Renungan Katolik

Renungan Harian Katolik Minggu 17 Maret 2024, Mengikuti Jejak Tuhan

Penulis: Gordy
Editor: Gordy Donovan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

MISA HARIAN - Mari simak Renungan Harian Katolik Minggu 17 Maret 2024.Tema renungan harian katolik yaitu Mengikuti Jejak Tuhan.

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak Renungan Harian Katolik Minggu 17 Maret 2024.

Tema renungan harian katolik yaitu Mengikuti Jejak Tuhan.

Renungan Harian Katolik disiapkan untuk pekan V Prapaskah.

Renungan harian katolik ada dibagian akhir artikel ini.

Baca juga: Injil Katolik Minggu 17 Maret 2024 Lengkap Mazmur Tanggapan

 

Hari Minggu 17 Maret 2024, Kalender Liturgi Minggu 17 Maret 2024 merupakan Hari Minggu Prapaskah V, Yusuf dari Arimatea, Murid Yesus, Santo Patrisius, Uskup dan Pengaku Iman, Santa Gertrudis dari Nivelles, Pengaku Iman, dengan Warna Liturgi Ungu.

Adapun Bacaan Liturgi Katolik Hari Minngu 17 Maret 2024 adalah sebagai berikut:

Bacaan Pertama Yer 31:31-34

Aku akan mengikat perjanjian baru,dan takkan lagi mengingat dosa mereka.

Beginilah firman Tuhan, “Sungguh, akan datang waktunya Aku akan mengikat perjanjian baru dengan kaum Israel dan kaum Yehuda, bukan seperti perjanjian yang telah Ku ikat dengan nenek moyang mereka,

ketika Aku memegang tangan mereka dan membawa mereka keluar dari tanah Mesir. Perjanjian-Ku itu sudah mereka ingkari, meskipun Akulah tuan yang berkuasa atas mereka,” demikianlah firman Tuhan.

“Tetapi beginilah perjanjian yang Kuikat dengan kaum Israel sesudah waktu itu,” demikianlah firman Tuhan. “Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka.

Maka Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku. Dan tidak usah lagi orang mengajar sesamanya atau mengajar saudaranya dengan mengatakan, ‘Kenalkan Tuhan!’ sebab mereka semua, besar kecil,

akan mengenal Aku,” demikianlah firman Tuhan, “sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka, dan tidak lagi mengingat dosa mereka.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Baca juga: Peringatan Santu-Santa Minggu 17 Maret 2024 Lengkap Cerita Perjalanan Iman

Mazmur Tanggapan Mzm 51:3-4.12-13.14-15

Ref: Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah.

Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!

Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam batinku. Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!

Berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu, dan teguhkanlah roh yang rela dalam diriku.Maka aku akan mengajarkan jalan-Mu kepada orang-orang durhaka, supaya orang-orang berdosa berbalik kepada-Mu.

Bacaan Kedua Ibr 5:7-9

Kristus telah belajar menjadi taat, dan menjadi pokok keselamatan yang abadi.

Saudara-saudara, dalam hidup-Nya sebagai manusia, Kristus telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut.

Dan karena kesalehan-Nya, Ia telah didengarkan. Akan tetapi, sekalipun Anak Allah, Yesus telah belajar menjadi taat; dan ini ternyata dari apa yang telah diderita-Nya. Dan sesudah mencapai kesempurnaan, Ia menjadi pokok keselamatan abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Bait Pengantar Injil Yoh 12:26

Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku, sabda Tuhan. Di mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku akan berada.

Baca juga: Teks Misa Minggu Prapaskah V dan Renungan Harian Katolik Minggu 17 Maret 2024

Bacaan Injil Yoh 12:20-33

Jikalau biji gandum jatuh ke dalam tanah dan mati.

Di antara orang-orang yang datang ke Yerusalem untuk merayakan Paskah terdapat beberapa orang Yunani. Orang-orang itu pergi kepada Filipus, yang berasal dari Betsaida di Galilea,

lalu berkata kepadanya, “Tuan, kami ingin bertemu dengan Yesus.” Filipus pergi memberitahukannya kepada Andreas, dan berdua mereka menyampaikannya pula kepada Yesus.

Tetapi Yesus menjawab mereka, kata-Nya, “Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya,

jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah. Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya,

tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal. Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku, dan di mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.

