Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Harian Katolik Kamis 1 Februari 2024, Mengutus Mereka

Penulis: Gordy Donovan
Editor: Gordy Donovan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Br. Pio Hayon, SVD. Mari simak Renungan Harian Katolik Kamis 1 Februari 2024.Tema renungan harian katolik yaitu Mengutus Mereka.

Oleh: Br. Pio Hayon, SVD

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak Renungan Harian Katolik Kamis 1 Februari 2024.

Tema renungan harian katolik yaitu Mengutus Mereka.

Renungan harian katolik disusun oleh Br. Pio Hayon, SVD.

Kamis 1 Februari 2024 merupakan Hari Kamis Pekan Biasa IV, Peringatan Fakultatif Santa Brigita, Biarawati, Santo Severus, Uskup, dengan Warna Liturgi Hijau.

Baca juga: Bacaan Injil Katolik Hari Ini Kamis 1 Februari 2024 Hari Kamis Pekan Biasa IV

 

Adapun Bacaan Liturgi Katolik Hari Kamis 1 Februari 2024 adalah sebagai berikut:

Bacaan Pertama 1 Raja-Raja 2:1-4.10-12

"Aku akan mengakhiri perjalananku yang fana ini. Kuatkanlah hatimu, dan berlakulah kesatria."

Saat kematian Daud sudah mendekat. Pada suatu hari ia berpesan kepada Salomo, anaknya: “Aku ini akan mengakhiri perjalananku yang fana. Maka kuatkanlah hatimu dan berlakulah ksatria.

Lakukanlah kewajibanmu dengan setia terhadap Tuhan, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya, dan dengan tetap mengikuti segala ketetapan, perintah, peraturan dan ketentuan-Nya, seperti yang tertulis dalam hukum Musa.

Semoga dengan demikian engkau beruntung dalam segala yang kaulakukan dan dalam segala yang kautuju, dan semoga Tuhan menepati janji yang diucapkan-Nya tentang aku, yakni:

Jika anak-anakmu laki-laki tetap hidup di hadapan-Ku dengan setia, dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa, maka keturunanmu takkan terputus dari takhta kerajaan Israel .”

Kemudian Daud mendapat istirahat bersama-sama nenek moyangnya, dan ia dikuburkan di kota Daud. Jadi Daud memerintah orang Israel selama empat puluh tahun;

di Hebron ia memerintah tujuh tahun dan di Yerusalem tiga puluh tiga tahun. Kemudian Salomo duduk di atas takhta Daud, ayahnya dan menjadi kokohlah kerajaannya.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Baca juga: Doa untuk Orang Sakit, Doa Harian Katolik

Kidung Tanggapan 1Tawarikh 29:10.11ab.11d-12a.12bcd

Ref. Ya Tuhan, Engkau menguasai segala-galanya.

Terpujilah Engkau, ya Tuhan, Allahnya bapa kami Israel , dari sediakala sampai selama-lamanya.

Ya Tuhan, milik-Mulah kebesaran dan kejayaan, kehormatan, kemasyhuran dan keagungan, ya segala-galanya yang ada di langit dan di bumi.

Ya Tuhan, milik-Mulah kerajaan. Engkaulah yang tertinggi melebihi segala-galanya. Sebab kekayaan dan kemuliaan berasal dari pada-Mu.

Engkaulah yang berkuasa atas segala-galanya. Dalam tangan-Mulah kekuatan dan kejayaan, dalam tangan-Mulah kuasa untuk memperluas dan memperkokoh kerajaan.

Bait Pengantar Injil Alleluya

Ref. Alleluya

Ayat. Kerajaan Allah sudah dekat. Percayalah kepada Injil.

Bacaan Injil Markus 6:7-13

"Yesus mengutus murid-murid-Nya."

Sekali peristiwa, Yesus memanggil kedua belas murid itu dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat, dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan mereka,

kecuali tongkat, rotipun jangan, bekalpun jangan, uang dalam ikat pinggangpun jangan, boleh memakai alas kaki, tetapi jangan memakai dua baju.

Kata-Nya selanjutnya kepada mereka: "Kalau di suatu tempat kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari tempat itu.

Dan kalau ada suatu tempat yang tidak mau menerima kamu dan kalau mereka tidak mau mendengarkan kamu, keluarlah dari situ dan kebaskanlah debu yang di kakimu sebagai peringatan bagi mereka."

Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat, dan mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka.

