Wisata NTT

Menelusuri Kampung Adat Prailiu, Destinasi Wisata Budaya di Sumba Timur NTT

Penulis: Cristin Adal
Editor: Cristin Adal
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

DESTINASI- Wisatawan mancanegara yang datang dengan Kapal MV. National Geographic Orion saat berada di Kampung Adat Raja Prailiu pada Senin, 8 Juli 2024.

TRIBUNFLORES.COM, WAINGAPU- Destinasi wisata budaya di Pulau Sumba, NTT yang wajib dikunjungi saat liburan yakni Kampung Raja Prailiu.

Jarak dari Kota Waingapu, Ibu Kota Sumba sekitar dua kilometer. Kampung adat ini berada di Kelurahan Prailiu, Kecamatan Kambera.

Kampung Adat Prailiu salah satu kampung adat tertua di Kabupaten Sumba Timur. Tradisi yang kental, tenun ikat hingga kuburan megalitik yang masih ada di kampung ini.

Saat tiba pertama kali di Kampung Raja Prailiu, wisatawan disambut dengan tugu batu dengan pahatan khas Sumba. Pemandangan pemukiman warga dan rumah adat khas Sumba yang eksotis.

 

Baca juga: Pulau Sumba di NTT, Masuk 10 Pulau Terbaik di Asia Pasifik 2024

 

 

Wisatawan atau tamu yang datang disambut secara adat dengan pemberian sirih pinang dari tetua adat di kampung ini. Selanjutnya wisatawan bisa menelusuri kampung adat ini.

Untuk melihat keindahan arsitektur dan menggali makna bangunan rumah adatnya. Rumah adat ini disebut dengan Uma Mbatang atau Uma Hori. Atap yang menjulang tinggi dan terbuat dari jerami.

Rumah adat ini emiliki tiga bagian yang berhubungan dengan kehidupan di Prailiu. Ruang bawah tanahnya merupakan rumah bagi orang-orang yang sudah meninggal, bagian tengah untuk yang masih hidup dan atap sebagai rumah para dewa.

Wisatawan akan menjumpai beberapa pemakaman leluhur yang terbuat dari batu. Salah satu kuburan terbesar milik Raja Prailiu. Kuburan tersebut berdiri kokoh dengan atap dari batu seberat 40 ton dan memiliki enam tiang beton sebagai penyangga.

 

Baca juga: 9 Destinasi Wisata Pantai di Pulau Sumba NTT dengan Pemandangan Terindah, Cocok untuk Healing

 

Selain rumah adat dan kuburan megalitiknya, wisatawan bisa melihat tradisi menenun yang melekat dalam keseharian ibu-ibu di Kampung Raja Prailiu. Bisa juga untuk membeli kain tenun itu untuk mendukung ekonomi kreatif masyarakat setempat.

Dikutip dari Pos Kupang.Com, Kapal MV. National Geographic Orion berlabuh di Sumba Timur Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Kamis, 20 Juni 2024. Kapal pesiar ini membawa wisatawan mancanegara yang berkesempatan mengunjungi Kampung Adat Raja Prailiu pada Senin, 8 Juli 2024.

Marthin, salah satu wisatawan asal Belanda mengaku sangat senang karena ada rekannya dari Eropa yang berkunjung ke Kampung Raja Prailiu, dan baginya warisan budaya ini sangat estetik dan perlu dilestarikan.

"Kekayaan budaya Indonesia khususnya Pulau Sumba sangat eksotis, dan ini warisan budaya yang sangat mahal, sehingga perlu dilestarikan," ungkap Marthin.

Tokoh Adat Prailiu, Umbu Remu mengatakan Kampung Adat Raja Prailiu dipilih sebagai tempat kunjungan Wisatawan Mancanegara Kapal Pesiar National Geographic karena letaknya yang sangat dekat dari Pusat Kota Waingapu serta mempunyai kriteria yang lengkap mulai dari rumah adat, tenun ikat, makam megalitik, dan tarian,nyanyian tradisi Marapu yang kental dan terus dilestarikan.

"Kami sebagai generasi penerus tetap menjaga, merawat tradisi leluhur dari semua aspek tetap terjaga keasliannya dan terus dilestarikan seiring berkembangnya zaman modern," ungkap Umbu Remu.

Terkait kunjungan dari wisatawan mancanegara, pihaknya sangat terbuka menerima kunjungan dari wasatawan Mancanegara, dan sudah tiga kali dilakukan kunjungan Internasional.

"Tiga kali kunjungan turis mancanegara ke Kampung Raja Prailiu, teebanyak dari wisatawan asal Amerika Serikat, kemudian Eropa, dan Asia, dan kami berharap warisan Budaya Kampung Adat Prailiu semakin dikenal luas oleh dunia Internasional," ungkap Umbu Remu.

 

Berita TribunFlores.com lainnya di Google News