Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Harian Katolik Kamis 27 Juni 2024, Sama dengan Orang Bijaksana

Penulis: Gordy
Editor: Gordy Donovan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Br. Pio Hayon, SVD. Mari simak renungan harian katolik Kamis 27 Juni 2024.Tema renungan rarian katolik yaitu Sama dengan Orang Bijaksana.

Oleh: Bruder Pio Hayon, SVD

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak renungan harian katolik Kamis 27 Juni 2024.

Tema renungan rarian katolik yaitu Sama dengan Orang Bijaksana.

Renungan harian katolik disiapkan oleh Bruder Pio Hayon, SVD

Renungan harian katolik ada di bagian akhir artikel ini.

Baca juga: Bacaan Injil Katolik Hari Ini Kamis 27 Juni 2024 Pekan Biasa

 

Kamis 27 Juni 2024 merupakan Hari Kamis Biasa XII, Peringatan fakultatif Santo Cyrillus dari Alexandria, Uskup dan Pujangga Gereja, Santa Emma, Pengaku Iman, dengan Warna Liturgi Hijau.

Adapun Bacaan Liturgi Katolik Hari Kamis 27 Juni 2024 adalah sebagai berikut:

Bacaan Pertama 2Raj 24:8-17

Raja Yoyakhin beserta semua para penguasa diangkut sebagai orang buangan ke Babel.

Yoyakhin berumur delapan belas tahun pada waktu ia menjadi raja, dan tiga bulan lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah Nehusta, puteri Elnatan, dari Yerusalem. Yoyakhin melakukan yang jahat di mata Tuhan, tepat seperti yang dilakukan ayahnya.

Pada waktu itu majulah tentara Nebukadnezar, raja Babel, menyerang Yerusalem, dan kota itu terkepung. Nebukadnezar sendiri datang menyerang sementara orang-orangnya mengepung kota itu. Lalu keluarlah Yoyakhin, raja Yehuda,

mendapatkan raja Babel: ia sendiri, ibunya, perwira-perwiranya, para pembesar dan pegawai-pegawai istananya. Raja Babel menangkap Yoyakhin pada tahun yang kedelapan pemerintahannya.

Seluruh isi rumah Tuhan dan isi istana raja dikeluarkannya; dikeratnya pula emas dari segala perkakas emas yang dibuat oleh Salomo, raja Israel, di bait Tuhan seperti yang telah disabdakan Tuhan.

Seluruh penduduk Yerusalem diangkutnya ke pembuangan; semua panglima dan semua pahlawan yang gagah perkasa: sepuluh ribu tawanan; juga semua tukang dan pandai besi. Tidak ada yang ditinggalkan kecuali orang-orang lemah dari rakyat negeri.

Nebukadnezar mengangkut Yoyakhin ke pembuangan di Babel; juga ibunda raja, isteri-isteri raja, pegawai-pegawai istananya, dan orang-orang berkuasa di negeri itu dibawanya sebagai orang buangan dari Yerusalem ke Babel.

Semua orang yang gagah perkasa, tujuh ribu orang banyaknya, para tukang dan para pandai besi, seribu orang banyaknya, sekalian pahlawan yang sanggup berperang, dibawa oleh raja Babel sebagai orang buangan ke Babel.

Kemudian raja Babel mengangkat paman Yoyakhin, yang bernama Matanya, menjadi raja menggantikan Yoyakhin, dan menukar namanya menjadi Zedekia.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm 79:1-2.3-5.8.9

Ref:Demi kemuliaan nama-Mu, ya Tuhan, bebaskanlah kami.

Ya Allah, bangsa-bangsa lain telah masuk ke tanah milik-Mu, menajiskan bait kudus-Mu, dan membuat Yerusalem menjadi timbunan puing. Mereka memberikan mayat hamba-hamba-Mu kepada burung-burung di udara untuk dimakan;daging orang-orang yang Kaukasihi mereka berikan kepada binatang-binatang liar di bumi.

Mereka menumpahkan darah orang-orang itu seperti air sekeliling Yerusalem, dan tidak ada yang menguburkan. Kami menjadi celaan tetangga, olok-olok dan cemooh orang sekitar. Berapa lama lagi, ya Tuhan, Engkau murka terus-menerus? Berapa lama lagi cemburu-Mu berkobar-kobar seperti api?

Janganlah perhitungkan kepada kami kesalahan nenek moyang! Kiranya rahmat-Mu segera menyongsong kami, sebab sudah sangat lemah kami. Demi kemuliaan nama-Mu, tolonglah kami, ya Allah penyelamat! Lepaskanlah kami, dan ampunilah dosa kami oleh karena nama-Mu!

Bait Pengantar Injil Yoh 14:23

Barangsiapa mengasihi Aku, akan mentaati sabd-Ku.Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya.

Bacaan Injil Mat 7:21-29

Rumah yang didirikan di atas wadas dan rumah yang didirikan di atas pasir.

Dalam khotbah di bukit Yesus berkata, “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku, ‘Tuhan, Tuhan!’ akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku di surga.

Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku, ‘Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?

Pada waktu itu Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata, ‘Aku tidak pernah mengenal kalian! Enyahlah daripada-Ku, kalian semua pembuat kejahatan!'”

Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas wadas. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas wadas.

Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu,

sehingga rubuhlah rumah itu, dan hebatlah kerusakannya.” Setelah Yesus mengakhiri perkataan ini, takjublah orang banyak itu mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, bukan seperti ahli-ahli Taurat mereka.

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Katolik

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Salam damai sejahtera untuk kita semua. Bijaksana secara gamblam dapat dikatakan sebagai satu tindakan tepat yang diambil oleh orang dalam menanggapi satu situasi yang sedang dialami. Setiap kebijaksanaan itu bersumber pada Tuhan sebagai Kebijaksanaan itu sendiri penuh hikmat dan sumber kebenaran. Maka semua kita selalu berpegang pada kebijaksanaan Allah. Dan kebijaksanaan Allah itu tergambar pada sabda Allah sendiri. Untuk itu, belajar menjadi bijaksana selalu kembali pada firman Tuhan sendiri.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Hari ini kita kembali lagi merenungkan tentang kebijaksanaan. Dalam kisah kitab kedua raja-raja, Allah menunjukkan betapa orang yang tidak taat pada perintah dan ajaranNya akan tertimpa malapetaka. Semua yang melawan atau menolak Allah dia pasti akan mendapat celaka karena tidak memegang perintah dan ajaranNya yang sudah disampaikan kepada mereka. Karena tidak setia itulah, murka Allah datang dan raja Yoyakim, raja Yehuda itu bersama seluruh keluarganya dan semua penduduknya ditawan oleh raja Babel, Nebukadnezar. Raja Babel itu menyerang kota Yerusalem itu dan membawa semua tawanan di tempat pembuangan di Babel.

Ketidak setiaan raja Yehuda itu maka Allah berbalik melawan mereka dan menyerahkan mereka kepada musuh. Ketidak setiaan itu juga adalah lambang ketidakbijasananya raja Yoyakim dalam menjalankan ajaran dan perintah Tuhan. Sebenarnya raja Yoyakim sudah bisa belajar dari mendiang ayahnya yang juga tidak setia kepada Allah akhirnya juga mendapat murka Allah. Namun ia berbuat seperti ayahnya maka pada masa kerajaannya, Tuhan sangat murka dan membawa mereka sebagai tawanan di tanah pembuangan Babel. Makak kebijaksanana itu juga lahir juga dari satu proses disermen yang benar karena sumbernya adalah Firman Tuhan sendiri.

Pengalaman yang sama juga yang mau disampaikan Yesus dalam pengajaranNya, kotbah di atas bukit bersama para muridNya. Dalam kotbah di bukit itu Yesus berkata: “Bukan setiap orang yang berseru-seru kepadaKu Tuhan, Tuhan, akan masuk ke dalam kerajaan surga melainkan dia yang melakukan kehendak BapaKu di surga.” Tekanan dan penegasan Yesus sudah jelas dengan pendasaran yang pasti. Hanya orang yang melakukan kehendakKu itulah yang masuk kerajaan surga. Yesus lalu mempertegas lagi melalui perumapaan orang yang membangun rumah. Ini sebenarnya ilustrasi untuk menjelaskan tentang kebijaksanaan itu. Bagi orang yang membangun rumah di atas wadas diumpamakan seperti orang bijaksana yang mendengar semua firman dan kehendak Tuhan dan dengan tekun melaksanakannya. Karena ketika banjir datang dan melanda rumah itu, rumah itu tak akan roboh karena berdiri kokoh di atas batu wadas yang kuat.

Tapi orang yang bodoh adalah yang mendengar firman Tuhan tapi tidak melaksanakan dalam hidup mereka. Mereka membangun rumah mereka di atas pasir. Maka ketika banjir dan dan melanda rumah itu dan rumah itu menjadi roboh karena dasarnya tidak kuat. Jika kita melihat contoh pada raja Yoyakim maka terlihat jelas bahwa menjadi bijak atau bodoh juga tergantung dengan disermen kita terhadap setiap situasi yang kita hadapi. Karena di dalam disermen itu kita akan melibatkan Tuhan secara aktif sehingga dengan demikian kita keputusan untuk menjadi bijaksana itu akan menjadi kelihatan secara nyata. Maka marilah kita belajar untuk semakin setia pada Tuhan dan perintahNya dan setia untuk melaksanakannya. Dan bukannya kita mengikuti ego kita sendiri sehingga kita masih tetap saja berbuat jahat atau melawan Allah. Padahal kita sebenarnya kita semua punya kemampuan yang baik karena kita adalah juga murid-murid Tuhan tetapi kita tidak sama sekali melibatkan Tuhan dalam disermen kita sehingga keputusan untuk menjadi bijaksana itu selalu terhalan oleh ego kita sendiri maka kita masih akan tetap menjadi bodoh.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Pesan untuk kita, pertama: setiap kita adalah murid Tuhan yang sudah dimeteraikan dalam dan dengan Roh Kudus. Itu berarti kita punya kemampuan disermen yang baik. Kedua, kita akan selalu menghadapi situasi di mana kita harus memilih untuk menjadi bijak atau bodoh. Ketiga, maka jalan disermen adalah jalan terbaik untuk menentukan kita akan menjadi bijaksana dan bukan menjadi bodoh.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News