TRIBUNFLORES.COM, KUPANG- Masalah sampah masih menjadi salah satu isu lingkungan yang krusial di seluruh kota.
Sebaliknya, Komunitas Toyota Kijang Owner (Tokijo) di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur melihat sampah sebagai potensi sumber daya yang menjanjikan.
Praktik pengelolaan sampah yang ramah lingkungan belum diterapkan dengan baik di Kota Kupang. Hal ini kekurangan sumber daya manusia dan finansial untuk mengelola sampah.
Tantangan dalam mengelola sampah yang efisien masih terkendala dengan infrastruktur pengolah sampah terjadi di Kota Kupang.
Baca juga: Ratusan Kendaraan Listrik untuk Pengawalan KTT ASEAN Summit 2023 Tiba di Labuan Bajo Manggarai Barat
Namun, pemanfaatan potensi ini masih terbatas dan sering kali diabaikan oleh sebagian masyarakat di Kota Kupang. Tak heran sebagian besar masyrakata masih ada yang membuang di daerah terbuka, sungai bahkan di laut.
Bagi Komunitas Tokijo, sampah adalah salah satu sumber daya yang bisa didaur ulang atau dimanfaatkan untuk menghasilkan energi terbarukan.
Tokijo melihat peluang ini dengan menggandeng Institut Teknologi Alberth Foenay (ITAF) untuk menciptkan mesin yang mengelolah sampah lebih efisen.
Oleh karena itu Tokijo mendukung gerakan Kota Kupang Bebas Sampah dan membangun gerakan bersama pemerintah, tokoh masyarakat dan pecinta lingkungan.
Melalui ruang diskusi yang dilangsungkan di Kolam Pemancingan Karya Agri Kelurahan Batuplat, Kota Kupang pada hari Sabtu 15 April 2023.
Baca juga: Guru SD di Ende Cabuli 7 Siswinya, Orangtua Korban: Saya Tambah Susah, Kami Orang Lemah
Diskusi ini dihadiri Penjabat Wali Kota Kupang Bapak George Melkianus Hadjoh, Rektor ITAF, Yufitriani F. Littik, beberapa pejabat Pemerintah Kota Kupang dan Rony Nalle, pegiat lingkungan dan pemilik kolam pemancingan Karya Agri Kelurahan Batuplat.
Peter de Fretes, Bendahara Umum Tokijo dalam diskusi ini memaparkan program “Kota Kupang Bebas Sampah”. Menjelaskan langkah-langkah strategis dalam menghadapi permasalahan sampah di Kota Kupang.
Dia mengatakan, cara mengurangi jumlah sampah yang dikirim ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dengan memproses sampah hanya sampai pada tingkat kelurahan saja.
“kegiatan penanganan sampah yang menjadi program kami adalah pemilahan sampah, pengumpulan sampah di tempat penampungan kelurahan, pengolahan sampah dalam bentuk mengubah karakteristik sampah dan pemrosesan akhir sampah yang tidak bisa diolah dengan cara pembakaran (incinerator) yang efisien dan ramah lingkungan” tambah Peter.
Pada kesempatan yang sama, Yufitriani F. Littik, Rektor ITAF, menyampaikan kesiapan ITAF dalam pembuatan teknologi pembakaran (incinerator) sampah yang tidak bisa diolah.
ITAF menyiapakan desain teknologi dengan harga yang efisien dan produk yang dihasilkan lebih ramah lingkungan.
“Kami telah menyiapkan desain tekonologi incinerator yang merupakan produk local dengan harga yang sangat efisien. Ramah lingkungan dan tidak menggunakan tenaga listrik melainkan dari bahan bakar minyak tanah yang sangat mudah didapatkan di Kota Kupang ” ujar Ibu Yufi.
Sementara itu, George Melkianus Hadjoh Penjabat Wali Kota Kupang menyampaikan apresiasi dan mendukung program yang dipaparkan oleh komunitas Tokijo terkait pengolahan masalah sampah di Kota Kupang.
“Pemerintah Kota Kupang sangat mendukung program ini dan saya sangat berharap untuk segera uji coba alat ini dan lakukan sosialisasi diseluruh kelurahan yang ada di Kota Kupang” pungkas George.
Berita TribunFlores.Com lainnya di Google News