Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Katolik Hari Ini, Hal Berpuasa yang Berkenan kepada Tuhan

Penulis: Gordy Donovan
Editor: Gordy Donovan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

RENUNGAN KATOLIK HARI INI dari PATER JOHN - Pater John Lewar, SVD. Mari simak Renungan Harian Katolik hari ini Jumat 16 Februari 2024.Tema renungan harian katolik hari ini yaitu Hal Berpuasa yang Berkenan kepada Tuhan

Oleh: Pastor John Lewar, SVD

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak Renungan Harian Katolik hari ini Jumat 16 Februari 2024.

Tema renungan harian katolik hari ini yaitu Hal Berpuasa yang Berkenan kepada Tuhan.

Renungan Harian Katolik hari ini disiapkan untuk Jumat sesudah Rabu Abu.

Renungan Harian Katolik disusun oleh Pastor John Lewar, SVD.

Baca juga: Kalender Liturgi Katolik Sabtu 17 Februari 2024, Perayaan Setelah Rabu Abu

 

Jumat 16 Februari 2024 merupakan Hari Jumat sesudah Rabu Abu, Onesimus, Pelayan Filemon, Martir, Santo Porforios, Martir, dengan Warna Liturgi Ungu.

Adapun Bacaan Liturgi Katolik Hari Jumat 16 Februari 2024 adalah sebagai berikut:

Bacaan Pertama Yesaya 58:1-9a
"Berpuasa yang Kukehendaki ialah engkau harus membuka belenggu-belenggu kelaliman."

Beginilah firman Tuhan Allah, “Serukanlah kuat-kuat, janganlah tahan-tahan! Nyaringkanlah suaramu bagaikan sangkakala, beritahukanlah kepada umat-Ku pelanggaran mereka,

dan kepada kaum keturunan Yakub dosa mereka! Memang setiap hari mereka mencari Aku dan suka untuk mengenal segala jalan-Ku.

Seperti bangsa yang berlaku benar dan tidak meninggalkan hukum Allahnya mereka menanyai Aku tentang hukum-hukum yang benar. Mereka suka mendekat menghadap Allah,

dan bertanya, “Kami berpuasa, mengapa Engkau tidak memperhatikannya juga?” Kami merendahkan diri, mengapa Engkau tidak mengindahkan juga?”

Camkanlah! Pada hari puasamu engkau masih tetap mengurus urusanmu, dan kamu mendesak-desak semua buruhmu. Sesungguhnya, kamu berpuasa sambil berbantah dan berkelahi, serta memukul dengan tinju dengan tidak semena-mena.

Dengan cara berpuasa seperti ini suaramu tidak akan didengar di tempat tinggi. Inikah puasa yang Kukehendaki: Mengadakan hari merendahkan diri? Menundukkan kepala seperti gelagah?

Dan membentangkan kain sarung serta abu sebagai lapik tidur? Itukah yang kausebutkan berpuasa, mengadakan hari yang berkenan pada Tuhan?

Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki ialah: Engkau harus membuka belenggu-belenggu kelaliman dan melepaskan tali-tali kuk; membagi-bagikan rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah;

dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian, dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri! Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar, dan lukamu akan pulih dengan segera.

Kebenaran menjadi barisan depanmu, dan kemuliaan Tuhan barisan belakangmu. Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan Tuhan akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia berkata: Ini Aku!”

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Baca juga: Renungan Katolik Hari Ini Jumat 16 Februari 2024, Pada Waktu Itulah Mereka Berpuasa

Mazmur Tanggapan Mzm. 51:3-4.5-6a.18-19

Ref. Kasihanilah, ya Tuhan, Kaulah pengampun yang rahim, dan belas kasih-Mu tak terhingga.

Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku.

Sebab aku sadar akan pelanggaranku, dosaku selalu terbayang di hadapanku. Terhadap Engkau, terhadap Engkau sendirilah aku berdosa, yang jahat dalam pandangan-Mu kulakukan.

Tuhan, Engkau tidak berkenan akan kurban sembelihan; kalaupun kupersembahkan kurban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Persembahanku kepada-Mu ialah jiwa yang hancur. Hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

Bait Pengantar Injil Amos 5:14

Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.

Carilah yang baik dan jangan yang jahat, supaya kamu hidup, dan Allah akan menyertai kamu.

Bacaan Injil Matius 9:14-15

"Mempelai itu akan diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa."

Sekali peristiwa datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus, dan berkata, “Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?”

Jawab Yesus kepada mereka, “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka?

Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Katolik

Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus.

Ketika berpuasa atau berpantang, yang kita pikirkan adalah mengurangi makanan. Gagal mengikuti aturan itu berarti puasa tidak sah. Sore itu saya ditelpon oleh seorang ibu, open saja, baru habis coblos di TPS untuk Pemilihan Umum. “ Aduh, Pater, aku lupa kalau hari ini hari pantang. Aku telanjur mencicipi daging yang kumasak untuk kami sekeluarga. Rasanya kok aku berdosa, ya Pater?

