Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Harian Katolik Minggu 28 Juli 2024, Supaya Tidak Ada yang Terbuang

Penulis: Gordy
Editor: Gordy Donovan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Br. Pio Hayon, SVD.Mari simak Renungan Harian Katolik Minggu 28 Juli 2024.Tema renungan harian Katolik yaitu supaya tidak ada yang terbuang.

Oleh: Bruder Pio Hayon, SVD

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak Renungan Harian Katolik Minggu 28 Juli 2024.

Tema renungan harian Katolik yaitu supaya tidak ada yang terbuang.

Renungan harian katolik disiapkan oleh Bruder Pio Hayon, SVD.

Renungan Harian Katolik ada dibagian akhir artikel ini.

Baca juga: Injil Katolik Hari Ini Minggu 28 Juli 2024 Lengkap Mazmur Tanggapan

 

Minggu 28 Juli 2024 merupakan Hari Minggu Biasa XVII, Hari Orangtua, Kakek dan Nenek Sedunia, Santo Nasarius dan Selsus, Martir; Santo Viktor dan Innosensius, Paus dan Martir, dengan Warna Liturgi Hijau.

Adapun Bacaan Liturgi Katolik Hari Minggu 28 Juli 2024 adalah sebagai berikut:

Bacaan Pertama 2Raj 4:42-44

Orang akan makan, dan bahkan akan ada sisanya.

Sekali peristiwa datanglah seseorang dari Baal-Salisa dengan membawa bagi Elisa, abdi Allah, roti hulu hasil, yaitu dua puluh roti jelai serta gandum baru dalam sebuah kantong. Lalu berkatalah Elisa, “Berilah itu kepada orang-orang ini, supaya mereka makan.”

Tetapi pelayan abdi Allah itu berkata, “Bagaimanakah aku dapat menghidangkannya di depan seratus orang?” Jawab abdi Allah itu, “Berikanlah kepada orang-orang itu, supaya mereka makan, sebab beginilah firman Tuhan: Orang akan makan, bahkan akan ada sisanya.”

Lalu dihidangkannyalah roti itu di depan mereka. Maka makanlah mereka, dan masih ada sisa, sesuai dengan firman Tuhan.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm 145:10-11.15-16.17-18

Ref: Engkau membuka tangan, ya Tuhan, dan berkenan mengenyangkan kami.

Segala yang Kaujadikan akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau. Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu.

Mata sekalian orang menantikan Engkau, dan Engkau pun memberi mereka makanan pada waktunya; Engkau membuka tangan-Mu, dan berkenan mengenyangkan segala yang hidup.

Tuhan itu adil dalam segala jalan-Nya, dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. Tuhan dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan.

Bacaan Kedua Ef 4:1-6

Satu tubuh, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan.

Saudara-saudara, aku, orang yang dipenjarakan demi Tuhan, menasehati kamu, supaya sebagai orang-orang yang terpanggil, kamu hidup berpadanan dengan panggilan itu. Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut dan sabar.Tunjukkanlah kasihmu dalam saling membantu. Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh dalam ikatan damai sejahtera: satu tubuh, satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu.

Satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa kita semua, yang mengatasi semua, menyertai semua dan menjiwai semua.

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Bait Pengantar Injil Luk 7:16

Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita, dan Allah telah melawat umat-Nya.

Bacaan Injil Yoh 6:1-15

Yesus membagi-bagikan roti kepada orang banyak, sebanyak yang mereka kehendaki.

Sekali peristiwa Yesus berangkat ke seberang danau Galilea, yaitu danau Tiberias. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka melihat mujizat-mujizat penyembuhan, yang diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit.

Yesus naik ke atas gunung dan duduk di situ dengan murid-murid-Nya. Ketika itu Paskah, hari raya orang Yahudi, sudah dekat.

Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya, dan melihat bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya,

berkatalah Ia kepada Filipus, “Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?” Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai Filipus, sebab Ia sendiri tahu apa yang hendak dilakukan-Nya.

Jawab Filipus kepada-Nya, “Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja!” Seorang dari murid-murid-Nya, yaitu Andreas, saudara Simon Petrus, berkata kepada Yesus, “Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?”

Kata Yesus, Suruhlah orang-orang itu duduk!” Adapun di tempat itu banyak rumput. Maka duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya.

Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki.

Dan setelah mereka kenyang, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih, supaya tidak ada yang terbuang.” Maka mereka pun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan.

Ketika orang-orang itu melihat mujizat yang telah diadakan Yesus, mereka berkata, “Dia ini adalah benar-benar Nabi yang akan datang ke dunia.” Karena Yesus tahu bahwa mereka akan datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk dijadikan raja, Ia menyingkir lagi ke gunung seorang diri.

