Festival Tedo Tembu Wesa Wela 2023

Festival Tedo Tembu Wesa Wela, Pesta Adat Sambut Musim Tanam di Desa Pemo Ende

Penulis: Cristin Adal
Editor: Cristin Adal
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

RITUAL ADAT - Para mosalaki Desa Pemo saat melaksanakan ritual adat So Bhako Au jelang Festival Tedo Tembu Wesa Wela di Desa Pemo, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende, Minggu 1 Oktober 2023.

TRIBUNFLORES.COM, ENDE- Masyarakat Desa Pemo sebagian besar adalah petani ladang. Desa yang berada di ketinggan 960 mdpl ini berada tak jauh dari Danau Tiga Warna Kelimutu.

Secara administartif Desa Pemo berada di Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Dekat dengan kawasan hutan dan memiliki sumber air yang melimpah.

Tak heran bila kawasan di Desa Pemo sangat cocok untuk pengembangan pertanian hortikultura dan tanaman hutan seperti kopi dan cengkeh.

Hasil alam yang masih mencukupi mereka adalah bentuk pemberian alam, sang pencipta dan leluhur. Bagi masyarakat Desa Pemo, alam, pencipta, leluhur merupakan komponen utama yang saling terkait dalam aspek kehidupan mereka. 

Hal ini yang membuat masyarakat Desa Pemo masih memegang kuat dan melaksanakan tradisi yang diwariskan leluhur mereka.  Ritul adat menyambut musim tanam salah satunya.

Baca juga: Menikmati Matahari Terbit dari Desa Pemo di Lereng Gunung Kelimutu

 

 

Untuk itu masyarakat adat Desa Pemo di lereng Gunung Kelimutu melakukan pesta adat yang bertajuk Festival Tedo Tembu Wesa Wela dimulai sejak 24 Oktober hingga 27 Oktober 2023 di Desa Pemo.

Sebelum dimulainya ritual Joka Ju pada 24 Otober 2023, ada ritus utama yang telah dilakukan oleh tua-tua adat yang disebut mosalaki pada 1 Oktober 2023 lalu. Ritus tersebut yaitu So Bhoka Au atau bakar tunas bambu untuk menentukan tanggal dimulainya pesta adat atau festival ini.

Ketua Panitia Festival Tedo Tembu Wesa Wela Desa Pemo, Ramlan, menjelaskan ritus Joka Ju memiliki tujuan yaitu untuk menolak bala, mengusir roh jahat yang merusak tanaman, menimbulkan wabah penyakit, mencegah segala bencana dan lainnya.

Sementara itu Tedo Tembu Wesa Wela memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu ditanam akan tumbuh, ditabur akan berbenih. Melalui pesta adat ini semua masyarkat adat mengucapkan syukur kepada pencipta, alam dan leluhur dalam ritual sebelum musim tanam datang.

"Sebelum musim tanam datang pada bulan November mendatang, masyarakat adat buat pesta adat ini, ada ritualnya hingga tarian adat,"jelas Ramlan.

Baca juga: Ritual Adat So Bhoka Au, Jelang Festival Tedo Tembu Wesa Wela 2023 di Ende

Kegiatan hari pertama dimulai dengan banyak ritual dimulai sejak pagi hari hingga malam hari yang akan berlangsung di rumah adat utama (pusu ate) Desa Pemo yang ada di tengah kampung.

"Masyarakat adat  akan mengantar persembahan berupa ayam, beras dan lainnya ke rumah adat dan pelataran rumah adat,"kata Ramlan.

Pada hari kedua hingga hari ketiga rangkai kegiatan akan diisi dengan tarian adat yaitu wanda pa'u dan gawi, kedua tarian ini melibatkan masyarakat adat hingga tamu yang hadir.

Sementara untuk hari ketiga dalam festival ini akan ada perlombaan seperti pertunjukan seni. Selain menikmati pertunjukan seni, pengunjung bisa berkunjung ke kelompok tenun atau trekking ke Danau Kelimutu, trekking ke air terjun dan agrowisatanya.

Kepala Desa Pemo, Saverinus Pemerada mengatakan, Festival Tedo Tembu Wesa Wela diselenggarakan oleh pemerintah desa untuk mendukung Desa Wisata Pemo sebagai desa penyanggah kawasan Taman Nasional Kelimutu.

Melalui festival ini masyarakat luas bisa mengetahui potensi Desa Pemo, mulai dari kekayaan budaya yaitu ritual adat, tenun dan tarian adat, kuliner, agrowisata dan wisata alam lainnya di Desa Pemo.

Selain itu, tentunya pesta adat menjelang musim tanam ini sudah berlangsung lama sejak nenek moyang mereka ada. Tetapi dalam balutan festival Tedo Tembu Wesa Wela  dapat mempromosikan Desa Wisata Pemo dan membantu mendongkrak ekonomi masyarkat desa.

Diketahui,Panorama alam Desa Pemo memiliki keunikannya sendiri, memiliki suhu udara yang dingin karena lokasinya dekat dengan kawasan hutan Gunung Kelimutu.

Desa penyanggah wisata Taman Nasional Kelimutu ini adalah tempat terbaik untuk menikmati sunrise atau matahari terbit.Untuk menikmati pesona matahari terbit ini, wisatawan bisa melalui jalur dari Kota Ende sekitar 60 kilometer atau 1 jam 45 menit menggunakan kendaraan.

Akses jalan menuju Desa Pemo cukup memacu adrenalin. Kondisi jalan rabat yang sedikit rusak tak mengurangi keindahan yang disuguhkan di Desa Pemo yang juga terkenal dengan tanaman hortikultura.

Lanskap matahari terbit di desa yang berada di ketinggian 960 mdpl ini sangatlah indah saat muncul di sisi timur perbukitan. Semburat warna yang kekuningan dan sedikit kemerahan melukis langit pagi di Desa Pemo.

Menyaksikan karya alam ini tepatnya pada pukul 04:40 Wita hingga pukul 05:00 Wita. Lengkungan langit pagi seperti kanvas yang disapu cahaya matahari pagi.

Keindahan ini dilengkapi dengan dinginya udara di Desa Pemo, suara-suara burung yang bersahutan dan kehangatan kopi asli Desa Pemo. Suasana alam ini bisa dinikmati dengan sempurna jika bermalam di Desa Pemo.

Berita TribunFlore.Com lainnya di Google News