Kalau pantangnya diundur besok sesudah Pemilu, boleh ya Pater. Saya tidak mau remehkan kondisi si ibu yang sedang berada dalam “rasa bersalah”. Saya menghargai bahwa ia serius menjalankan pantang sehingga kegagalan itu sangat mengganggu. Saya berusaha membebaskan ibu dari rasa bersalah yang menggangu, maka saya katakan:” Sudahlah, Bu, ibu tidak jatuh dalam dosa. Tetapi kalau ibu diganggu rasa bersalah dan mau menebusnya ya bolehlah.

Tidak perlu menunggu besok. Ibu bisa memulai pada jam ini sampai besok”. Kisah Injil hari ini mengajarkan kita soal berpuasa. Bagi Yesus puasa bukan sesuatu kegiatan rutinitas, apalagi kewajiban sebatas peribadatan. Ia mangatakan, “Apakah layak selagi masih ada mempelai, para sahabat berpuasa?”. Pada kesempatan lain, Ia menegaskan, “Hendaklah Anggur baru diletakkan pada kantong yang baru!”. Arti puasa bukan pada rutinitas atau pada sebuah kewajiban, melainkan sebuah sikap hidup untuk membangun sebuah perubahan. Puasa sebagai seorang murid tidak lain adalah belajar dan berjuang agar hidup bersama sang mempelai, mengubah dan mau diubah sehingga menjadi manusia baru seutuhnya.

Bukan hanya kantongnya saja melainkan juga isinya baru. Antara isi dan kantongnya sinkron. Yesus ingin mengatakan “Percuma kalian puasa kalau masih memakai kantong lama”. Apa yang disampaikan Yesus juga pernah disampaikan oleh Yesaya. Bagi Yesaya buah dari puasa adalah hidup menurut kehendak Allah. Ia menegaskan bahwa percuma puasa kalau masih menindas buruhmu dan memaksa-maksa tanpa rasa keadilan. Percuma puasa jika kalian dalam berpuasa malah berbantah-bantah. Bahkan Yesaya menegaskan puasa bukan soal simbol dan seremonial; bukan membentangkan kain kabung dan abu untuk alas tidur. Bukan juga menundukkan kepala seperti gelagah yang terkulai.

Puasa yang dikehendaki Allah tidak lain adalah berbuat adil dengan melepaskan tali perbudakan dan memerdekakan yang teraniaya. Puasa adalah melakukan belas kasih dengan memecah-mecahkan rotimu bagi orang yang lapar. Puasa adalah memberikan tumpangan bagi mereka yang mengembara dan tidak memiliki tempat berteduh. Berpuasa adalah bela rasa dan memuliakan manusia dengan memberikan pakaian kepada mereka yang telanjang. Dengan cara berpuasa seperti ini ketika kita memanggil nama Tuhan, Ia akan menjawab dan Allah akan menjadi tumpuan hidup kita.

Contemplasi:

Sekali lagi, hari ini kita diingatkan akan makna puasa. Puasa orang kristiani bukanlah sebuah aturan atau sekedar rutinitas, bukan sekedar menahan rasa lapar dan haus. Puasa kristiani berpedoman pada Yesus Kristus Sang mempelai. Puasa kristiani adalah sebuah bentuk perendahan diri. Perendahan diri di sini tidak berarti orang lalu membenci dirinya sendiri karena segala dosanya atau benci akan diri karena kegagalan yang dialami.

Oleh karena itu, sebagai umat Katolik, saya mengajak anda berpuasa, tetapi jangan berpuasa sambil bersungut-sungut, menuntut hak-hak istimewa, berhenti mencari pujian, berhenti menggebrak meja makan orang lain, mengobrak abrik alat-alat makan, berhenti mengintimidasi pegawai dan karyawan, berhenti berkelahi dan berbantah dengan anggota keluarga, dengan orangtua dan menantu. Semua tindakan ini hanya akan menghasilkan kesalehan palsu, tidak berkenan di hadapan Tuhan. Kesalehan seperti ini tidak dikehendaki Tuhan. Mari, menindaklanjuti puasa kita dengan sebuah Aksi Puasa yang nyata. Puasa kristiani tidak hanya urusan pribadi, melainkan berdimensi sosial. Beranikah kita beraksi?

Doa:

Tuhan, bantulah kami membaharui diri dengan tobat. Semoga usaha matiraga yang kami mulai, kami selesaikan dengan hati yang ikhlas tanpa berbantah-bantah dan bersungut-sungut. Demi Yesus Kristus, PuteraMu dan pengantara kami...Amin.

Sahabatku yang terkasih, Selamat Memasuki Masa Prapaskah. Salam doa dan berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada: Bapa dan Putera dan Roh Kudus...Amin.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News