TRIBUNFLORES.COM, KUPANG - Koordinator Prodi Administrasi Bisnis Undana Kupang, Ricky Ekaputra Foeh, MM mengatakan Sepeda Bambu pada awal mulanya dipamerkan pada tanggal 26 april pada tahun 1894 dan pertama kali dipatenkan oleh Oberg dan Andrew Gustafson pada tahun 1896.
Ricky mengungkapkan sebenarnya sepeda bambu ini sudah ada sejak lama hanya saja semakin hilang ditelan zaman karena banyak produsen sepeda lebih memilih bahan/material lain untuk pembuatan sepedanya.
Hal ini yang coba diangkat Kembali dalam KTT ASEAN 2023 ini untuk Cinderamata bagi seluruh delegasi KTT ASEAN 2023, dalam pembuatannya bahan baku bambunya berasal dari Tujuh kabupaten di NTT yakni Manggarai, Nagekeo, Manggarai Barat, Ngada, Ende, Sikka dan Manggarai timur.
"Sepeda Bambu ini sangat unik dan memiliki Kekhasan tersendiri karena produk sepeda yang berbahan baku Bambu sangat banyak di Jumpai di negara-negara ASEAN,"ujar Ricky saat dijumpai Selasa 9 Mei 2023.
Baca juga: Ngada Suplai Bahan Baku Sepeda Bambu Cinderamata Kepala Negara Peserta KTT ASEAN 2023 di Labuan Bajo
Agar produk Sepeda Bambu ini dapat menembus Pasar Internasional maka Pengrajin harus mampu menciptakan Produk berkualitas dengan Standar Internasional dan melakukan Promosi secara masif.
Pemerintah Daerah harus memfasilitasi secara berkelanjutan dan melakukan pendampingan terhadap pilot project di Labuan Bajo untuk membuat tempat produksi sepeda bambu di Labuan Bajo.
Negara kita Indonesia merupakan negara tropis yang iklimnya cocok untuk pertumbuhan tanaman bambu.
Secara perekonomian juga dengan diproduksinya sepeda bambu akan menambah nilai ekonomi bagi petani bambu dan khususnya produsen sepeda bambu mengingat satu frame yang hanya terdiri dari beberapa bilah bambu saja dapat dijual jutaan rupiah.
Saat ini sudah banyak produsen sepeda bambu yang ada di Indonesia, beberapa diantaranya yang sudah banyak dikenal bahkan sudah merambah penjualannya ke luar negeri diantaranya Sepeda Bambu Jatnika, Sepeda Bambu Spedagi, Sepeda Bambu Haur Bike Neglasari dan Sepeda Bambu Chamim Marka.
Untuk jenis sepeda yang mereka buat pun macam-macam mulai dari sepeda Fixie, Road Bike, MTB bahkan juga Minivelo.
Tidak tanggung, penjualan sepeda bambu produsen dalam negeri ini sudah merambah dunia Internasional seperti Jerman, Belgia, Austria, dan Prancis, Singapura, Australia, Jepang dan negara-negara lainnya.
Bahkan untuk Sepeda Bambu Spedagi karya Singgih Kartono dari Temanggung berhasil mendapat beberapa penghargaan dari Good Design Award 2008 di Jepang , Brit Insurance Design of the Year 2009 dan Bronze Award at DFA Design for Asia Awards 2017. (*).
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News