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Katolik

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Salam damai sejahtera untuk kita semua. Dalam hidup harian kita, ketika ada satu hajatan tertentu pasti akan selalu diikuti dengan makan bersama. Makan bersama itu dianggap sebagai tanda persaudaraan dan kekeluargaan di antara semua anggota dalam satu kelompok tertentu. Satu kebiasaan lain sebagai dampaknya adalah banyak makanan yang terbuang dan tidak dimakan lagi yang seharusnya dikumpulkan kembali. Hal ini kadang membuat kita salah dalam mengatasi situasi kita. Kita lebih sering buang dari pada disimpan atau diolah lagi.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Hari ini kita memasuki minggu biasa pekan ke XVII dalam masa liturgi gereja kita. Dan bacaan-bacaan yang kita renungkan pada hari ini berkisah makanan. Dalam perjanjian lama dalam kitab kedua raja-raja berkisah tentang nabi Elisa yang dibawakan 20 roti jelai dan gandum baru dalam sebuah kantong. Dan Elisa meminta mereka untuk memberikan roti itu kepada orang-orang yang menyertai nabi Elisa saat itu sebanyak 100 orang. Maka menjadi sangat tak masuk akal bahwa roti yang hanya 20 roti jelai dan gandum itu harus diberi kepada 100 orang. Artinya ada 80 orang yang tidak akan mendapatkan roti itu. Itu logikanya. Namun bagi nabi Elisa, itu bukan menjadi masalah. Bagi Elisa, orang-orang itu harus dib eri makan dengan roti yang ada: “Berikanlah kepada orang-orang itu supaya mereka makan, sebab beginilah firman Tuhan, orang akan makan bahkan akan ada sisanya.” Elisa sebagai seorang nabi yang saleh dan setia kepada Allah, tetap berpegang pada firman Tuhan kepadanya. Maka jadilah orang-orang itu makan lalu ada sisanya. Itu berarti, di sana ada berkat yang sudah Tuhan sertakan dalam pemberian roti itu.

Di dalam nama Tuhan, roti itu dapat memberikan kepuasan bagi mereka yang memakannya. Ketikan belas kasihan itu dinyatakan maka akan membawa berkat bagi semua yang melaksanakannya. Dan hal itu yang ditegaskan oleh Yesus dala injilNya hari ini. Yesus memberi makan sekitar 5000 orang dan sisanya 12 bakul. Kisahnya juga hampir sama dalam kisah Elisa. Yesus yang melihat jumlah orang yang begitu banyak itu lalu tergerak hatiNya oleh belaskasihan yang dinyatakan lewat permintaanNya kepada Filipus agar harus memberi makan orang yang ada itu yang sudah mengikutiNya karena semua hal yang sudah dikerjakanNya. Namun Filipus dan para murid juga bereaksi secara negatif karena akan menjadi sangat sulit. Dan sangatlah satu kebetulan ada anak yang membawa 5 roti dan 2 ekor ikan.

Dari roti dan ikan inilah, Yesus mengucap berkat dan hasilnya semua orang itu dapat makan bahkan sampai sisa 12 bakul penuh. Kisah ini, Yesus mau mengajarkan tentang satu tindakan kasih yang kecil itu dapat menghasilkan satu kebajikan yang besar di dalam Tuhan. Kita sebagai manusia sebenarnya tidak punya banyak hal di hadapan Tuhan atau kita tak punya apa-apa di hadapan Tuhan yang Maha Agung itu. Namun,,,,apa yang kita punya bahkan itu paling sederhana, tapi ketika itu diletakan di hadapan Tuhan maka akan menghasilkan banyak buah berlimpah. Kebanyakan kita selalu punya konsep yang terbalik. Kita suka sekali mau mendapatkan banyak hal dari Tuhan tapi tak pernah beri apa-apa bahkan yang paling sederhana sekalipun seperti contoh doa dan makan bersama dalam keluarga, pergi gereja bersama-sama sebagai satu keluarga atau satu kebaikan yang kecil kita lakukan bagi orang yang datang kepada kita, semua itu bisa akan menjadi besar jika kita letakan di hadapan Tuhan. Namun sering kita egois untuk ingat diri sendiri sehingga kita pun juga sering sulit untuk mendapatkan berkat bahkan saat kita dapatkan pun kita tidak sadar itu sebagai berkat dari Tuhan yang juga harus dibagi-bagi. Kita lebih suka menghabiskan itu lalu lupa untuk ‘kumpulkan’ yang tersisa untuk menjadi bekal perjalanan iman kita. Maka marilah kita belajar untuk selalu bisa memberi dari keterbatasan kita dan meletakannya di hadapan Tuhan. Dan kita yakin Tuhan akan menjadikannya berkat bagi kita.

Saudari/a terkasih dalam Kristus

Pesan untuk kita, pertama: semua kita adalah manusia terbatas. Dan keterbatasan itu selalu mendatangkan ketidaknyamanan dalam hidup kita. Kedua, namun bagi kita yang percaya kepada Tuhan, keterbatasan itu adalah ciri khas utama menjadi manusia yang ketika itu dibawa kepada Tuhan akan mendatangkan berkat. Ketiga, dan semua itu bisa terjadi kalau kita juga menaruh kasih yang besar kepada Tuhan. (gg).

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News