Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Harian Katolik Kamis 11 April 2024, Setia Dalam Tugas Rutin Setiap Hari

Penulis: Gordy
Editor: Gordy Donovan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

RENUNGAN HARIAN KATOLIK PATER JOHN LEWAR - Mari simak Renungan Harian Katolik Kamis 11 April 2024.Tema renungan harian katolik yaitu Setia Dalam Tugas Rutin Setiap Hari.

Oleh: Pastor John Lewar, SVD

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak Renungan Harian Katolik Kamis 11 April 2024.

Tema renungan harian katolik yaitu Setia Dalam Tugas Rutin Setiap Hari.

Renungan harian katolik disusun oleh Pastor John Lewar, SVD.

Kamis 11 April 2024 merupakan Hari Kamis Pekan II Paskah, Perayaan Wajib Santo Stanislaus dari Krakow, Uskup dan Martir, Santo George Gersave OSB, Martir, dengan Warna Liturgi Merah.

Baca juga: Kalender Liturgi Katolik Hari Ini Kamis 11 April 2024, Peringatan Wajib St.Stanislaus

 

Adapun Bacaan Liturgi Katolik Hari Kamis 11 April 2024 adalah sebagai berikut:

Bacaan Pertama Kis 5:27-33

Kami adalah saksi dari segala sesuatu dan Roh Kudus.

Pagi itu kepala pengawal Bait Allah serta orang-orangnya menangkap para rasul yang sedang mengajar orang banyak dan menghadapkan mereka kepada Mahkamah Agama Yahudi. Imam Besar lalu mulai menegur mereka, “Dengan keras kami melarang kamu mengajar dalam nama Yesus.

Namun ternyata kamu telah memenuhi Yerusalem dengan ajaranmu, dan kamu hendak menanggungkan darah Orang itu kepada kami.” Tetapi Petrus dan rasul-rasul itu menjawab, “Kita harus lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia.

Allah nenek moyang kita telah membangkitkan Yesus yang kamu gantungkan pada kayu salib dan kamu bunuh. Dialah yang telah ditinggikan oleh Allah sendiri dengan tangan kanan-Nya menjadi Pemimpin dan Juruselamat, supaya Israel dapat bertobat dan menerima pengampunan dosa.

Dan kami adalah saksi dari segalanya itu, kami dan Roh Kudus, yang dikaruniakan Allah kepada semua orang yang menaati Dia.” Mendengar perkataan itu sangatlah tertusuk hati mereka, dan mereka berusaha membunuh rasul-rasul itu.

Mazmur Tanggapan Mzm 34:2.9.17-18.19-20

Ref. Aku hendak memuji nama-Mu, ya Tuhan selama-lamanya.

Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!

Wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat untuk melenyapkan ingatan akan mereka dari muka bumi. Apabila orang benar itu berseru-seru, Tuhan mendengarkan; dari segala kesesakannya mereka Ia lepaskan.

Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya. Kemalangan orang benar memang banyak, tetapi Tuhan melepaskan dia dari semua itu.

Bait Pengantar Injil Yoh 20:29

Ref. Alleluya.

Karena telah melihat Aku, engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya.

Bacaan Injil Yoh 3:31-36

Bapa mengasihi Anak dan telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya.

Yohanes Pembaptis memberi kesaksian tentang Yesus di hadapan murid-muridnya, “Siapa yang datang dari atas ada di atas semuanya; siapa yang berasal dari bumi, termasuk pada bumi dan berkata-kata dalam bahasa bumi. Siapa yang datang dari surga ada di atas semuanya.

Ia memberi kesaksian tentang apa yang dilihat-Nya dan yang didengar-Nya, tetapi tak seorang pun menerima kesaksian-Nya itu. Siapa yang menerima kesaksian-Nya, ia mengakui bahwa Allah adalah benar.

Sebab siapa yang diutus Allah Dialah yang menyampaikan firman Allah, karena Allah mengaruniakan Roh-Nya dengan tidak terbatas. Bapa mengasihi Anak dan telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya.

Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal; tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Katolik

 

Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus. Pengalaman bersama seorang misionaris Jerman, Bruder Beatus(Schondorf Josef), SVD. Dia sudah berkarya di Indonesia, tepatnya di Lebur Nenuk Atambua
Timor, sudah 50 tahun.

Banyak sekali suka dan duka yang dia alami di tanah misi. Dalam keseharian hidupnya dia bekerja di perbengkelan mendampingi anak-anak putus sekolah.

Dia juga mendirikan Kursus Ketrampilan bagi gadisgadis desa, hingga sekarang ini. Dalam kesahajaan, semangat hidup menggereja tidak pernah kendor. Setiap hari minggu dan hari-hari raya, dengan
sebuah truk tua, dia menghantar anak-anak pergi merayakan Ekaristi di pusat
paroki.

Banyak hal yang dia sharingkan dan dia menutup sharingnya dengan
mengatakan: “Saya menjalani hidup dan panggilan misionerku karena saya taat
kepada Allah yang telah memanggilku”.

