Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Harian Katolik Senin 15 Juli 2024, Damai atau Pedang?

Penulis: Gordy
Editor: Gordy Donovan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PATER JOHN LEWAR SVD - Sosok Pater John Lewar, SVD.Mari simak renungan harian Katolik Senin 15 Juli 2024. Tema renungan harian katolik yaitu Damai atau Pedang?.

Oleh: Pastor John Lewar, SVD

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak renungan harian Katolik Senin 15 Juli 2024.

Tema renungan harian katolik yaitu Damai atau Pedang?.

Renungan harian katolik disusun oleh pastor John Lewar, SVD.

Renungan harian katolik ada dibagian akhir artikel ini.

Senin 15 Juli 2024 merupakan Hari Senin Biasa XV, Peringatan Wajib Santo Bonaventura, Uskup dan Pujangga Gereja, Santo Yakobus dari Nisiba, Uskup dan Pengaku Iman, dengan Warna Liturgi Putih.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 15 Juli 2024, Ia Tidak Layak BagiKu

 

Adapun Bacaan Liturgi Katolik Hari Senin 15 Juli 2024 adalah sebagai berikut:

Bacaan Pertama Yes. 1:11-17

Dengarkanlah sabda Tuhan, hai para pemimpin Sodom, “Untuk apa itu korbanmu yang banyak-banyak?

Aku sudah jemu akan korban-korban bakaran berupa domba jantan dan akan lemak dari anak lembu gemukan; darah lembu jantan dan domba-domba dan kambing jantan tidak Kusukai.

Apabila kamu datang untuk menghadap di hadirat-Ku, siapakah yang menuntut itu dari padamu, bahwa kamu menginjak-injak pelataran Bait Suci-Ku? Jangan lagi membawa persembahanmu yang tidak sungguh, sebab baunya adalah kejijikan bagi-Ku.

Kalau kamu merayakan bulan baru dan sabat atau mengadakan pertemuan-pertemuan, Aku tidak tahan melihatnya, karena perayaanmu itu penuh kejahatan.

Perayaan-perayaan bulan barumu dan pertemuan-pertemuanmu yang tetap, Aku benci melihatnya; semuanya itu menjadi beban bagi-Ku, Aku telah payah menanggungnya.

Apabila kamu menadahkan tanganmu untuk berdoa, Aku akan memalingkan muka-Ku, bahkan sekalipun kamu berkali-kali berdoa, Aku tidak akan mendengarkannya, sebab tanganmu penuh dengan darah.

Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku. Berhentilah berbuat jahat, belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam; belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda!

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm 50:8-9,16bc-17,21,23

Ref. Siapa yang jujur jalannya akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.

Bukan karena korban sembelihanmu Aku menghukum engkau; bukankah korban bakaranmu tetap ada di hadapan-Ku? Tidak usah Aku mengambil lembu dari rumahmu atau kambing jantan dari kandangmu,

Apakah urusanmu menyelidiki ketetapan-Ku, dan menyebut-nyebut perjanjian-Ku dengan mulutmu, padahal engkaulah yang membenci teguran, dan mengesampingkan firman-Ku?

Itulah yang engkau lakukan, tetapi Aku berdiam diri; engkau menyangka, bahwa Aku ini sederajat dengan engkau. Aku akan menghukum engkau dan membawa perkara ini ke hadapanmu.

Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai korban, ia memuliakan Aku; siapa yang jujur jalannya, keselamatan yang dari Allah akan Kuperlihatkan kepadanya.”

Bait Pengantar Injil Alleluya

Ref. Alleluya, alleluya, alleluya

Berbahagialah yang dikejar-kejar karena taat kepada Tuhan, sebab bagi merekalah kerajaan Allah.

Bacaan Injil Mat 10:34-11:1

Pada suatu hari Yesus bersabda kepada keduabelas murid-Nya, “Jangan kalian menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi. Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang.

Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah seisi rumahnya. Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih daripada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.

Dan barangsiapa mengasihi puteranya atau puterinya lebih daripada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikuti Aku, ia tidak layak bagi-Ku.

Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya demi Aku, ia akan memperoleh kembali. Barangsiapa menyambut kalian, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku.

Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan barangsiapa menyambut seorang yang benar sebagai orang benar, ia akan menerima upah orang benar.

Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir saja kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu, sungguh ia takkan kehilangan upahnya.” Setelah Yesus selesai mengajar keduabelas rasul-Nya, Ia pergi dari sana untuk mengajar dan memberitakan Injil di dalam kota-kota mereka.

