Dia yang
datang dalam nama Tuhan, hosana di tempat yang
mahatinggi!” Dan ketika Ia masuk ke Yerusalem,
gemparlah seluruh kota itu dan orang berkata:
“Siapakah orang ini?” Dan orang banyak itu
menyahut: “Inilah nabi Yesus dari Nazaret di
Galilea.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U : Terpujilah Kristus.

05. HOMILI SINGKAT

Saudara-saudari terkasih, hari ini Gereja
memperingati Yesus memasuki kota Yerusalem dan
disambut secara meriah oleh orang banyak. Ada tiga
cara mereka menyambut Yesus. Pertama, mereka
melambai-lambaikan dedaunan. Biasanya seorang
raja disambut dengan panji-panji yang melambangkan
kehadiran kelompok pendukung sang raja. Dalam
konteks Yesus, Ia disambut dengan lambaian daundaun. Tindakan ini menunjukkan bahwa semua orang
tidak dikotak-kotakkan ke dalam kelompok-kelompok
tertentu. Semuanya sama. Tidak ada nama kelompok
karena semuanya memakai daun-daun dan rantingranting seadanya. Di dalam Tuhan, kita pun menjadi
sama. Entah kita miskin ataupun kaya, memiliki posisi
atau rakyat jelata, kita semua sama. Kita dapat
menyambut Yesus dengan apa yang kita miliki.
Kedua, mereka menghamparkan pakaian mereka di
jalan seperti yang dikatakan dalam Injil tadi. Yesus
pasti berjalan dengan keledainya di atas hamparan
pakaian-pakaian mereka. Seorang raja biasanya
disambut dengan bentangan permadani merah.
Tetapi, Yesus disambut bukan dengan permadani
tetapi dengan hamparan pakaian. Ini adalah simbol
dari orang-orang kecil. Mereka tidak memiliki apa-apa.
Yang bisa dibuat adalah menghamparkan kain
seadanya, termasuk pakaian mereka. Umumnya,
orang memakai dua lapis pakaian, dengan lapisan luar
berfungsi sebagai mantol. Itulah yang
dihamparkannya. Dengan ini, kita diajak untuk
memberikan seluruh diri kita dalam menyambut
Tuhan. Mungkin kita tidak memiliki hal-hal yang besar
dan mewah, tetapi ketika hati kita bersedia menerima
Tuhan, maka itulah harta terbesar yang bisa kita
berikan kepada Tuhan.
Ketiga, memuji Allah dengan menyebutkan Yesus
sebagai Raja yang datang dalam nama Tuhan, yang
membawa damai. Perkataan mereka ini mengungkapkan apa yang mereka rindukan. Mereka menantikan
orang yang membawa damai bagi mereka. Para
Penginjil yang lain mengatakan bahwa mereka
berteriak “Hosanna” yang berarti selamatkanlah! Kita
pun diundang untuk memuji Tuhan karena segala hal
yang telah Tuhan buat kepada kita. Kita tetap
memohonkan agar kita pun diselamatkan Tuhan.
Dengan semangat yang sama dengan mereka yang
dahulu menyambut Yesus, kita pun kini diajak untuk
berarak sembari menyanyikan lagu-lagu memuji
kebesaran Tuhan dalam hidup kita. Semoga, hidup
kita pun menjadi sebuah ziarah yang penuh dengan
pujian kepada Tuhan, Raja yang mahakuasa.
Setelah homili singkat, perarakan dimulai dengan urutan:
para misdinar-ajuda, para pemandu dan petugas lainya, lalu
seluruh umat sambil menyanyikan lagu-lagu pujian
mengelukan Kristus, Sang Raja.
Setelah seluruh umat berada di dalam gereja atau kapela,
Perayaan Sabda pun dimulai yang diawali dengan Doa
Pembuka.

06. DOA PEMBUKA

P : Marilah kita berdoa, [hening sejenak]
Allah yang mahakuasa dan kekal, Engkau telah
menyerahkan Juru selamat kami yang telah menjadi
manusia dan direndahkan sampai wafat di salib,
sebagai teladan kerendahan bagi umat manusia.
Perkenankanlah agar kami meneladan sengsaraNya dan pantas untuk bangkit bersama Dia, yang
hidup dan berkuasa, bersama dengan Dikau, dalam
persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa.
U : Amin.

