Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Asti Dhema
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Data hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) periode Februari 2023 menunjukkan bahwa lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan masih menjadi sektor yang dominan dalam menyerap tenaga kerja di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
NTT memiliki jumlah angkatan kerja sebanyak 2,91 juta orang dan jumlah penduduk bekerja sebanyak 2,82 juta orang. Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan di NTT menyerap 51,45 persen dari jumlah penduduk bekerja yang ada atau sebanyak 1,45 juta orang.
Jumlah penduduk bekerja tersebut meningkat 0,14 juta orang dibandingkan jumlah pada periode Februari 2022 dan meningkat 2.09 persen poin dibandingkan jumlah penduduk bekerja di sektor pertanian pada periode Agustus 2022 yang sebanyak 1,44 juta orang.
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi NTT, Catur Ariyanto Widodo menerangkan, berdasarkan data ketenagakerjaan dari BPS menunjukkan bahwa dalam periode tahun 2020-2022, jumlah penduduk NTT yang bekerja pada sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan di wilayah perdesaan mencapai lebih dari 60 persen dengan kisaran jumlah penduduk bekerja di atas 1,3 juta orang.
Baca juga: Pilpres 2024, Politisi PDIP NTT Ajak Menangkan Ganjar-Mahfud, Emanuel Kolfridus: Segera Bergerak
Sedangkan untuk wilayah perkotaan, persentase jumlah penduduk yang bekerja di lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan berada di kisaran angka 12-15 persen dengan rata-rata jumlah penduduk bekerja sebanyak 88 ribu orang.
"Besarnya jumlah penduduk bekerja pada sektor pertanian di Provinsi NTT merupakan salah satu gambaran dari peran krusial lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan terhadap kondisi perekonomian di NTT yang selalu menjadi kontributor utama pertumbuhan ekonomi di setiap triwulan,"ungkap Catur pada Rabu, 18 Oktober 2023.
Sektor pertanian pada triwulan II-2023 tetap menjadi sektor unggulan pertumbuhan ekonomi di Provinsi NTT dengan lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yang menyumbang share tertinggi terhadap total nilai PDRB yaitu mencapai 30,22 persen (yoy) atau sebesar Rp9,75 triliun (ADHB) dan Rp5,42 triliun (ADHK). Pertumbuhan lapangan usaha pertanian pada triwulan II-2023 adalah sebesar 3,31 persen (yoy) sedikit dibawah angka pertumbuhan NTT yang sebesar 4,04 persen (yoy).
Secara definisi, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan mencakup semua kegiatan ekonomi atau lapangan usaha yang meliputi pertanian tanaman pangan, tanaman perkebunan, hortikultura, peternakan, pengambilan dan penanaman hasil hutan, penangkapan dan budidaya ikan atau biota air, serta mencakup jasa penunjang masing-masing kegiatan ekonomi tersebut.
Petani Belum Sejahtera
Walaupun sektor pertanian memiliki distribusi tertinggi dalam struktur PDRB NTT, capaian Nilai Tukar Petani (NTP) hingga triwulan II 2023 yang mencerminkan tingkat kesejahteraan petani di NTT masih di bawah ambang nilai 100 yang melanjukan tren yang sama di tahun 2022. Namun jika dilihat capatan nilai NTP berdasarkan subsektor, terdapat subsektor pertanian yang menunjukkan capaian diatas nilai 100 yaitu subsektor hortikultura, peternakan, dan pembudidayaan ikan.
Capaian positif subsektor pertanian tersebut menjadi salah satu pendukung kinerja pertumbuhan ekonomi pada sektor pertanian sehingga masih mampu mencatatkan pertumbuhan sebesar 3,46 persen (c-to-c) secara tahunan dan sebesar 7,78 persen (q-to-q) pada triwulan II-2023. Potensi yang dimiliki oleh subsektor pertanian hortikultura, peternakan, dan pembudidayaan ikan perlu untuk dikembangkan lebih lanjut agar dapat meningkatkan kesejahteraan profesi petani di NTT dimana untuk petani tanaman pangan masih sulit untuk berkembang. Diperlukan dukungan dari pemerintah daerah melalui dinas atau OPD terkait, baik itu dalam bentuk pelatihan, pendampingan, maupun kemudahan askes pembiayaan untuk pengembangan usaha. (dhe)
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News