Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paul Kabelen
TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA-Warga terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, mulai terserang Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
Adapun dampak abu vulkanik berupa belerang melanda 8 desa di Kecamatan Wulanggitang dan 1 desa di Kecamatan Ile Bura. Erupsi dari gunung yang naik status ke Level III (Siaga) ini terus terjadi setiap hari.
Warga Nawokote, Kecamatan Wulanggitang, Tobias Lewotobi Puka, mengatakan penderita umumnya mengalami batuk berdahak serta sulit bernapas akibat hidung tersumbat.
"Iya, batuk pilek itu pasti. Macam itu kali kita mengungsi. Apa lagi abu terus landa wilayah desa kami," katanya, Senin, 17 Juni 2024.
Baca juga: Bandara Frans Seda Maumere Kembali Dibuka Setelah Ditutup Akibat Erupsi Gunung Lewotobi
Menurutnya, bantuan masker dari Pemerintah Kabupaten Flores Timur beberapa waktu lalu tidak cukup memenuhi kebutuhan warga yang saban hari dihujani abu belerang.
Stok masker saat ini sudah habis karena warga menggantinya setiap lima jam sekali dan ada pula yang sehari satu masker.
"Kita sangat butuh masker karena setiap hari selalu kena abu. Halaman rumah sampai ke kebun saja sudah berunah warna putih," ungkap Tobias.
Tobias berharap agar pemerintah pro aktif melihat kondisi masyarakat terdampak yang saat ini membutuhkan masker dan pelayanan kesehatan.
Pemerintah setempat sejak 10 Juni 2024 telah menetapkan status tanggap darurat bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.
Ada dua lokasi pengungsian sudah disiapkan jika sewaktu-waktu aktivitas gunung semakin meningkat, yakni Desa Boru di Kecamatan Wulanggitang dan Desa Bokang Wolomatag di Kecamatan Titehena.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News