07. AJAKAN MENDENGARKAN SABDA TUHAN

P : Marilah kita membuka hati kita untuk mendengarkan Sabda Tuhan dan menerimanya agar Sabda
Tuhan menjadi pelita iman kita dan tongkat
penuntun jalan hidup kita.
[Bacaan dibacakan dari Alkitab]

08. BACAAN PERTAMA (Yes. 50:4-7)
L : Bacaan dari Kitab Yesaya.
Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah
seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat
memberi semangat baru kepada orang yang letih
lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku
untuk mendengar seperti seorang murid. Tuhan
ALLAH telah membuka telingaku, dan aku tidak
memberontak, tidak berpaling ke belakang.
Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang
memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang
mencabut janggutku. Aku tidak menyembunyikan
mukaku ketika aku dinodai dan diludahi. Tetapi
Tuhan ALLAH menolong aku; sebab itu aku tidak
mendapat noda. Sebab itu aku meneguhkan hatiku
seperti keteguhan gunung batu karena aku tahu,
bahwa aku tidak akan mendapat malu.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U : Syukur kepada Allah.

09. MENDARASKAN MAZMUR TANGGAPAN
Refren:
Allahku, ya Allahku, mengapa Kau tinggalkan daku?
Mzm. 22:8-9,17-18a,19-20,23-24.
Semua yang melihat aku mengolok-olok aku,
mereka mencibirkan bibirnya,
menggelengkan kepalanya:
"Ia menyerah kepada TUHAN;
biarlah Dia yang meluputkannya,
biarlah Dia yang melepaskannya!
Bukankah Dia berkenan kepadanya?" (Refren)
Sebab anjing-anjing mengerumuni aku,
gerombolan penjahat mengepung aku,
mereka menusuk tangan dan kakiku.
Segala tulangku dapat kuhitung;
mereka menonton, mereka memandangi aku.
Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka,
dan mereka membuang undi atas jubahku. (Refren)
Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka,
dan mereka membuang undi atas jubahku.
Tetapi Engkau, TUHAN, janganlah jauh; ya kekuatanku,
segeralah menolong aku! (Refren)
Aku akan memasyhurkan nama-Mu
kepada saudara-saudaraku
dan memuji-muji Engkau di tengah-tengah jemaah:
kamu yang takut akan TUHAN,
pujilah Dia, hai segenap anak cucu Yakub,
muliakanlah Dia, dan gentarlah terhadap Dia,
hai segenap anak cucu Israel! (Refren)

10. BACAAN KEDUA (Flp. 2:6-11)

L : Bacaan dari Surat Rasul Paulus Kepada Jemaat di
Filipi
Saudara-saudari, Kristus Yesus, yang walaupun
dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan
dengan Allah itu sebagai milik yang harus
dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba,
dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam
keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan
diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati
di kayu salib.
Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan
mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala
nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut
segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi
dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah
mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi
kemuliaan Allah, Bapa!
Demikianlah Sabda Tuhan.
U : Syukur kepada Allah.

11. BAIT PENGANTAR INJIL (Fil. 2:8-9)

P : Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
U : Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
P : Kristus sudah taat bagi kita; Dia taat sampai mati,
bahkan sampai mati di kayu salib. *
Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan
mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala
nama.
U : Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal

