Bencana di Flores Timur

Jalan Sering Longsor, Warga Tanjung Bunga Minta Pemda Flotim Bangun Talud

Penulis: Paul Kabelen
Editor: Hilarius Ninu
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Longsor kembali terjadi di wilayah Desa Sinar Hadigala, Kecamatan Tanjung Bunga, Flores Timur. Dokumentasi Senin, 11 Maret 2024.

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paul Kabelen

TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA-Akses jalan penghubung lima desa di Kecamatan Tanjung Bunga, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) tertutup longsor pasca hujan lebat melanda wilayah itu.

Pengamatan TRIBUNFLORES.COM, Senin, 11 Maret 2024, titik longsor itu terjadi di Leter S atau Blok S di Desa Sinar Hadigala. Jalur utara itu menghubungkan Lamanabi, Aransina, Latonliwo Satu, dan Patisirawalang.

Material pasir bercampur tanah dan bebatuan tumpah lalu menutup badan aspal. Ruas jalan yang menanjak dan terjal itu semakin ekstrem dan membahayakan nyawa pemotor maupun pengemudi roda empat.

Melintasi Blok S seperti selangkah menuju bahaya. Tikungan tajam di jalur itu berubah petaka maut jika kendaraan tergelincir karena berada di ketinggian nan curam. Saat musim hujan, tanah terkikis air hingga terjadi longsor dan banjir yang mengalir ke dataran rendah.

 

 

Baca juga: Ini Kerugian Warga Terdampak Banjir Dampek LAUT, Manggarai Timur, 432 Rumah Terendam Air

 

 

 

 

Di penghujung Blok S, pengendara terkejut melihat longsor. Dinding bukit tampak rongga. Sejumlah batu besar masih menempel namun tak menutup kemungkinan akan runtuh ke jalan.

TRIBUNFLORES.COM melihat bukan hanya di Blok S, tetapi masih ada beberapa titik lainnya, seperti dekat jembatan. Namun longsor dekat aliran air dari celah-celah batu itu tak sebesar Blok S.

Mobil-mobil pikap pengangkut penumpang dan barang dari Larantuka tampak kesulitan. Sebab longsor membuat jalur semakin sempit, apa lagi di tikungan tajam. Badan mobil hanya terpaut beberapa centimeter dari dua sisi material longsor yang baru dibersihkan warga.

WARGA MINTA BANGUN TALUD

Sejumlah warga asal Desa Sinar Hadigala tampak berjibaku membersihkan material di Blok S. Akses jalan yang sempat lumpuh total akhirnya teratasi setelah gotong-royong dua hari berturut-turut.

Dua warga setempat, Yosep Pehan Lian (37) dan Dominikus Ladisa Lian (30), mengatakan jalur itu selalu longsor saat turun hujan lebat.

Menurutnya, warga selalu diteror bahaya saat pergi maupun pulang ke desa desa tetangga, begitu pula warga yang menjual hasil bumi ke Larantuka, Ibu Kota Flores Timur, berjarak puluhan kilometer.

Yosep dan Dominikus meminta Pemerintah Daerah (Pemda) Flores Timur membangun talud atau infrastruktur sejenisnya yang bisa menahan lonsor.

"Bangun talud untuk tahan longsor. Kalau biarkan begini terus, maka longsor setiap tahun selalu terjadi. Mudah-mudahan (Pemda) ingat kami mayarakat," ujar Yosep.

Dia menuturkan, longsor terakhir terjadi pada Minggu, 10 Maret 2024 sore. Saat tahu ada longsor, Yoseph dan belasan pria langsung datang untuk membersihkan material dengan cangkul dan skop.

Selain bahaya longsor, demikian Yosep, jalur setempat juga selalu dilanda banjir deras. Ada pemotor nekad menerobos namun sepeda motornya mogok akibat mesin terendam air.

"Banjir juga sering. Tanaman petani rusak disapu banjir. Kami selalu rasakan ketika musim penghujan," tuturnya.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Flores Timur, Ahmad Duli, belum memberikan jawaban soal harapan warga tersebut, Selasa, 12 Maret 2024.

Ahmad sebelumnya menerangkan bahwa pihaknya mendata wilayah terdampak banjir akibat hujan, termasuk putusnya akses jalan dan laporan kerusakan lahan pertanian warga.

"Penanangananya segera dilakukan," ujarnya beberapa hari yang lalu.

Berita TRIBUNFLORES.COM lainnya di Google News