Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
TRIBUNFLORES.COM, KUPANG - Penjabat Gubernur NTT, Ayodhia Kalake curhat ke Menteri Perhubungan (Menhub) RI Budi Karya Sumadi ihwal mahalnya tiket pesawat di NTT.
Ayodhia Kalake mengeluh soal melambungnya biaya penerbangan di wilayah NTT belakangan ini.
Persolan itu dikatakan Ayodhia Kalake dihadapan Budi Sumadi saat memberi sambutan di acara Perayaan Puncak Hari Maritim Nasional (HMN) ke-59 Tahun 2023, Kamis 12 Oktober 2023.
HMN itu diselenggarakan di Markas Komando Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Mako Lantamal) VII Kupang, Kamis siang di hadiri langsung oleh Panglima TNI Laksamana Yudo Margono.
Baca juga: Dokter Ungkap Kondisi Korban Penembakan yang Diduga oleh Oknum Polisi di Sikka
"Kenaikan harga tiket pesawat yang sangat tinggi di NTT yang turut menyumbang inflasi. Mohon dukungan dan perhatiannya pak," kata dia sebelum mengakhiri sambutannya.
Sontak, pernyataan Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi itu disambut tepuk tangan para tamu undangan yang didominasi pimpinan Forkompinda NTT maupun masyarakat.
Sebelumnya, Penjabat Gubernur NTT, Ayodhia Kalake mengaku akan memanggil maskapai penerbangan yang melayani wilayah NTT.
Pemanggilan para maskapai ini terkait dengan mahalnya harga tiket pesawat baik itu untuk penerbangan intra NTT maupun keluar NTT.
"Itu juga akan kami panggil maskapai," sebutnya, Jumat 6 Oktober 2023 di gedung DPRD NTT.
Kenaikan harga harga tiket pesawat sendiri sudah berlangsung sejak 2022. Untuk tiket pesawat misalnya Kupang - Labuan Bajo, 8 Oktober 2023, bisa mencapai Rp 2 juta.
Penerbangan dari Maumere tujuan Kupang pada tanggal yang sama pun lebih tinggi lagi, mencapai Rp 5,6 juta.
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi NTT, Isyak Nuka, menyinggung soal adanya monopoli maskapai pesawat di NTT oleh Lion Group.
Baca juga: MotoGP Mandalika 2023, Persiapan Kelistrikan 100 Persen, PLN Siap Berikan yang Terbaik
Monopoli ini yang menurutnya menjadi penyebab kenaikan harga tiket meski harga bahan bakar pesawat atau avtur sudah turun dan intensitas penerbangan mulai pulih sejak kasus Covid-19 mereda.
"Menurut saya penyebab mahalnya tiket di NTT karena dimonopoli oleh operator tertentu saja. Tidak ada operator udara lain sebagai kompetitor," kata dia.
Isyak juga membenarkan wewenang untuk menurunkan harga tiket pesawat adalah dari Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan RI.
"Peran dishub untuk menurunkan harga tiket tidak ada," kata dia beberapa waktu lalu.
DPRD juga meminta Ayodhia memperhitungkan kenaikan harga tiket pesawat karena mempengaruhi ekonomi NTT.
Sorotan ini disampaikan oleh hampir seluruh fraksi dalam pandangan umum yang disampaikan pada sidang 6 Oktober 2023.
Dewan meminta Pemerintah NTT terkhususnya Ayodhia untuk bernegosiasi dengan maskapai termasuk untuk mendapatkan solusi atas masalah tersebut. (fan)
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News