Injil Katolik Hari Ini

Bacaan Injil Katolik Hari Ini Senin 9 Oktober 2023 Lengkap Mazmur Tanggapan

Penulis: Gordy Donovan
Editor: Gordy Donovan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gereja Katedral Ruteng di Manggarai Flores. Mari simak Bacaan Injil Katolik hari ini Senin 9 Oktober 2023.Bacaan Injil Katolik hari ini lengkap mazmur tanggapan dan renungan harian katolik.

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak Bacaan Injil Katolik hari ini Senin 9 Oktober 2023.

Bacaan Injil Katolik hari ini lengkap mazmur tanggapan dan renungan harian katolik.

Kalender Liturgi 9 Oktober 2023 merupakan Hari Senin Pekan Biasa XXVII, Abraham, Bapa Bangsa, Santo Yohanes Leonardi, Pengaku Iman, Santo Louis Bertrand, Pengaku Iman, Santo Denis, Rustikus dan Eleutrius, Martir dengan Warna Liturgi Hijau.

Adapun Bacaan Liturgi Katolik Hari Senin 9 Oktober 2023 adalah sebagai berikut:

Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 9 Oktober 2023, Mengasihi dan Melayani

 

 

Bacaan Pertama : Yun. 1:1-17; 2:10

Datanglah firman TUHAN kepada Yunus bin Amitai, demikian: "Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, berserulah terhadap mereka, karena kejahatannya telah sampai kepada-Ku."

Tetapi Yunus bersiap untuk melarikan diri ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN; ia pergi ke Yafo dan mendapat di sana sebuah kapal, yang akan berangkat ke Tarsis. Ia membayar biaya perjalanannya, lalu naik kapal itu untuk berlayar bersama-sama dengan mereka ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN.

Tetapi TUHAN menurunkan angin ribut ke laut, lalu terjadilah badai besar, sehingga kapal itu hampir-hampir terpukul hancur.

Awak kapal menjadi takut, masing-masing berteriak-teriak kepada allahnya, dan mereka membuang ke dalam laut segala muatan kapal itu untuk meringankannya. Tetapi Yunus telah turun ke dalam ruang kapal yang paling bawah dan berbaring di situ, lalu tertidur dengan nyenyak.

Datanglah nakhoda mendapatkannya sambil berkata: "Bagaimana mungkin engkau tidur begitu nyenyak? Bangunlah, berserulah kepada Allahmu, barangkali Allah itu akan mengindahkan kita, sehingga kita tidak binasa."

Lalu berkatalah mereka satu sama lain: "Marilah kita buang undi, supaya kita mengetahui, karena siapa kita ditimpa oleh malapetaka ini." Mereka membuang undi dan Yunuslah yang kena undi.

Berkatalah mereka kepadanya: "Beritahukan kepada kami, karena siapa kita ditimpa oleh malapetaka ini. Apa pekerjaanmu dan dari mana engkau datang, apa negerimu dan dari bangsa manakah engkau?"

Sahutnya kepada mereka: "Aku seorang Ibrani; aku takut akan TUHAN, Allah yang empunya langit, yang telah menjadikan lautan dan daratan."

Orang-orang itu menjadi sangat takut, lalu berkata kepadanya: "Apa yang telah kauperbuat?" ?sebab orang-orang itu mengetahui, bahwa ia melarikan diri, jauh dari hadapan TUHAN. Hal itu telah diberitahukannya kepada mereka.

Bertanyalah mereka: "Akan kami apakan engkau, supaya laut menjadi reda dan tidak menyerang kami lagi, sebab laut semakin bergelora."

Sahutnya kepada mereka: "Angkatlah aku, campakkanlah aku ke dalam laut, maka laut akan menjadi reda dan tidak menyerang kamu lagi. Sebab aku tahu, bahwa karena akulah badai besar ini menyerang kamu."

Lalu berdayunglah orang-orang itu dengan sekuat tenaga untuk membawa kapal itu kembali ke darat, tetapi mereka tidak sanggup, sebab laut semakin bergelora menyerang mereka.