12. INJIL (Mat. 27:11-54)

P : Marilah kita bersama-sama mendengarkan Injil
Yesus Kristus menurut Matius.
Pemimpin dan semua yang hadir membuat tanda
salib dengan ibu jari pada dahi, mulut, dan dada.
Kemudian Pemimpin membacakan Injil.
Lalu Yesus dihadapkan kepada wali negeri. Dan wali
negeri bertanya kepada-Nya: “Engkaukah raja orang
Yahudi?” Jawab Yesus: “Engkau sendiri
mengatakannya.” Tetapi atas tuduhan yang
diajukan imam-imam kepala dan tua-tua terhadap
Dia, Ia tidak memberi jawab apa pun. Maka kata
Pilatus kepada-Nya: “Tidakkah Engkau dengar
betapa banyaknya tuduhan saksi-saksi ini terhadap
Engkau?” Tetapi Ia tidak menjawab suatu kata pun,
sehingga wali negeri itu sangat heran. Telah
menjadi kebiasaan bagi wali negeri untuk
membebaskan satu orang hukuman pada tiap-tiap
hari raya itu atas pilihan orang banyak. Dan pada
waktu itu ada dalam penjara seorang yang terkenal
kejahatannya yang bernama Yesus Barabas.
Karena mereka sudah berkumpul di sana, Pilatus
berkata kepada mereka: “Siapa yang kamu
kehendaki kubebaskan bagimu, Yesus Barabas
atau Yesus, yang disebut Kristus?” Ia memang
mengetahui, bahwa mereka telah menyerahkan
Yesus karena dengki. Ketika Pilatus sedang duduk
di kursi pengadilan, isterinya mengirim pesan
kepadanya: “Jangan engkau mencampuri perkara
orang benar itu, sebab karena Dia aku sangat
menderita dalam mimpi tadi malam.” Tetapi oleh
hasutan imam-imam kepala dan tua-tua, orang
banyak bertekad untuk meminta supaya Barabas
dibebaskan dan Yesus dihukum mati. Wali negeri
menjawab dan berkata kepada mereka: “Siapa di
antara kedua orang itu yang kamu kehendaki
kubebaskan bagimu?” Kata mereka: “Barabas.”
Kata Pilatus kepada mereka: “Jika begitu, apakah
yang harus kuperbuat dengan Yesus, yang disebut
Kristus?” Mereka semua berseru: “Ia harus
disalibkan!” Katanya: “Tetapi kejahatan apakah
yang telah dilakukan-Nya?” Namun mereka makin
keras berteriak: “Ia harus disalibkan!” Ketika
Pilatus melihat bahwa segala usaha akan sia-sia,
malah sudah mulai timbul kekacauan, ia mengambil
air dan membasuh tangannya di hadapan orang
banyak dan berkata: “Aku tidak bersalah terhadap
darah orang ini; itu urusan kamu sendiri!” Dan
seluruh rakyat itu menjawab: “Biarlah darah-Nya
ditanggungkan atas kami dan atas anak-anak
kami!” Lalu ia membebaskan Barabas bagi mereka,
tetapi Yesus disesahnya lalu diserahkannya untuk
disalibkan. Kemudian serdadu-serdadu wali negeri
membawa Yesus ke gedung pengadilan, lalu
memanggil seluruh pasukan berkumpul sekeliling
Yesus. Mereka menanggalkan pakaian-Nya dan
mengenakan jubah ungu kepada-Nya. Mereka
menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya
di atas kepala-Nya, lalu memberikan Dia sebatang
buluh di tangan kanan-Nya. Kemudian mereka
berlutut di hadapan-Nya dan mengolok-olokkan Dia,
katanya: “Salam, hai raja orang Yahudi!” Mereka
meludahi-Nya dan mengambil buluh itu dan
memukulkannya ke kepala-Nya.
Sesudah mengolok-olokkan Dia mereka
menanggalkan jubah itu dari pada-Nya dan
mengenakan pula pakaian-Nya kepada-Nya.
Kemudian mereka membawa Dia ke luar untuk
disalibkan. Ketika mereka berjalan ke luar kota,
mereka berjumpa dengan seorang dari Kirene yang
bernama Simon. Orang itu mereka paksa untuk
memikul salib Yesus. Maka sampailah mereka di
suatu tempat yang bernama Golgota, artinya:
Tempat Tengkorak. Lalu mereka memberi Dia
minum anggur bercampur empedu. Setelah Ia
mengecapnya, Ia tidak mau meminumnya.
Sesudah menyalibkan Dia mereka membagi-bagi
pakaian-Nya dengan membuang undi. Lalu mereka
duduk di situ menjaga Dia. Dan di atas kepala-Nya
terpasang tulisan yang menyebut alasan mengapa
Ia dihukum: “Inilah Yesus Raja orang Yahudi.”
Bersama dengan Dia disalibkan dua orang
penyamun, seorang di sebelah kanan dan seorang
di sebelah kiri-Nya. Orang-orang yang lewat di sana
menghujat Dia dan sambil menggelengkan kepala,
mereka berkata: “Hai Engkau yang mau
merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya
kembali dalam tiga hari, selamatkanlah diri-Mu
jikalau Engkau Anak Allah, turunlah dari salib itu!”
Demikian juga imam-imam kepala bersama-sama
ahli-ahli Taurat dan tua-tua mengolok-olokkan Dia
dan mereka berkata: “Orang lain Ia selamatkan,
tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! Ia
Raja Israel? Baiklah Ia turun dari salib itu dan kami
akan percaya kepada-Nya. Ia menaruh harapanNya pada Allah: baiklah Allah menyelamatkan Dia,
jikalau Allah berkenan kepada-Nya! Karena Ia telah
berkata: Aku adalah Anak Allah.” Bahkan
penyamun-penyamun yang disalibkan bersamasama dengan Dia mencela-Nya demikian juga.
Mulai dari jam dua belas kegelapan meliputi seluruh
daerah itu sampai jam tiga. Kira-kira jam tiga
berserulah Yesus dengan suara nyaring: “Eli, Eli,
lama sabakhtani?” Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku,
mengapa Engkau meninggalkan Aku? Mendengar
itu, beberapa orang yang berdiri di situ berkata: “Ia
memanggil Elia.” Dan segeralah datang seorang
dari mereka; ia mengambil bunga karang,
mencelupkannya ke dalam anggur asam, lalu
mencucukkannya pada sebatang buluh dan
memberi Yesus minum. Tetapi orang-orang lain
berkata: “Jangan, baiklah kita lihat, apakah Elia
datang untuk menyelamatkan Dia.” Yesus berseru
pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan
nyawa-Nya.
Semua hening sejenak mengenangkan wafat Tuhan
Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas
sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan
bukit-bukit batu terbelah, dan kuburan-kuburan
terbuka dan banyak orang kudus yang telah
meninggal bangkit. Dan sesudah kebangkitan
Yesus, mereka pun keluar dari kubur, lalu masuk ke
kota kudus dan menampakkan diri kepada banyak
orang. Kepala pasukan dan prajurit-prajuritnya
yang menjaga Yesus menjadi sangat takut ketika
mereka melihat gempa bumi dan apa yang telah
terjadi, lalu berkata: “Sungguh, Ia ini adalah Anak
Allah.”
P : Demikianlah Injil Tuhan.
U : Terpujilah Kristus.

