Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Harian Katolik Selasa 20 Agustus 2024, Apakah yang akan Kami Peroleh?

Penulis: Gordy
Editor: Gordy Donovan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Br. Pio Hayon, SVD. Mari simak renungan harian Katolik Selasa 20 Agustus 2024.Tema renungan harian katolik yaitu Apakah yang akan Kami Peroleh?.

Oleh: Bruder Pio Hayon, SVD

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak renungan harian Katolik Selasa 20 Agustus 2024.

Tema renungan harian katolik yaitu Apakah yang akan Kami Peroleh?.

Renungan harian katolik disiapkan oleh Bruder Pio Hayon, SVD.

Renungan harian katolik ada di bagian akhir artikel ini.

Selasa 20 Agustus 2024 merupakan Hari Selasa Biasa XX, Peringatan Wajib Santo Bernardus, Abbas dan Pujangga Gereja, dengan Warna Liturgi Putih.

Baca juga: Bacaan Injil Katolik Hari Ini Selasa 20 Agustus 2024 Pekan Biasa

 

Adapun Bacaan Liturgi Katolik Hari Selasa 20 Agustus 2024 adalah sebagai berikut:

Bacaan Pertama Yeh 28:1-10

Raja Tirus menganggap dirinya Allah

Tuhan bersabda kepadaku, “Hai anak manusia, katakanlah kepada raja Tirus, ‘Beginilah sabda Tuhan Allah: Engkau telah menjadi tinggi hati dan berkata, ‘Aku ini Allah! Aku duduk di takhta Allah di tengah-tengah lautan.’ Padahal engkau itu manusia, bukan Allah, walaupun hatimu menempatkan diri sama dengan Allah. 

Memang hikmatmu melebihi hikmat Daniel. Tiada rahasia yang tersembunyi bagimu. Dengan hikmat dan pengertianmu engkau memperoleh kekayaan. Emas dan perak kaukumpulkan dalam perbendaharaanmu. 

Karena engkau sangat pandai berdagang, engkau memperbanyak kekayaanmu, dan karena itu engkau menjadi sombong.” Oleh karena itu beginilah sabda Tuhan Allah, “Karena hatimu menempatkan diri sama dengan Allah, 

maka sungguh, Aku membawa orang asing melawan engkau, yaitu bangsa yang paling ganas. Mereka akan menghunus pedang melawan hikmatmu yang terpuja dan menajiskan semarakmu.

Mereka akan menurunkan dikau ke liang kubur dan engkau akan mati seperti orang mati terbunuh di tengah lautan.

Apakah engkau masih akan mengatakan di depan pembunuhmu, ‘Aku ini Allah!’? Padahal bagi para penikammu engkau adalah manusia, bukan Allah.Engkau akan mati seperti orang tak bersunat, dibunuh oleh orang asing. Sebab Akulah yang mengatakannnya.”

Demikianlah sabda Tuhan.

U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Ul 32:26-27ab,27cd-28,30,35cd-36ab

Refren :Tuhanlah yang mematikan; Tuhan pulalah yang menghidupkan.

Tuhan bersabda, “Seharusnya Aku menghempas bangsa jahat ini, dan melenyapkan ingatan akan mereka di antara manusia. Tetapi Aku kuatir disakiti hati-Ku oleh musuh, jangan-jangan lawan mereka salah mengerti.”

Jangan-jangan lawan berkata, “Tangan kamilah yang jaya, bukanlah Tuhan yang melakukan semuanya itu.” Sebab lawan itu suatu bangsa yang bodoh, dan tidak ada pengertian pada mereka.

Bagaimana mungkin satu orang dapat mengejar seribu orang, dan dua orang dapat menghalau sepuluh ribu orang, kecuali kalau Allah gunung batu mereka, telah menjual mereka, dan menyerahkan mereka.

Hari bencana bagi musuh telah dekat, dan akan segera datang apa yang telah disediakan bagi mereka. Sebab Tuhan akan memberi keadilan kepada umat-Nya. Ia merasa sayang akan hamba-hamba-Nya.

Bait Pengantar Injil 2Kor 8:9

Yesus Kristus telah menjadi miskin, sekalipun Ia kaya,agar kalian menjadi kaya berkat kemiskinan-Nya.

Bacaan Injil Mat 19:23-30

“Lebih mudah seekor unta masuk melalui lubang jarum, daripada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Surga.”


Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.”

Ketika murid-murid mendengar itu, sangat gemparlah mereka dan berkata: “Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?” Yesus memandang mereka dan berkata: “Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin.”

Lalu Petrus menjawab dan berkata kepada Yesus: “Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau; jadi apakah yang akan kami peroleh?” Kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel.

Dan setiap orang yang karena nama-Ku meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, bapa atau ibunya, anak-anak atau ladangnya, akan menerima kembali seratus kali lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal. Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Katolik

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Salam damai  sejahtera untuk kita semua. Semua orang yang bekerja akan pasti ingin mendapatkan hasil yang baik. Itu bagian dari sebuah proses dalam satu tindakan bekerja. Banyak orang berlomba-lomba mendapatkan hasilnya dan sedapat mungkin mendapatkan yang terbaik. Namun bisa jadi ada juga orang yang bekerja memang hanya untuk satu tugas khusus yang tidak menuntut banyak hal. Karena yang mau dikejar adalah bukan sekedar sebuah hasil saja tetapi lebih dari itu yakni pelayanan. Maka bisa saja akan muncul pertanyaan ini: “apakah yang akan kami peroleh?”