Lalu berserulah mereka kepada TUHAN, katanya: "Ya TUHAN, janganlah kiranya Engkau biarkan kami binasa karena nyawa orang ini dan janganlah Engkau tanggungkan kepada kami darah orang yang tidak bersalah, sebab Engkau, TUHAN, telah berbuat seperti yang Kaukehendaki."

Kemudian mereka mengangkat Yunus, lalu mencampakkannya ke dalam laut, dan laut berhenti mengamuk. Orang-orang itu menjadi sangat takut kepada TUHAN, lalu mempersembahkan korban sembelihan bagi TUHAN serta mengikrarkan nazar.

Maka atas penentuan TUHAN datanglah seekor ikan besar yang menelan Yunus; dan Yunus tinggal di dalam perut ikan itu tiga hari tiga malam lamanya. Lalu berfirmanlah TUHAN kepada ikan itu, dan ikan itupun memuntahkan Yunus ke darat.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan : Yun. 2:2-4,7

katanya: "Dalam kesusahanku aku berseru kepada TUHAN, dan Ia menjawab aku, dari tengah-tengah dunia orang mati aku berteriak, dan Kaudengarkan suaraku.

Telah Kaulemparkan aku ke tempat yang dalam, ke pusat lautan, lalu aku terangkum oleh arus air; segala gelora dan gelombang-Mu melingkupi aku.

Dan aku berkata: telah terusir aku dari hadapan mata-Mu. Mungkinkah aku memandang lagi bait-Mu yang kudus?

Ketika jiwaku letih lesu di dalam aku, teringatlah aku kepada TUHAN, dan sampailah doaku kepada-Mu, ke dalam bait-Mu yang kudus.


Bait Pengantar Injil : Yohanes 13:34
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.

Perintah baru Kuberikan kepadamu, sabda Tuhan; yaitu supaya kamu saling mengasihi, sama seperti Aku telah mengasihi kamu.

Bacaan Injil : Lukas 10:25-37

Siapakah sesamaku?

Pada suatu ketika, seorang ahli kitab berdiri hendak mencobai Yesus, "Guru, apakah yang harus kulakukan untuk memperoleh hidup yang kekal?" Jawab Yesus kepadanya, "Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?"

Jawab orang itu, "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hati dan dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu. Dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."

Kata Yesus kepadanya, "Benar jawabmu itu. Perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup." Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata lagi, "Dan siapakah sesamaku manusia?" Jawab Yesus, "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho.

Ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi juga memukulnya, dan sesudah itu meninggalkannya setengah mati. Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu. Ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan.

Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu. Ketika melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan. Lalu datanglah ke tempat itu seorang Samaria yang sedang dalam perjalanan.

Ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasih. Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah menyiraminya dengan minyak dan anggur.

Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya. Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya, 'Rawatlah dia, dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya waktu aku kembali.'

Menurut pendapatmu siapakah di antara ketiga orang ini adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?" Jawab orang itu, "Orang yang telah menunjukkan belas kasih kepadanya." Yesus berkata kepadanya, "Pergilah, dan lakukanlah demikian!"

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Katolik

Saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus, Pada Renungan Harian Senin 9 Oktober 2023 dalam Bacaan Injil hari ini Lukas 10:25-37, Siapakah sesamaku?

Manusia yang mempunyai daya kemampuan berimaginasi dan berpikir, hampir pasti bertanya atau memikirkan tentang bagaimana hidup setelah kematian itu.

Ada keselamatan dalam kehidupan sekarang, lalu apakah ada atau bagaimana bentuk keselamatan setelah hidup di dunia ini.

Ini merupakan pertanyaan kegelisahan yang dialami oleh setiap pribadi sepanjang masa. Ini menjadi pertanyaan dan pergulatan setiap orang, apalagi bagi mereka yang mempunyai pengetahuan lebih berkaitan tengan kitab suci misalnya.