13. RENUNGAN SINGKAT

Saudara-saudari yang terkasih, kita barusan
melaksanakan perarakan mengenangkan Yesus yang
disambut gempita memasuki Yerusalem. Kita pun
mendengarkan kisah sengsara Yesus. Ada kekontrasan
antara suasana perarakan yang gegap gempita dan
kisah sengsara yang berakhir dengan kematian Yesus.
Mari kita renungkan satu dua poin dari bacaan-bacaan
suci di hari ini.
Pertama, dedaunan dan ranting pohon menyambut
Tuhan. Ada yang ironis dari penyambutan Yesus ini.
Mereka menyebut ‘Hosanna’ yang berarti
selamatkanlah kami! namun mereka menyambut
seorang yang sederhana, yang kelihatannya bukanlah
seorang raja. Ia datang menunggang keledai yang
merupakan binatang yang sama sekali tidak cocok
untuk lambang keperkasaan seorang raja. Dia pun
disambut dengan pakaian dan dedaunan. Bahkan
ranting-ranting pohon juga dihamparkan untuk
menyambut-Nya. Hal ini tentu amat berbeda dengan
sambutan raja lainnya yang amat gemilang dengan
panji-panji dan rombongan atau pasukan berkuda.
Penyambutan ini sederhana sekali. Namun, pesannya
cukup mendalam. Dia bukanlah raja biasa, karena yang
menyambutnya adalah seluruh alam, termasuk alam
yang kelihatannya tidak ada gunanya. Penghamparan
dedaunan dan ranting serentak memperlihatkan bahwa
alam ciptaan pun menyambut kedatangan-Nya. Kita,
sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang istimewa, mesti
menjadi wakil dari semua ciptaan yang memelihara
kesatuan Kerajaan Allah. Kita diminta untuk merawat
bumi kita sehingga bersama mereka, kita pun bisa
memuji Tuhan, Sang Pencipta kita semua. Perayaan
Hari Minggu ini disebut juga dengan Minggu Palem atau
Minggu Daun-daun. Hal ini serentak mengingatkan kita
bahwa kita pun mesti menghargai alam agar bersama
mereka, kita pun memuji Tuhan.