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 31 Januari 2024, Kecewa dan Menolak Dia

Renungan Katolik

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Salam damai sejahtera untuk kita semua. Bicara tentang utus mengutus dimengerti sebagai ada satu garis komando dari orang yang mengutus dan orang yang diutus. Biasanya, posisi orang yang mengutus secara sosial biasanya lebih tinggi dibandingkan dengan yang diutus. Pimpinan mengutus bawahannya untuk pindah tugas di tempat yang baru. Guru mengutus muridnya pergi berkarya di tempat lain, dan seterusnya. Setiap perutusan selalu ada saja wejangan dan pesan-pesan yang perlu diikuti agar perutusan itu dapat berjalan dengan baik.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Hari ini kita kembali dengan permenungan dan refleksi kita dengan isu perutusan. Dari bacaan pertama masih berkisar tentang raja Daud. Di hari-hari akhir hidupnya dia berpesan kepada Salomon anak yang dia peroleh dari hubungannya dengan istri orang Het itu sebelum dia menghembuskan nafasnya.

Daud sebagai orang yang sudah tahu saat kepergiaannya meninggalkan dunia fana ini, dia mengambil kesempatan untuk memberi wejangan dan kata-kata peneguhan untuk anaknya Salomon yang telah diurapi menjadi raja menggantikan ayahnya Daud. Daud berpesan: “Aku ini akan mengakhiri perjalananku yang fana. Maka kuatkanlah hatimu dan berlakulah kesatria.

Lakukanlah kewajibanmu dengan setia kepada Tuhan Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang dijunkkanNYa dan dengan tetap mengikuti segala ketetapan, perintah, peraturan dan ketentuannya seperti yang tertulis dalam hukum Musa.” Daud merasa inilah saatnya yang tepat bagi dia untuk menyampaikan pesan-pesan dan amanat khusus bagi anaknya Salomon yang menggantikannya sebagai raja bagi Israel. Dari amanat yang disampaikan Daud intinya adalah agar anaknya Salomon selalu ikut ketetapan, hukum, perintah, dan peraturan yang sudah ditetapkan dalam hukum Musa.

Melakukan kewajiban dengan setia di hadapan Tuhan. Maka inti dari semua itu adalah taat dan setia kepada Tuhan maka hidupnya akan diberkati sampai ke anak cucu keturunan Daud. Menjadi penting di sini adalah bahwa Daud tak ingin “melepaskan atau mengutus” anaknya ke perjuangan hidup sebagai seorang raja tanpa ada amanah yang harus disampaikan.

Bagi Daud, amanahnya ini adalah juga bagian dari perutusannya bagi anaknya untuk bisa dan mampu menjalankan tugasnya sesuai tugas perutusannya sebagai seorang raja di kemudian hari. Hal yang sama disampaikan oleh Yesus kepada keduabelasan muridNya sebelum di utus berdua-dua ke tempat-tempat perutusan mereka.

Sebelum mereka pergi, dikisahkan bahwa Yesus memberi amanah atau pesan kepada kedua belas muridNya: “Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan, kecuali tongkat, roti pun tidak boleh dibawa, demikian pula bekal dan uang dalam ikat pinggang; mereka boleh memakai alas kaki, tetapi tidak memakai dua baju.” Yesus memberikan deretan panjang pesan dan amanah yang harus diikuti sebagai seorang utusan di tempat perutusan mereka masing-masing.

Dari sekian banyak pesan yang ada itu dapat disimpulkan bahwa seorang utusan tidak boleh terikat dengan hal-hal duniawi dan lebih memfokuskan diri pada tujuan perutusan itu sendiri. Karena semua yang dikerjakan oleh para utusan akan mendapat berkat sendiri dari Tuhan. Yesus tanpa banyak diskusi dengan para muridNya, memberikan petuah dan pesan-pesan kepada para murid itu dengan satu tujuan utama adalah mereka harus tetap mengarahkan hidup mereka kepada Tuhan dan perutusanNya dan bukan kepada hal-hal lain seperti juga disampaikan oleh Daud kepada Salomon agar tetap setia dan taat kepada ketetapan-ketetapan Tuhan. Bagaimana dengan kita?

Semua kita adalah murid-murid Tuhan lewat pembaptisan. Dengan pembaptisan kita semua juga diutus oleh Tuhan ke tempat perutusan sesuai tugas kita masing-masing. Menjadi persoalan sekarang adalah apakah kita benar-benar tetap pada tujuan kita atau kadang atau seringkali jatuh pada “jalan pintas” dan mengaburkan jalan Tuhan sendiri hanya karena harta atau takhta. Mari kita terus belajar untuk selalu mengarahkan hidup kita kepada Tuhan dalam tugas perutusan kita akan mampu menghasilkan banyak buah.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Pesan untuk kita, pertama: kita secara sah telah menjadi murid-murid Tuhan yang siap diutus ke mana saja. Kedua, untuk tugas perutusan itu, semua kita telah diberi kuasa untuk melaksanakan tugas itu. Ketiga, dan agar tugas itu tetap berjalan dan menghasilkan banyak buah kita harus tetap selalu mengarahkan hidup kita kepada Tuhan.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News