Sekarang jiwa-Ku terharu, dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini. Bapa, muliakanlah nama-Mu!”

Maka terdengarlah suara dari surga, “Aku telah memuliakan-Nya, dan Aku akan memuliakan-Nya lagi!” Orang banyak yang berdiri di situ dan mendengarnya berkata bahwa itu bunyi guntur.

Ada pula yang berkata, “Seorang malaikat telah berbicara dengan Dia.” Tetapi Yesus menyahut, “Suara itu telah terdengar bukan karena Aku, melainkan oleh karena kamu. Sekarang berlangsung penghakiman atas dunia ini;

sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar; dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku.” Ini dikatakan Yesus untuk menyatakan bagaimana caranya Ia akan mati.

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Katolik

Saya berasal dari keluarga yang secara ekonomi tidak mampu, dengan tujuh bersaudara. Saya teringat bahwa ketika dapat kenduri, ibu kami membagi satu butir telur menjadi tujuh, dan makanan dibagi menjadi tujuh juga. Tujuh bagian itu masing-masing untuk kami anak-anaknya. Sementara ibu sendiri menunggui kami semua makan sampai kenyang.

Di sini saya merasakan pengorbanan seorang ibu untuk anak-anaknya. Seorang ibu berkorban untuk anak-anaknya tanpa memedulikan entahkah dirinya sendiri bisa makan atau tidak. Kita juga mungkin pernah mendengar cerita tentang seekor burung pelikan yang memberikan dagingnya sendiri untuk anak-anaknya supaya mereka bisa hidup. Sementara induknya akhirnya mati.

Dalam Injil kita mendengar Tuhan Yesus memberikan perumpamaan untuk menggambarkan bagaimana kelak la akan mati, bagaimana la mengorbankan diri-Nya untuk menebus dosa kita umat manusia. Tuhan Yesus mengemukakan, "Kalau sebutir gandum tidak ditanam dalam tanah dan mati, ia akan tetap tinggal sebutir. Akan tetapi, kalau butir gandum itu mati, ia akan menghasilkan banyak gandum." Dalam perumpamaan ini ada dua pilihan bagi kita, yaitu hidup dalam kesendirian atau hidup dalam kebersamaan (persekutuan). Jika kita hidup dalam kesendirian dan hanya berpusat pada diri sendiri serta tidak peduli kepada orang lain maka kita akan mati dan tidak akan meninggalkan apa-apa.

Namun, hidup dalam kebersamaan atau persekutuan perlu dibayar mahal sebagaimana yang ditunjukkan oleh Tuhan Yesus, yaitu mengorbankan diri-Nya supaya semua orang hidup. Inilah yang dipilih Tuhan Yesus, yaitu mati supaya semua manusia dapat hidup dan bebas dari kegelapan dosa. Tuhan Yesus tidak mengatakan, "Bapa, luputkanlah Aku dari saat ini." Sebaliknya, Dia berkata, "Justru untuk mengalami saat penderitaan inilah Aku datang." Inilah pilihan Tuhan Yesus. Berkorban untuk menyelamatkan dunia, menyelamatkan umat manusia.

Dengan menjadi orang Katolik yang sudah memutuskan untuk mengikuti Tuhan Yesus, jelas kita harus memilih jalan hidup yang dipilih oleh-Nya. Dengan menjadi orang Katolik, kita tidak memilih untuk hidup sendiri, semuanya untuk diri sendiri; walaupun dalam kehidupan dewasa ini banyak orang yang mementingkan diri sendiri. Demi hidup bersama, kita harus berani mematikan diri sendiri, mengesampingkan kepentingan diri kita sendiri demi sesama, terutama demi mereka yang kecil, mereka yang menderita, serta mereka yang disingkirkan dari dalam kehidupan menggereja dan kehidupan bermasyarakat. Untuk itu, kita harus berani memberikan diri, hidup, pikiran, dan waktu kita untuk orang lain. Hanya dengan cara hidup seperti inilah kita sungguh-sungguh menghasilkan suatu hidup yang baik, hidup yang sungguh-sungguh berguna bagi sesama.

Bapa Yang Maha Baik, mampukanlah kami untuk mengikuti jejak-Mu melalui cara yang Kautunjukkan sehingga hidup kami lebih bermakna bagi sesama. Amin. (sumber the katolik dan adiutami.com).

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News