Kedua, Yesus, raja yang melayani. Dalam bacaan Injil,
kita mendengarkan kisah sengsara Yesus. Hal ini agak
kontras dengan warna di awal perayaan, yaitu suasana
gegap gempita. Dalam sekejap, suasana menjadi amat
berbeda. Kita memulainya dengan gembira, dan pada
saat Injil, kita dibawa kepada penderitaan Tuhan.
Perayaan hari ini serentak menandai pekan suci, yang
menghantar kita untuk masuk dalam misteri sengsara,
wafat, dan kebangkitan Tuhan. Sejak dari hari ini, fokus
atau perhatian kita diarahkan kepada misteri kudus ini.
Kita diajak untuk merenungkan dengan sungguhsungguh bahwa Tuhan kita adalah raja yang melayani
kita. Dia berusaha untuk menyelamatkan kita, karena
Dia amat mencintai kita. Kita pun diajak untuk tidak
takut menderita terutama ketika kita berjuang demi
kebaikan. Tuhan menderita demi kebaikan kita semua.
Semoga kita senantiasa dihibur oleh kisah ini, ketika
kita mengalami penderitaan dan kesusahan di dalam
hidup kita. Tuhan memberkati.

14. HENING SEJENAK
15. SYAHADAT

P : Marilah menanggapi Sabda Tuhan dan
mengungkapkan iman kepercayaan kita kepada
Tuhan dengan mengucapkan Syahadat. Aku
percaya akan Allah, Bapa yang mahakuasa…..

16. DOA UMAT

P : Bersama Yesus yang taat sampai wafat, kita
menghadap Bapa dengan memanjatkan
permohonan kita.
P : Bagi Gereja yang menderita. Semoga Gereja yang
sedang mengalami penderitaan diteguhkan dan
tetap yakin bahwa sesudah cobaan akan datang
pembebasan. Marilah kita mohon….
P : Bagi para pemimpin masyarakat. Semoga para
pemimpin masyarakat tetap tabah dan teguh
mengupayakan kesejahteraan umum dan
kerukunan di tengah masyarakat. Marilah kita
mohon….
P : Bagi saudara-saudari yang menderita. Semoga
semua orang yang menderita mampu
mempersatukan penderitaan dan kemalangan
mereka dengan penderitaan Kristus demi
keselamatan umat manusia. Marilah kita mohon….
P : Bagi kita semua yang hadir di sini. Semoga kita
semua senantiasa tabah dan saling menolong
untuk memikul salib hidup kita setiap hari. Marilah
kita mohon….
P : Kita hening sejenak untuk menyerahkan doa dan
permohonan pribadi kita masing-masing.
[hening sejenak lalu lanjut].
P : Demikianlah ya Bapa, doa-doa permohonan yang
kami sampaikan ke hadirat-Mu. Kabulkanlah demi
jasa Yesus Kristus, Tuhan dan pengantara kami.
U : Amin
[Dalam perayaan bersama, ada kolekte. Kolekte ini
dikumpulkan usai doa umat dan dihantar ke depan altar.
Namun, dalam situasi wabah virus corona, kebijakan kolekte
diatur oleh masing-masing Keuskupan].