Seperti ahli taurat yang bertanya soal hidup kekal kepada Yesus. Pertanyaan tentang hidup kekal berarti pertanyaan yang perkaranya merupakan masa depan, hal yang akan datang.

Pertanyaan akan apa yang akan datang itu dijawab oleh Yesus dengan apa yang terjadi saat ini. Yesus mendasari jawaban-Nya pada apa yang dipelajari oleh ahli taurat itu. Apa yang dipelahari ahli taurat itulah yang menjadi jawabannya.

Namun sayang bahwa ahli taurat itu baru sampai pada tataran pengetahuan. Ia mengetahui detail apa yang harusnya dibuat untuk memperoleh hidup kekal. Ia mengetahui persis apa yang diajarkan dalam taurat.

Hanya masalahnya adalah bahwa hidup kekal bukan pertama-tama soal pengetahuan. Usaha mempoleh hidup kekal bukan perkara nanti-nanti, atau yang akan datang. Kehidupan kekal itu ditentukan oleh apa yang kita lakukan saat ini, bukan apa yang kita ketahui.

Kekurangsempurnaan ahli taurat itu terletak pada dirinya yang baru pada tataran konseptual. Ia belum bisa mengerti sepenuhnya tentang mengasihi sesama karena ia baru pada tahap potensi, belum aksi nyata yang ia buat.

Penting memikirkan bagaimana nanti hidup kekal. Namun dari apa yang kita dengar hari ini, sebenarnya jauh lebih penting bagaimana kita hidup saat ini. Hidup kekal bukan perkara nanti, namun saat ini.

Lebih penting dan berguna memikirkan bagaimana kita hidup dari pada bergulat tentang bagaimana kita mati. Hidup inilah yang menjadi medan real perjuangan kita. Maka fokus kita adalah memberikan daya hidup, bukan memberikan daya kematian.

Daya hidup yang luar biasa adalah daya kerahiman. Daya kerahiman yang menghidupkan itu selalu kita terima secara cuma-cuma dari Allah. Kerahiman Allah itu yang kita mengerti dengan Allah yang berbelas kasih.

Belaskasih yang sama dengan apa yang kita terima dari Allah itu hendak kita bagikan pada orang lain.

Belas kasih selalu bermula dari ketergerakan hati dan berakhir dengan hati yang beraksi. Dalam kisah ini yang menentukan akhir cerita adalah soal ketergerakan hati. Jika orang samaria itu hatinya tidak tergerak, maka akhir kisah akan sama saja dengan dua tokoh sebelumnya.

Namun tindakan yang tidak kelihatan itu menentukan jalannya kisah dan bagaimana akhirnya. Orang samaria itu dilabeli sebagai ‘yang murah hati’.

Sering kali ada ungkapan ‘murah hati’ namun tidak ‘murahan’. Kiranya sikap murah hati mau tidak mau harus berani dan siap dianggap sebagai tindakan ‘murahan’. Bagi kedua tokoh sebelumnya, tindakan orang samaria itu adalah tindakan murahan.

Berani bertindak murah hati berarti harus siap untuk meluangkan waktu lebih banyak, mengalahkan kesenangan sendiri, dan bahkan siap berkurban harta benda.

Satu-satunya pembeda yang jelas berkaitan dengan murah hati dan murahan adalah apakah tindakan itu disertai hati atau tidak. Tindakan sehebat apapun jika tidak disertai dengan ketergarakan hati merupakan tidakan murahan.

Namun tindakan semurah apapun jika disertai dengan hati yang tergerak menjadi tindakan murah hati. Sumber dari ketergerakan hati itu adalah Tuhan sendiri.

Doa Penutup

Ya Allah, Engkau telah menanamkan Sabda-Mu di dalam hati kami dan melalui Yesus Kristus, Putra-Mu, Engkau telah memberi kami teladan bagaimana melaksanakan Sabda-Mu itu.

Kami mohon, doronglah kami menunjukkan belas kasih kepada sesama kami, sebagaimana Putra-Mu telah melakukannya.

Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Engkau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin. (Sumber The Katolik.com).

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News