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Hari ini gereja sejagad memperingati santo Bernardus, Abbas dan Pujangga Gereja. Bernardus dari Claivaux  lahir pada tahun 1090, dekat Dijon, Perancis. Putera dari Tescelin Sorrel dan Aleth Montbard ini digelari Pujangga Gereja dan dikenal juga sebagai Bapa Gereja Terakhir. Sepeninggal ibunya, Bernardus menjalani satu gaya hidup tak beraturan selama beberapa tahun. Tetapi ia kemudian membaharui cara hidupnya dan bersama beberapa orang temannya masuk biara pertapaan Citeaux yang dipimpin oleh Santo Stefanus Harding. Keputusannya untuk memasuki hidup membiara ini ditentang keras oleh ayah dan kedua kakaknya. Meskipun demikian Bernardus tetap teguh pada pendiriannya. Kepada ayah dan saudara-saudara dan iparnya, ia menjelaskan hasrat hatinya dengan segala alasan yang mendorong dia mengambil keputusan itu. Penjelasannya ini berhasil meyakinkan ayah dan saudara-saudaranya, dan beberapa orang temannya, hingga mereka pun ikut bersamanya memasuki biara pertapaan itu.

Di bawah bimbingan Abbas Santo Stefanus, Bernardus mempelajari Kitab Suci dan giat menulis banyak buku. Bernardus sendiri dikenal luas sebagai seorang pewarta, pembawa damai dan penegak kebenaran. Bernardus diutus ke Jerman dan Prancis untuk berkhotbah menentang ajaran sesat Albigensia. Khotbah-khotbahnya sangat berpengaruh dan tulisan-tulisannya mengilhami mistisisme Abad Pertengahan. Ia meninggal dunia pada tahun 1153; dinyatakan ‘kudus’ pada tahun 1174 dan diakui sebagai Pujangga Gereja, bahkan Bapa Gereja terakhir pada tahun 1830. Kisah perjalanan hidup Santo Bernardus menarik untuk kita refleksikan akan keteguhan imannya kepada Allah lewat jalan menjadi imam membawa berkat bagi banyak orang yang dilayaninya walaupun pada awalnya dia ditolak oleh keluarganya sendiri. Santo Bernardus benar-benar mengikuti ajaran Yesus yang kita dengar hari ini tentang jalan panggilan untuk mengikutiNya: “Dan setiap orang yang demi namaKu meninggalkan rumahnya, saudara-saudaranya, bapa atau ibunya, anak-anak atau ladangnya akan menerima kembali seratus kali lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal.” Yesus memberi gambaran kepada Petrus yang telah bertanya kepadaNya: 

“Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikuti Engkau; jadi apakah yang akan kami peroleh?” Pertanyaan Petrus ini  langsung dijawab Yesus dengan tegas untuk tidak pernah takut akan apa yang akan diperoleh ketika mengikutiNya dengan meninggalkan segala sesuatunya. Karena bagi Yesus yang paling penting adalah kesediaan untuk berkarya demi namaNya. Proses meninggalkan segala sesuatu itu adalah bagian penting untuk bisa meninggalkan keterikatan kita baik itu secara sosial atau budaya bahkan ekonomi agar kita benar-benar memusatkan perhatian kita pada rencana dan kehendak Allah sendiri. Dalam pengajaran Yesus ini memang terlihat seperti lebih fokus pada panggilan khusus namun sebenarnya juga berlaku untuk kita semua yakni supaya kita pertama-tama bukan untuk mendapatkan pahala yang diberikan Tuhan tetapi dimulai dari diri kita sendiri dalam mengikutiNya yakni siap meninggalkan segala sesuatu untuk mengikutiNya.

Karena bagi Yesus, mengosongkan diri dari segala macam keterikatan menjadi syarat utama dalam mengikutiNya. Konsekwensi dari mengkutiNya itu sudah menjadi bagian tak terpisahkan dan itu hak prerogatif Tuhan sendiri yang tak bisa diganggu gugat oleh siapapun juga. Namun yang paling penting itu adalah kita sudah siap untuk meninggalkan segala sesuatunya untuk mengikutiNya karena banyak dari antara kita yang masih sulit untuk meninggalkan segala sesuatu sebelum mengikutiNya bahkan kita yang sudah mengikuti Yesus pun masih saja sulit untuk meninggalkan segala sesuatunya. Kita masih tetap mendua. 

Saudari/a terkasih dalam Kristus 

Pesan untuk kita, pertama: semua kita telah menjadi murid atau pengikut Yesus atas cara yang berbeda-beda. Kedua, namun kita masih juga belum sepenuhnya untuk meninggalkan segala sesuatunya karena kita masih juga terikat akan hal-hal duniawi. Ketiga, maka kita butuh pertobatan untuk bisa siap meninggalkan segala sesuatunya demi kerajaanNya. (gg).

Berita TRIBUNFLORES.CO Lainnya di Google News