17. DOA PUJIAN

P : Saudara-saudari terkasih, sungguh besar kasih
Allah akan dunia ini. Ia telah mengaruniakan PutraNya yang Tunggal untuk menyelamatkan manusia,
agar setiap orang yang percaya kepada-Nya,
memperoleh keselamatan. Maka marilah kita
berseru:
Sungguh besar kasih-Mu, Tuhan.
U : Sungguh besar kasih-Mu, Tuhan.
P : Kami memuji Engkau, ya Bapa, sebab Engkau
mengutus Putra-Mu untuk menyelamatkan kami. Ia
telah menghampakan Diri dan mengambil rupa
seorang hamba, dan menjadi sama dengan
manusia, kecuali dalam hal dosa. Maka kami
berseru:
U : Sungguh besar kasih-Mu, Tuhan.
P : Ia telah merendahkan Diri dan taat sampai mati,
bahkan sampai mati di salib. Maka kami berseru:
U : Sungguh besar kasih-Mu, Tuhan.
P : Ya Bapa, Putra-Mu telah menderita bagi kami dan
telah meninggalkan teladan bagi kami, supaya kami
pun mengikuti jejak-Nya, yakni berani menderita
demi kemuliaan nama-Mu dan demi kebahagiaan
sesama. Maka kami berseru:
U : Sungguh besar kasih-Mu, Tuhan.
P : Dengan demikian, ya Bapa, Engkau mempersiapkan kami, agar kami dapat merayakan Paskah
dengan pantas, dan merasakan kegembiraan
Kebangkitan Putra-Mu terkasih. Maka kami
berseru:
U : Sungguh besar kasih-Mu, Tuhan.
P : Maka ya Bapa, dengan gembira hati, bersama
seluruh umat beriman, dalam kesatuan dengan
Bapa Suci Fransiskus, Bapa Uskup….. dan Pastor
Paroki......., kami melambungkan madah pujian
bagi-Mu dengan berseru:
[menyanyikan satu lagu bertemakan Puji Syukur yang
sesuai]
Menyusul Ritus Komuni. Dalam Ibadah Sabda terdapat dua
kemungkinan, yaitu (1) menyambut komuni (lihat cara A), (2)
tidak menyambut komuni, tetapi umat diajak menghayati
komuni batin/rindu (lihat cara B).

18A. Cara A: DENGAN KOMUNI

Sesudah Doa Pujian, Pemimpin menuju ke altar untuk
mempersiapkan komuni. Ia membentangkan kain korporale di
atas altar dan kemudian mengambil Sakramen Mahakudus dari
tabernakel dan diletakkan di atas kain korporale. Sesudah
mempersiapkan segala yang perlu untuk Komuni Kudus, para
pemandu/pengantar bersama para pelayan dan umat beriman
berlutut menyembah dalam keheningan sesaat. Sesudah itu
Pemimpin mengajak umat untuk menyanyikan lagu Bapa Kami
sambil berdiri.
P : Saudara-saudari, meskipun kita tidak merayakan
Ekaristi, pada perayaan ini kita memperoleh
kesempatan menyambut Komuni Kudus, maka
dalam persatuan dengan saudara-saudari se-paroki
yang merayakan Ekaristi, marilah kita menyiapkan
hati di hadirat Tuhan. [Hening sejenak]

19A. BAPA KAMI Berdiri

P : Atas petunjuk Penyelamat kita dan menurut ajaran
Ilahi, maka beranilah kita berdoa.
U : Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah namaMu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di
atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki
pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti
kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami;
dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan,
tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.
Sesudah doa Bapa Kami, dapat juga diadakan Salam damai.

20A. SALAM DAMAI DAN KOMUNI

Bila ada Salam Damai, Pemimpin mengajak Umat, misalnya
sebagai berikut:
P : Marilah kita saling memberikan salam damai.
Umat memberikan salam damai kepada saudara-saudari
yang berada paling dekat. Sesudah Salam Damai, Pemimpin
berlutut menghormati Sakramen Mahakudus, lalu
menghunjukkan hosti kudus kepada umat, sambil berkata:
P : Inilah Anak Domba Allah yang menghapus dosa
dunia.
Hosti dan sibori ditunjukkan kepada umat:
Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuanNya.
Pemimpin dan Umat berdoa bersama-sama.
U : Ya Tuhan saya tidak pantas, Engkau datang pada
saya, tetapi bersabdalah saja, maka saya akan
sembuh.
Dengan khidmat, Pemimpin menyambut Tubuh Tuhan
terlebih dulu. Sesudah itu, ia melayani umat yang
menyambut komuni, seraya setiap kali berkata:
P : Tubuh Kristus.
U : Amin.
Penyambutan komuni diiringi dengan nyanyian komuni.
----------------------------------------------------------------------------------------------
18B. Cara B. TANPA KOMUNI

P : Pada perayaan ini kita tidak menyambut Komuni
kudus. Meskipun demikian, marilah kita menghayati
kehadiran Tuhan yang kita rindukan di dalam hati
kita masing-masing.

