Berita Flores Timur

Kisah Penjual Sayur di Larantuka, Dagangan Tak Laku, Menangis Tak Mau  

Penulis: Paul Kabelen
Editor: Ricko Wawo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Lusia Wae Ema berada di lapak jualannya di Kelurahan Lewolere, Kecamatan Larantuka, Kabupaten Flores Timur, NTT, Senin, 22 Juli 2024 siang.

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paul Kabelen

TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA-Gurat senyum Lusia Wae Ema tampak sumringah saat lapak jualannya disambangi pembeli di Kelurahan Lewolere, Kecamatan Larantuka, Kabupaten Flores Timur, NTT, Senin, 22 Juli 2024 siang.

Perempuan 62 tahun ini adalah salah satu penjual sayur persis di pinggir Jalan Trans Pulau Flores. Tempat itu menjadi harapannya mengais rupiah untuk hidup keluarganya.

Lusia masih sibuk mengiris buah pepaya, daun kangkung, bunga pepaya, dan jantung pisang. Aneka bahan sayuran itu disimpan dalam wadah kecil untuk dijual dengan Harga Rp 5.000.

"Ini namanya rumpu-rampe (campuran dari beberapa sayuran). Setiap pagi saya dan beberapa ibu-ibu di Lewolere datang jualan di sini," katanya sambil tersenyum.

Baca juga: Karutan Larantuka Ikuti Turnamen Tenis Bersama Kontingen dari Kanwil Kemenkumham NTT

 

 

Sudah tiga tahun dia berjualan sayur. Janda empat anak ini menjadi tumpuhan keluarga usai suaminya, Petrus Werang, meninggal dunia belasan tahun silam.

"Saya punya anak sudah kerja semua, yang dua belum menikah. Sudah tiga tahun saya jualan, ini satu-satunya harapan hidup," kata Lusia.

Nasib berjualan di pinggir jalan selalu pasang dan surut. Kadang rejeki baik. Kebanyakan tak laku-laku. Pahit atau manisnya hidup dia terima dengan lapang dada. Perempuan paruh baya ini tak cengeng dengan bengisnya hidup.

"Tidak usah pikir susah kalau kita sudah hidup susah. Pasti ada rasa sedih (kalau tidak laku) tapi jangan sampai kita menangis," ungkap dia.

Dalam sehari, Lusia bisa mendapatkan uang sekitar Rp 75.000 sampai Rp 150.000. Hasil itu lalu disisihkan untuk modal dan tabungan.

Lusia senang tempat mereka berjualan tak pernah ditertibkan petugas. Lahan strategis milik pemerintah itu masih dimanfaatkan oleh ibu-ibu paruh baya.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News