TRIBUNFLORES.COM, RUTENG- Nusa Tenggara Timur tak hanya terkenal dengan pesona alamnya. Di tempat ini anda menemukan keindahan warisan budaya yang tersebar di setiap kabupatennya.
Warisan budaya yang masih lestari itu adalah kampung adat yang kerap menjadi destinasi wisata favorit wisatawan domestik maupun mancanegara.
Hampir di setiap daerah di NTT memilik rumah adat, hal menandakan bahwa masyarakat setempat masih melestarikan budaya leluhurnya.
Setidaknya terdapat enam kampung adat di NTT dijuluki kampung terindah dan menjadi destinasi wisata favorit wisatawan. Berikut enam destinasi kampung adat tersebut yang wajib anda kunjungi saat berwisata ke NTT;
Baca juga: Wae Rebo di Flores NTT, 1 dari 7 Desa Terindah di Dunia 2024 Versi Spectator Index
1. Kampung Wae Rebo
Kampung Wae Rebo berada di ketinggian 1200 mdpl di lembah puncak bukit tepatnya Desa Wisata Satar Lenda, Kecamatan Satarmese Barat, Kabupaten Manggarai, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.
Berada di atas ketinggian, kampung ini sering tertutup kabut dan udaranya sangat dingin. Selain dijuluki "Negeri di Atas Awan", Kampung Wae Rebo juga masuk alam daftar kampung atau desa terindah di dunia.
Memiliki rumah adat yang unik disebut Mbaru Niang yang mengandung filosfi kehidupan masyarakat Manggarai. Terdapat 7 rumah utama atau Mbaru Niang di Wae Rebo yang melingkari batu yang tersusun rapi di tengan kampung dan dalam bahasa Manggarai disebut sebagai compang.
2. Kampung Adat Ratenggaro
Kampung Ratenggaro berlokasi di Sumba Barat Daya, Ratenggaro memiliki arti kuburan orang yang pertama tinggal di Sumba Barat Daya. Kampung ini berada di Desa Umbu Ngedo, Kecamatan Kodi Bangedo Ratenggoro.
Rumah adat Kampung Ratenggoro memiliki bentuk rumah panggung dengan atap menara yang menjulang setinggi 15-30 meter yang melambangkan status sosial. Semakin tinggi atap yang dimiliki maka semakin tinggi status sosial warga tersebut.
Atap yang menjulang tinggi juga dianggap sebagai lambang dari penghormatan kepada arwah leluhur yang juga berfungsi sebagai tempat pemujaan.
Kampung Ratenggoro memiliki dua simbol rumah adat yang dianggap sebagai ayah dan ibu bernama Uma Katoda Kataku (ayah) dan Uma Kalama (ibu). Kedua rumah ini dijaga dan dihormati tanpa merendahkan rumah lainnya.
3. Kampung Adat
Kampung Praijing terletak di Desa Tebara, di Kecamatan Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat, NTT. Kampung adat ini masuk dalam nominasi 75 besar ADWI 2023 dan salah satu kampung adat tertua di Kabupaten Sumba Timur.
Di kampung ini tradisi masih kental, tenun ikat menjadi kesaharian ibu-ibu, hingga kuburan megalitik yang masih ada di kampung ini.
Untuk melihat keindahan arsitektur dan menggali makna bangunan rumah adatnya. Rumah adat ini disebut dengan Uma Mbatang atau Uma Hori. Atap yang menjulang tinggi dan terbuat dari jerami.
Rumah adat ini emiliki tiga bagian yang berhubungan dengan kehidupan di Prailiu. Ruang bawah tanahnya merupakan rumah bagi orang-orang yang sudah meninggal, bagian tengah untuk yang masih hidup dan atap sebagai rumah para dewa.
Wisatawan akan menjumpai beberapa pemakaman leluhur yang terbuat dari batu. Salah satu kuburan terbesar milik Raja Prailiu. Kuburan tersebut berdiri kokoh dengan atap dari batu seberat 40 ton dan memiliki enam tiang beton sebagai penyangga.
4. Kampung Adat Bena
Kampung Bena salah satu warisan budaya zaman megalitikum yang masih lestari di Kabupaten Ngada, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Perkampungan tradisional ini tepatnya berada di Desa Wisata Tiwuriwu, Kecamatan Aimere, arah selatan Kota Bajawa, Ibu Kota Kabupaten Ngada. Letaknya juga di Bawah kaki Gunung Inerie.
Kampung Bena masuk dalam daftar destinasi wisata budaya yang populer di Flores. Tempat ini dikunjungi banyak wisatawan domestik maupun mancanegara.
5. Kampung Adat Wologai
Kampung adat Wologai berada di Kecamatan Detusoko, Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur. Kampung Wologai menyimpan tradisi yang tak kalah menarik dan usianya sudah lebih dari 800 tahun.
Melewati jalan-jalan berliku karena Kampung Wologai berada di lembah dan dikelilingi perbukitan. Kurang lebih 37 kilometer jarak dari Kota Ende menuju Kampung Adat Wologai.
Rumah adat di Kampung Wologai memiliki kekhasannya sendiri dalam arsitektur bangunan. Bentuk rumahnya kerucut dengan tata letak bangunan melingkar dan bertingkat-tingkat.
6. Kampung Adat Tololela
Kampung Tololea berada di bawah kaki Gunung Inerie tepatnya berada di wilayah administrasi Desa Manubhara, Kecamatan Inerie, Kabupaten Ngada, NTT.
Konon Kampung Tololela dijaga oleh dua ekor Naga yang dalam bahasa daerah disebut SAWA. Hal ini dbuktikan dengan Ukiran Naga di 32 (Tiga Puluh Dua ) Rumah adat yang mendiami kampung adat Tololela.
Berita TribunFlores.com Lainnya di Google News