Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Albert Aquinaldo
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Anggota DPRD Kabupaten Sikka dari Fraksi PKB, Simon Subandi yang juga merupakan anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD Kabupaten Sikka, menyebutkan, anggaran pengadaan vaksin rabies seharusnya ada di Rencana Kerja (Renja) Dinas Pertanian tahun anggaran 2022.
"Itu kalau dianggap penting, artinya Bupati bersama jajaran harus memprioritaskan anggaran ini. Jadi didalam Renjanya mereka ini apakah masuk ke Bapelitbang dan diakomodir atau tidak, tapi kami tidak pernah melihat di pembahasan perubahan anggaran tahun 2022 baik di komisi maupun di Banggar itu tidak ada," ungkap politisi PKB Sikka ini.
Lebih lanjut Simon Subandi menyebutkan, pada saat pembahasan perubahan anggaran tahun 2022, dirinya meminta Dinas Pertanian Kabupaten Sikka untuk membuat kajian pengadaan vaksin rabies.
Baca juga: Tangani Kasus Rabies, Pemda Sikka akan Pakai Dana BTT hingga Rencana Eliminasi Anjing
"Dan itupun tidak diakomodir di Bapelitbang, lalu kami mau bahas apa?" tanya Simon Subandi.
Pada saat pembahasan perubahan anggaran, lanjut dia, Pemerintah Kabupaten Sikka tidak ngotot untuk pengadaan vaksin rabies.
"Saran saya, inikan kejadian luar biasa, seharusnya diambil tindakan melalui dana tanggap darurat kan bisa, pos pengadaan vaksin rabies, itu untuk jangka pendek, tapi untuk jangka panjang, tahun ini pemerintah harus menganggarkan vaksin rabies," lanjut dia.
DPRD Tidak Utamakan Pokir
Dia juga menyebutkan, tidak benar apabila Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo menyebut anggota DPRD Kabupaten Sikka lebih mementingkan dana Pokok Pikiran (Pokir). Karena menurut dia, APBD merupakan kewenangan Bupati Sikka.
"Dia (red: Bupati Sikka) kan penentu arah kebijakan, kalau rabies tidak dianggap prioritas, ya seperti ini," tegas Simon Subandi.
Sebelumnya, Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo usai memimpin rakor pengendalian rabies di lantai 3 Kantor Bupati Sikka, Selasa, 9 Mei 2023 lalu menyebutkan, anggaran pembelian vaksin rabies tidak disetujui DPRD Sikka, karena lebih mengutamakan pokir.
Padahal terkait penggadaan vaksin tersebut, sudah diusulkan pemerintah namun tidak disetuji DPRD Kabupaten Sikka.
Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo juga menambahkan, berdasarkan laporan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sikka, dalam pembahasan di komisi II DPRD Sikka, sudah disampaikan berulang-ulang kepada DPRD Sikka untuk pengadaan vaksin rabies namun anggaran itu dialihkan untuk pokir-pokir yang lain.
Baca juga: Bocah Korban Gigitan Anjing Rabies di Sikka Sempat 2 Kali Diberi VAR, dr. Clara: Tetap Waspada
Kondisi Fiskal Kabupaten Sikka Terbatas
Kepala Bapelitbang Kabupaten Sikka, Margaretha Movaldes Da Maga Bapa menjelaskan, kondisi sejak tahun 2019 hingga tahun 2022, pasca merebaknya Covid-19, kondisi alokasi fiskal Kabupaten Sikka sangat terbatas.
"Kitakan banyak bergantung dari dana transfer, sehingga pembagian pagu untuk perangkat daerah, itupun juga sangat minim sekali, nanti dari pagu itu, perangkat daerah akan melihat mana prioritas, yang memang sangat urgen sekali untuk bisa dibiayai untuk bisa dibiayai dari anggaran yang sedikit itu, bukan hanya di Dinas Pertanian, semua perangkat daerah itu mengalami hal yang sama, jadi paling hanya untuk membiayai operasional dengan kegiatan-kegiatan prioritas," jelas dia.
Namun, Margaretha Movaldes Da Maga Bapa menyebutkan dirinya harus memastikan terlebih dahulu apakah dianggarkan dan hanya sedikit atau tidak ada sama sekali untuk pengadaan vaksin rabies oleh Dinas Pertanian Kabupaten Sikka.
"Karena kalau biasanya untuk kondisi-kondisi urgen itu, harusnya dialokasikan meskipun sedikit, tapi saya harus cek dulu apakah ada tetapi hanya sedikit atau memang tidak ada sama sekali," tandas dia.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, jumlah kasus gigitan anjing pada tahun 2021 berjumlah sekitar 894 gigitan.
Dari jumlah itu, 868 korban gigitan anjing mendapatkan suntikan Vaksin Anti Rabies (VAR) dan dari 7 sampel yang dikirim ke Balai Besar Veteriner Denpasar, terdapat 1 sampel yang dinyatakan positif rabies.
Pada tahun 2022, jumlah kasus gigitan anjing berjumlah sekitar 1198 gigitan. Dari jumlah itu, 1169 korban gigitan anjing mendapatkan suntikan Vaksin Anti Rabies (VAR) dan dari 35 sampel yang dikirim ke Balai Besar Veteriner Denpasar, terdapat 6 sampel yang dinyatakan positif rabies.
Sedangkan pada tahun 2023, jumlah kasus gigitan anjing yang dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka periode Januari hingga Maret 2023 berjumlah sekitar 286 gigitan. Dari jumlah itu, 281 korban gigitan anjing mendapatkan suntikan Vaksin Anti Rabies (VAR) dan dari 10 sampel yang dikirim ke Balai Besar Veteriner Denpasar, semuanya dinyatakan positif rabies.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News