Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Albert Aquinaldo
TRIBUNFLORES.COM, ENDE - Longsor serta robohnya tembok penyokong bangunan yang terjadi dalam kurun waktu dua bulan terakhir di wilayah Kabupaten Ende menyebabkan sembilan warga tewas.
Peristiwa-peristiwa itu terjadi rata-rata akibat hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi mengguyur wilayah Kabupaten Ende dengan durasi waktu cukup lama yakni sehari penuh hingga dua hari berturut-turut.
"Dua bulan terakhir ini kita sudah ada sembilan orang korban termasuk dengan empat korban longsor di Kelurahan Rewarangga Selatan tadi pagi," ungkap Sekertaris BPBD Kabupaten Ende, Yulius Emanuel Riwu kepada TribunFlores.com, Jumat, 7 Juni 2024.
Berikut data yang berhasil dihimpun TribunFlores.com terkait sembilan korban tewas akibat longsor dan robohnya tembok penyokong di Kabupaten Ende.
Baca juga: Satu Keluarga Tewas Tertimbun Longsor di Ende Dimakamkan Besok di Pekuburan Katolik Mautapaga
1. Robohnya Tembok Penyokong Bangunan di Kelurahan Mautapaga
Dua kakak beradik meninggal dunia akibat tertimpa tembok penyokong bangunan yang roboh, Sabtu, 4 Mei 2024 sekira pukul 20.00 Wita di Jalan Gatot Subroto tepatnya di lorong Alien depan SMA Negeri 1 Ende, RT.033/RW.017, Kelurahan Mautapaga, Kecamatan Ende Timur, Kabupaten Ende.
Kedua korban, Mariana Natalia Jole (17) merupakan anak kost yang baru tinggal selama kurang 3 bulan di kost milik Marianus Sala sedangkan Maria Anita Dete (19) merupakan saudara kandung Mariana Natalia Sole yang datang menjenguk saudaranya dan berencana menginap.
2. Longsor di Desa Wolotopo Timur
Dua warga RT.002/RW.002, Dusun Wawosumba, Desa Wolotopo Timur, Kecamatan Ndona, Kabupaten Ende tertimpa longsor saat terjadi hujan lebat yang mengguyur beberapa wilayah di Kabupaten Ende termasuk di Desa Wolotopo Timur, Sabtu, 4 Mei 2024 sekira pukul 21.15 Wita.
Kedua korban Agnes Fian Wara (29) dan Anastasya Nete (50) merupakan istri dan anak Paulinus Rofinus Fole, Ketua BPD Wolotopo Timur. Dalam peristiwa itu, Agnes Wara tewas tertimbun longsor sedangkan sang ibu, Anastasya Nete, selamat dari longsor.
3. Turap Penahan Kapela Lokoboko Roboh
Patrianus Padi dan Philipus, dua warga Kelurahan Lokoboko, Kecamatan Ndona, Kabupaten Ende tewas tertimbun material batu dan tanah dari tembok penyokong Kapela Santo Petrus Lokoboko yang roboh, Rabu, 22 Mei 2024 sekira pukul 16.00 Wita.
Kedua korban yang masih bersaudara ipar ini tewas tertimbun material tembok penyokong roboh berupa batu dan tanah saat sedang menggali pondasi pengganti tembok penyokong Kapela Santo Petrus Lokoboko.
4. Longsor di Rewarangga Selatan, Satu Keluarga Tewas
Satu keluarga di Kelurahan Rewarangga Selatan Kecamatan Ende Timur, Kabupaten Ende Flores Provinsi Nusa Tenggara Timur tewas tertimbun longsor Jumat, 7 Juni 2024 sekitar pukul 06.00 Wita.
Identitas keempat korban yang diperoleh TribunFlores.com dari Humas Polres Ende masing-masing Bernadus Bata (55) yang sehari-hari bekerja sebagai buruh bangunan.
Sang istri diketahui bernama Henderika Oka (40) yang kesehariannya bekerja sebagai penjual sayur keliling dan dua anaknya masing-masing Maria Avika Wonga (7) dan Echa (1,5).
Bernadus Bata yang berasal dari Dusun Mondo, Desa Ngaluroga, Kecamatan Ndona Timur dan Hendrika Oka yang berasal dari Desa Wololele A, Kecamatan Lio Timur diketahui berstatus belum menikah secara administratif.
Pasca terjadinya longsor di dua wilayah di Kabupaten Ende masing-masing di Kelurahan Rewarangga Selatan, Kecamatan Ende Timur yang 'memakan' empat korban jiwa dan di Desa Wolotopo Timur, Kecamatan Ndona, Jumat, 7 Juni 2024 pagi, BPBD Kabupaten Ende menghimbau agar warga yang tinggal di daerah perbukitan untuk evakuasi diri lebih dini.
Himbauan itu mengingat curah hujan di wilayah Kabupaten Ende masih tinggi di kuatirkan terjadi longsor.
Himbaun itu disampaikan Sekertaris BPBD Kabupaten Ende, Yulius Emanuel kepada TribunFlores.com, Jumat, 7 Juni 2024 sore.
"Warga yang tinggal di lereng bukit harus tetap waspada karena curah hujan masih tinggi sehingga kemungkinan longsor masih terjadi, kalau cuaca tidak mendukung dan hujan deras kalau bisa untuk sementara mengungsi dulu ke tempat yang lebih aman," imbau Yulius Emanuel.
Sementara itu, untuk beberapa warga di Kelurahan Rewarangga Selatan, Kecamatan Ende Timur yang rumahnya berada di sekitar lokasi longsor, Yulius mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Camat Ende Timur dan Lurah Rewarangga Selatan untuk sama-sama memberikan himbaun kepada warga-warga tersebut agar mengungsi ke tempat yang lebih aman untuk sementara waktu.
"Kalau hujan sebaiknya mengungsi dulu jangan bertahan di rumah," Yulius Emanuel.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News