Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paul Kabelen
TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA-Ribuan warga yang tinggal di sekitar kaki Gunung Lewotobi Laki-Laki dan Gunung Lewotobi Perempuan di Kabupaten Flores Timur, Pulau Flores, Provinsi NTT butuh masker pelindung hidung dari bahaya abu vulkanik.
Abu vulkanik masih membumbung tebal pasca erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki sebanyak dua kali pada Rabu, 27 Desember 2023 pukul 07.00 Wita.
Dua gunung kembar bermetafora pasangan 'Suami dan Istri' itu naik status bersamaan sejak tanggal 17 Desember 2023. Ada belasan ribu warga asal Kecamatan Wulanggitang dan Ilebura menetap di sekitar gunung kembar itu.
Sekretaris Camat (Sekcam) Wulanggitang, Karolus Kelemur, mengatakan warga diimbau selalu memakai masker saat beraktivitas di luar rumah. Ia mengaku pihaknya masih kekurangan masker untuk dibagikan ke warga.
Baca juga: Warga Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi Dapat Masker Gratis
"Kami sangat butuh untuk didistribusikan ke warga," katanya kepada wartawan
Menurut Karolus, sebanyak tiga desa terdampak parah abu vulkanik, diantaranya, Desa Klatanlo, desa Hokeng dan desa Boru.
"Kalau di Podor dan Nawakote tidak terlalu parah dampak abunya," ujarnya.
Dampak abu vulkanik juga mengancam tanaman perkebunan warga. Warga resah karena sayuran, jagung, dan padi yang baru ditanam sudah rusak terkena belerang.
BPBD Flores Timur saat ini sudah mendatangi sejumlah desa untuk membagikan masker gratis. Mereka baru tiba di Desa Boru, Kecamatan Wulanggitang.
Pelaksana Tugas Kalak BPBD Flores Timur, Abdur Razak Jakra, mengatakan pihaknya akan mendatangi Desa Hewa dan Pantai Oa karena dua desa di jalur selatan itu juga dilanda abu vulkanik.
"Kondisi obyektif yang kami temui, pergerakan abu vulkanik tergantung arah angin. Saat ini menyasar ke Desa Hewa dan Pantai Oa," katanya.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News