TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak Renungan Harian Katolik Minggu 11 Februari 2024.
Tema renungan harian katolik yaitu Mendoakan Orang Sakit Agar Cepat Sembuh.
Renungan harian katolik disiapkan untuk pekan biasa VI.
Renungan harian katolik juga disiapkan untuk perayaan Hari Orang Sakit Sedunia dan peringatan fakultatif Santa Perawan Maria dari Lourdes, Santo Gregorius II, Paus, Santo Saturninus, Martir, dengan Warna Liturgi Hijau.
Baca juga: Teks Ibadah Sabda Minggu 11 Februari 2024, Hari Orang Sakit Sedunia
Adapun Bacaan Liturgi Katolik Hari Minggu 11 Februari 2024 adalah sebagai berikut:
Bacaan Pertama Im 13:1-2.44-46
Orang yang sakit kusta harus tinggal terasing di luar perkemahan.
Tuhan Allah berfirman kepada Musa dan Harun, “Apabila pada kulit badan seseorang ada bengkak atau bintil-bintil atau panau,
yang mungkin menjadi penyakit kusta pada kulitnya, ia harus dibawa kepada imam Harun, atau kepada salah seorang dari antara anak-anaknya, yang adalah imam.
Karena orang itu sakit kusta, maka ia najis, dan imam harus menyatakan dia najis, karena penyakit yang di kepalanya itu. Orang yang sakit kusta harus berpakaian yang cabik-cabik, dan rambutnya terurai.
Ia harus menutupi mukanya sambil berseru-seru: Najis! Najis! Selama ia kena penyakit itu, ia tetap najis; memang ia najis, ia harus tinggal terasing, di luar perkemahanlah tempat kediamannya.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm 32:1-2.5.11
Ref: Engkaulah persembunyianku, ya Tuhan. Engkau melindungi aku sehingga aku selamat.
Berbahagialah orang yang pelanggarannya diampuni, yang dosa-dosanya ditutupi! Berbahagialah orang, yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan, dan tidak berjiwa penipu!
Akhirnya dosa-dosaku kuungkapkan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata “Aku akan menghadap Tuhan.” Maka Engkau sudah mengampuni kesalahanku.
Bersukacitalah dalam Tuhan! Bersorak-sorailah, hari orang-orang benar, bersorak-gembiralah, hari orang-orang jujur!
Bacaan Kedua 1Kor 10:31-11:1
Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus.
Saudara-saudara, Jika engkau makan atau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.]
Janganlah kamu menimbulkan syak dalam hati orang, baik orang Yahudi atau orang Yunani, maupun Jemaat Allah.
Sama seperti aku juga berusaha menyenangkan hati semua orang dalam segala hal, bukan untuk kepentingan diriku, tetapi untuk kepentingan orang banyak,
supaya mereka beroleh selamat. Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Bait Pengantar Injil Luk 7:16
Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita, dan Allah telah melawat umat-Nya.
Bacaan Injil Mrk 1:40-45
Lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir.
Sekali peristiwa seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus, sambil berlutut di hadapan Yesus ia memohon bantuan-Nya, katanya, “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.”
Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata kepadanya, “Aku mau, jadilah engkau tahir.” Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir.
Segera Yesus menyuruh orang itu pergi dengan peringatan keras, “Ingatlah, janganlah engkau memberitahukan hal ini kepada siapa pun, tetapi pergilah,
perlihatkanlah dirimu kepada imam, dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka.”
Tetapi orang itu pergi memberitakan peristiwa itu dan menyebarkannya kemana-mana, sehingga Yesus tidak dapat lagi terang-terangan masuk ke dalam kota.
Yesus tinggal di luar kota di tempat-tempat yang sepi, namun orang terus juga datang kepada-Nya dari segala penjuru.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan katolik
Pada hari ini kita mengenang Bunda Maria dari Lourdes. Kita juga diajak untuk mengenang dan mendoakan orang-orang sakit di seluruh dunia.