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Katolik

Meditatio:

Banyak kalangan termasuk komunitas orang Katolik bingung dengan
pernyataan Yesus berikut ini: “Jangan kamu menyangka, bahwa Aku
datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk
membawa damai, melainkan pedang”(Matius 10: 34). Pedang merupakan
salah satu perlengkapan yang digunakan ketika berperang atau
bertempur.

Dengan kwalitas ketajamannya, pedang bisa membunuh,
memisahkan, menghancurkan dan membinasakan. Pedang adalah simbol
kekerasan, peperangan, pemisahan, dan penolakan. Apakah Yesus
mengajarkan jalan kekerasan dan perpecahan?

Bukankah Yesus dikenal dengan ajaran-Nya tentang hukum yang paling utama, yakni hukum
kasih? Sebelum Yesus mengungkapkan perkataan tersebut di atas,
bukankah Dia mengutus para murid dan memerintahkan mereka untuk
mengucapkan salam damai kepada setiap penghuni rumah yang mereka
singgahi (lihat Matius 10:12; Lukas 10:5)?

Perlu diketahui bersama, bahwa konteks bacaan Injil hari ini adalah
panggilan menjadi murid Yesus dan konsekuensinya (lih. Mat. 10:1 –
11:1). Ayat 1-4 bicara tentang panggilan kedua belas rasul. Ayat 5-15
berbicara tentang pengutusan kedua belas rasul, tentang apa saja yang
harus mereka perbuat dan mereka wartakan. Sementara itu, Matius 10:
16 – 11:1 (bacaan kita masuk dalam bagian ini) berbicara tentang
konsekuensi dari panggilan menjadi murid Yesus. Oleh karena itu,
perkataan Yesus yang mengatakan bahwa Dia datang “bukan membawa
damai melainkan pedang” harus dipahami dalam konteks konsekuensi
yang akan dihadapi oleh murid-murid-Nya.

Yesus tidak mengajarkan jalan kekerasan, perpecahan, atau
pertengkaran dalam rumah tangga dan masyarakat. Namun, mau tidak
mau, hal tersebut akan dihadapi oleh para murid sebagai akibat dari
panggilan untuk menjadi murid-Nya.

Yesus mengatakan: “Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut
Aku, ia tidak layak bagi-Ku.” Yesus hendak menegaskan bahwa
mengikuti-Nya adalah pilihan radikal, dalam arti menuntut totalitas dan
tak bisa setengah-setengah. Jalan mengikuti Yesus itu adalah jalan salib.

Ini hanya bisa dilakoni bila orang telah memilih dan memeluk Yesus
sebagai nilai tertinggi dalam hidupnya sehingga hal-hal lain sifatnya
sekunder saja. Kata “salib” di sini dipahami sebagai penderitaan yang
ditanggung oleh seseorang karena menjadi pengikut Yesus. Salib yang
paling berat adalah ketika orang itu ditolak atau dijauhi oleh anggota
keluarga sendiri.

Seorang murid Yesus harus sanggup menanggung salib
tersebut. Jika demikian, maka seorang pengikut Kristus bahkan tak takut
“kehilangan nyawanya karena Aku”, sebab “ia akan memperolehnya” (ay.
39). la sanggup menanggung segala risiko dari pilihannya mengikuti
Kristus. Hal ini tak mungkin dilakukan oleh orang yang imannya masih
setengah-setengah.

Merenungkan bacaan Injil hari ini, kita bisa memetik beberapa hal
penting. Pertama, Yesus datang ke dunia ini bukan membawa pedang di
tangan yang dapat menoreh daging, namun Dia datang ke dunia ini,
dengan kasih yang dapat menoreh hati manusia, sehingga manusia dapat
bertobat dan memperoleh keselamatan.

Kedua, menjadi murid Yesus
Kristus berarti harus siap menerima penolakan, permusuhan, bahkan
kekerasan dari pihak lain. Ketiga, kendati menghadapi kekerasan dan
penolakan, mewartakan sukacita damai adalah tugas pengutusan para
murid Yesus.

Apakah sebagai murid Yesus Kristus, kita sudah siap menghadapi
bermacam-macam “pedang” dalam kehidupan harian kita?
Missio: Yesus tidak pernah mengajarkan kekerasan, maka hari ini kita
diajak agar banyak berbuat baik dengan dilandasi semangat cinta dan
pengorbanan diri.

Doa:

Ya Tuhan, utuslah RohMu yang kudus menuntun langkah hidup kami agar
mengikuti Engkau dengan tulus melalui perbuatan amal kasih dan setia
dalam melankan pekerjaan harian kami...Amin.

Sahabatku yang terkasih. Selamat hari Senin. Salam, doa dan berkatku
untukmu dan keluarga di mana saja berada: Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus...Amin.(gg).

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News