Laporan Reporter TRIBUNFLORES. COM, Arnold Welianto
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE- Sekolah Dasar Inpres (SDI) Natarita di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur ini sangat tidak layak dan memprihatinkan.
Lokasinya terletak di Dusun Natarita, Desa Darat Gunung, Kecamatan Talibura, atau sekitar 45 kilometer dari Maumere, ibu kota Kabupaten Sikka.
Dari Pertigaan Natarleba Desa Darat Gunung harus menempuh perjalanan 5 kilo meter menuju sekolah dengan jalan yang rusak dan terjal.
SDI Natarita dibangun pada tahun 1984, Selama ini hanya mendapatkan bantuan dan Dana Alokasi Khusus (DAK) berupa buku bacaan dan bangunan gedung dari Pemerintah Kabupaten Sikka pada tahun 2007.
Baca juga: Siswa SD di Pedalaman Sikka NTT, Minta Presiden Jokowi Bangun Jalan dan Jembatan
Kepala SDI Natarita, Hipoletus Hypo menjelaskan, sekolah tersebut dibangun kerana pada waktu itu, salah satu siswa meninggal dunia dalam perjalanan pulang dari sekolah karena akses menuju terlalu jauh.
" Sekolah ini bangun karena dulu ada satu siswa meninggal dunia di jalan ketika pulang dari sekolah, dulu itu sekolahnya di Talibura, sekitar 8 kilo meter dari kampung Natarita," ujarnya saat dihubungi TribunFlores.com, Senin 22 Mei 2023.
Dikatakannya, Sejak saat itu pemerintah Kabupaten Sikka membangun sekolah tersebut dengan tujuan mempermudah akses siswa menuju sekolah.
Meski demikian, dari tahun 1984 hingga tahun 2007 sekolah tersebut hanya baru sekali mendapatkan bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) berupa buku bacaan dan bangunan gedung baru.
Menurutnya, Kondisi bangunan SDI Natarita tidak layak untuk digunakan kerena kondisi bangunan hampir semua ruangan sudah rusak dan nyaris ambruk.
"Sudah sangat tidak layak harus ada segera dilakukan perbaikan, Seng sudah bocor, balok sudah sudah rusak bahkan disetiap ruangan tidak ada jendela, " katanya
Tak ada plafon di seluruh ruangan, atap seng semua ruang juga terlihat sangat memprihatinkan. Hanya tinggal menunggu waktu untuk ambruk secara keseluruhan.
Akibatnya bangunan sekolah tersebut saat ini kondisinya sangat memprihatinkan dan dapat mengancam keselamatan 44 siswa di sekolah itu saat melaksanakan kegiatan belajar.
kondisi seperti itu tersebar di lima ruangan seperti kelas dua kelas tiga kelas empat, kelas lima, kelas enam, Kondisi terparah terjadi di ruang kelas empat, hingga kini terpaksa tidak lagi digunakan.
" Kalau hujan semua ruangan air masuk, kami bersama siswa harus slaber dulu setelah itu kami laksanakan KBM," ujarnya
Terhadap kondisi tersebut, Pihaknya bersama para guru sangat berharap, agar pemerintah kabupaten Sikka melakukan perbaikan ruang kelas agar siswa dapat belajar dengan aman dan nyaman.
Ia mengatakan, sekolahnya tersebut saat ini sangat membutuhkan bantuan dan renovasi berat dari pihak Dinas Pendidikan.
Pasalnya, mulai dari beberapa pintu, plafon, atap gedung dan jendela sudah dalam kondisi yang sangat memprihatinkan.
Berita TribunFlores.Com Lainnya di Google News