19B. BAPA KAMI Berdiri
P : Saudara-saudari terkasih, kita telah dipersatukan
oleh iman yang sama. Maka sebagai Putra-Putri
Bapa yang satu dan sama, marilah kita berdoa
sebagaimana yang diajarkan oleh Putra-Nya sendiri.
U : Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah namaMu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di
atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki
pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti
kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami;
dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan,
tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.
Dapat dilaksanakan Salam Damai.
P : Marilah kita saling memberikan salam damai.
Umat memberikan salam damai kepada saudara-saudari
yang berada paling dekat saja.

20B. DOA KOMUNI BATIN Berlutut/berdiri
Pemimpin mengajak semua yang hadir untuk melaksanakan
Komuni Batin dengan rumusan ajakan sebagai berikut:
P : Kini, mari kita siapkan hati kita untuk menyambut
kedatangan Tuhan di dalam hati kita.
P : Yesus bersabda, “Kamu memang sudah bersih
karena Firman yang telah Kukatakan kepadamu.
Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu.
Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari
dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok
anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau
kamu tidak tinggal di dalam Aku.” (Yoh. 15:3-4).
[hening sejenak]
P : Yesusku, aku percaya, Engkau sungguh hadir dalam
Sakramen Mahakudus. Aku mengasihi-Mu lebih dari
segalanya, dan aku merindukan kehadiran-Mu
dalam seluruh jiwaku. Karena sekarang aku tak
dapat menyambut-Mu dalam Sakramen Ekaristi,
datanglah sekurang-kurangnya secara rohani ke
dalam hatiku, meskipun Engkau selalu telah
datang. Aku memeluk-Mu dan mempersatukan
diriku sepenuhnya kepada-Mu, jangan biarkan aku
terpisah daripada-Mu. Amin. [hening sejenak]
P : Dalam keheningan, marilah kita masing-masing
menyatukan diri dengan Tuhan yang hadir saat ini di
sini bersama kita.
Berbicaralah dengan Dia dari hati ke hati dengan
mengatakan:
P : Yesus, datanglah, dan tinggallah dalam hatiku.
Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu.
U : Yesus, datanglah, dan tinggallah dalam hatiku.
Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu.
▪ Seruan di atas diulangi oleh Pemimpin dan
diikuti oleh yang hadir sebanyak tiga kali.
▪ Lalu diberi saat hening secukupnya.
▪ Sesudah Komuni Batin, dapat dinyanyikan
satu lagu Prapaskah.

21. AMANAT PENGUTUSAN
P : Saudara-saudari terkasih, Yesus pernah bersabda:
“Berbahagialah orang yang dianiaya demi kebenaran
karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.
Berbahagialah kamu, jika demi Aku kamu dicela dan
dianiaya, dan jika kepadamu difitnahkan segala yang
jahat. Bersukacitalah dan bergembiralah, sebab
besarlah ganjaranmu di surga”.
Yesus sendiri telah memberi teladan bagi kita semua
dengan rela menderita sengsara demi kebenaran. Ia
dicela, dianiaya, dan difitnahkan segala kejahatan
demi ketaatan-Nya kepada kehendak Bapa. Sebagai
murid-murid-Nya, kita pun sepantasnya meneladan
Dia. Marilah kita senantiasa mohon kekuatan Allah
agar tabah dan setia menghadapi berbagai
tantangan hidup.

22. DOA PENUTUP
P : Marilah kita berdoa,
Ya Tuhan, kami yang telah dipuaskan oleh anugerah
suci ini bersujud memohon kepada-Mu: Semoga
sebagaimana berkat kematian Putra-Mu Engkau
membantu kami mengharapkan apa yang kami
imani, demikianlah pula berkat kebangkitan-Nya
Engkau membantu kami mencapai apa yang kami
tuju. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
U : Amin

23. MOHON BERKAT TUHAN
P : Sebelum mengakhiri perayaan ini marilah kita
menundukkan kepala, memohon berkat Tuhan.
[hening sejenak]
P : Semoga Tuhan memberkati kita, melindungi kita
terhadap dosa dan menghantar kita ke hidup yang
kekal. [sambil membuat Tanda Salib pada diri sendiri]

DALAM NAMA BAPA, DAN PUTRA, DAN ROH KUDUS.
U : Amin.
P : Perayaan Sabda kita ini sudah selesai.
U : Syukur kepada Allah.
24. PENGUTUSAN
P : Marilah pergi, kita diutus.
U : Amin.
25. LAGU PENUTUP

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News