Saya memandangnya dalam-dalam,
wajahnya dan keriput matanya begitu bersinar ke arahku. Dia membawa
ketaatan Kristus di dalam dirinya. Kesaksian hidupnya menjadi kekuatan bagi
saya untuk setia dalam panggilan hidupku.

Saya juga salut dengan seorang ibu rumah tangga yg setiap hari menyiapkan
makanan bagi anak-anak dan suaminya yang akan sekolah dan bekerja. Dia tak
pernah mengeluh walaupun harus menjalani tugas rutin dan bahkan tidak
pernah dipuji dan diucapin terima kasih.

Dia selalu menjalaninya dengan setia
dan gembira, tidak pernah murung. Kesetiaan dan kegembiraannya dalam
menjalani tugas rutin itu merupakan kesaksian iman yang sungguh indah dan
wujud anugerah Roh yg diterimanya.

Para rasul Yesus adalah misionaris-misionaris yang tangguh. Mereka berani
melawan arus ketika mewartakan Injil dan memberi kesaksian tentang
kebangkitan Kristus. Jaminan hidup bagi mereka adalah penderitaan dan
penjara.

Ancaman demi ancaman, penindasan demi penindasan mereka alami
sendiri dan menghadapinya dengan senyum. Petrus dan Yohanes yang bebas
dari penjara secara mengherankan memberitakan seluruh Firman hidup di dalam
Bait Allah. Mereka harus berhadapan dengan Sanhedrin atau Mahkamah Agama
Yahudi.

Reaksi negatif ditunjukkan oleh Mahkamah Agama Yahudi kepada
mereka: “Dengan keras kami melarang kamu mengajar dalam Nama itu. Namun
ternyata, kamu telah memenuhi Yerusalem dengan ajaranmu dan kamu hendak
menanggungkan darah Orang itu kepada kami.” (Kisah Rasul 5:28). Tentu saja
larangan ini sejalan dengan penindasan bagi kedua murid Yesus ini.
Petrus dan Yohanes tidak gentar menghadapi gertakan Mahkamah Agama
Yahudi. Di hadapan pejabat tinggi agama Yahudi, mereka berkata: “Kita harus
lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia.” (Kisah Rasul 5:29). Mereka
tidak behenti di sini.

Petrus dan Yohanes malah berani memberi kesaksian di hadapan Mahkamah Agama Yahudi bahwa Allah nenek moyang mereka telah membangkitkan Yesus yang sudah mereka bunuh di atas kayu salib. Bahkan
bagi Petrus dan Yohanes, “Dialah yang telah ditinggikan oleh Allah sendiri
dengan tangan kanan-Nya menjadi Pemimpin dan Juruselamat, supaya Israel
dapat bertobat dan menerima pengampunan dosa.

Dan kami adalah saksi dari
segalanya itu, kami dan Roh Kudus, yang dikaruniakan Allah kepada semua
orang yang menaati Dia (Kis 5: 31-32). Tentu saja kesaksian bahwa Yesus
sudah dibangkitkan dari kematian dan ditinggikan Allah membuat pihak
Mahkamah Agama Yahudi merasa sakit hati.

Contemplasi:

Taat adalah keutamaan hidup yang tidak gampang untuk dilakukan. Kita perlu
belajar, belajar, dan belajar. Tanpa belajar kita tidak akan berhasil. Tuhan Yesus
saja, sebagai Anak Manusia, belajar taat. Kalau tidak percaya, perhatikan katakata penulis surat kepada jemaat Ibrani, “Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya, dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua
orang yang taat kepada-Nya” (Ibrani 5:8-9). Kesempurnaan yang Ia capai
adalah hasil dari “belajar menjadi taat”. Inilah kerendahan hati Yesus, Sang
Anak Allah, juga Sang Anak Manusia.

Sebaliknya, kita adalah orang-orang yang
sombong, karena tidak mau belajar menjadi taat kepada Allah dan kepada Yesus
Putra-Nya. Kita perlu belajar dari Yesus, supaya kita terdapat setia dalam iman
kepada-Nya sampai napas terakhir hidup kita. Kita juga belajar dari para rasulNya yang telah berhasil lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia.

Kita juga belajar pengalaman hidup Bruder Beatus dan seorang ibu rumah tangga
agar setia dalam tugas rutin setiap hari. Apakah aku juga setia dan gembira
dalam menjalani tugas-tugas rutin itu?

Mari kita mohon rahmat Allah agar kita selalu taat kepada-Nya dan kepada
Yesus Putra-Nya. Siapa ingin melihat hidup, beroleh hidup yang kekal, tidak
mendapat murka Allah, berlakulah taat kepada Yesus sepanjang hidup.

Doa:

Ya Tuhan Yesus, berilah kami kesadaran bahwa pusat hidup beriman adalah di
dalam DiriMu. Semoga kami selalu taat setia dalam tugas rutin setiap hari dan
pada jalan menuju kesatuan dalam kerajaanMu...Amin.

Sahabatku yang terkasih, Selamat Hari Kamis Pekan II Paskah. Salam doa dan
berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada: Bapa dan Putera dan Roh
Kudus...Amin

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News