Paus Fransikus dalam suatu pesannya pada hari Minggu untuk Orang Sakit Sedunia mengatakan, "Orang-orang yang sakit, pada kenyataannya, berada di tengah-tengah umat Allah, dan Gereja maju bersama mereka sebagai tanda kemanusiaan di mana setiap orang berharga dan tidak ada yang harus dibuang atau ditinggalkan." Perkataan Paus Fransiskus ini menunjukkan bahwa orang sakit yang ada bersama kita adalah tanggung jawab kita.
Perkataan Paus Fransiskus ini membantu kita untuk memahami bacaan-bacaan Kitab Suci hari ini. Dalam Bacaan Pertama kita mendengar Sabda Tuhan melalui Musa yang mengatakan bahwa kalau ada orang yang mengalami sakit, seperti kelainan pada kulit tubuh, terdapat bengkak atau bintil-bintil atau panu, yang mungkin menjadi penyakit kusta pada kulitnya maka ia harus menunjukkan dirinya pada imam Harun atau imam lainnya bahwa ia sedang sakit. Karena sakit yang dialaminya itu, dia tidak dapat bergabung dengan umat kebanyakan untuk berdoa bersama.
Orang kusta dianggap sebagai orang najis. Karena itu, ia menunjukkan dirinya seperti ini, "Orang yang menderita penyakit kulit yang menajiskan harus mengenakan pakaian koyak-koyak, rambutnya terurai, dan ia juga harus menutupi bagian bawah mukanya sambil berseru-seru: Najis! Najis! Selama ia mengidap penyakit itu, ia tetap najis. la najis dan harus tinggal terasing, di luar perkemahanlah tempat kediamannya" (Im. 13:45-46).
Begitulah perlakuan terhadap orang kusta pada zaman Perjanjian Lama. Lalu, bagaimana perlakuan Yesus terhadap orang yang menderita penyakit yang sama? Perlakuan Yesus terhadap orang yang menderita penyakit kusta sungguh jauh berbeda dengan yang kita dengarkan dalam Bacaan Pertama. Yesus tidak mengusir atau menjauhi orang yang menderita penyakit kusta. Orang kusta tanpa nama datang kepada Yesus dan memohon untuk disembuhkan. Yesus menerima kedatangan dan kehadirannya dengan unik. Yesus menaruh belas kasih kepadanya dan menyembuhkan dia. Penginjil Markus menulis, "Lalu tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan.
la mengulurkan tangan-Nya, menyentuh orang itu dan berkata kepadanya: Aku mau, jadilah engkau tahir" (Mrk. 1:41). Tuhan Yesus tidak takut dengan penyakit kusta. la mengulurkan tangan dan menjamah serta menyembuhkan orang berpenyakit kusta itu. Yesus bahkan meminta orang yang baru sembuh itu untuk menunjukkan dirinya kepada imam bahwa ia memang sembuh dan memberikan persembahan sesuai kebiasaan saat itu, serta nantinya ia bisa berdoa bersama orang yang lain. Tuhan Yesus memang sungguh beda! Lalu, sebagai pengikut Yesus, apa yang harus kita lakukan, terutama terhadap orang-orang yang dikucilkan dan disingkirkan dalam kehidupan bermasyarakat? Santo Paulus mengingatkan kita bahwa segala sesuatu yang kita lakukan, kita harus melakukannya untuk kemuliaan Allah.
Maka, kita perlu menyerupai Yesus yang begitu terbuka pada semua orang dan menyelamatkan mereka. Jangan pernah takut untuk berbuat baik. Bermurah hati dan berbelaskasihlah kepada siapa pun, terutama kepada mereka yang dikucilkan dan disingkirkan.
Tuhan Yesus, jamah dan sembuhkanlah mereka yang sedang menderita sakit. Amin. (sumber the katolik dan adiutami.Com).
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News