Pentabhisan Uskup Labuan Bajo

Penjelasan BMKG soal Fenomena Matahari Cincin saat Penahbisan Uskup Labuan Bajo

Penulis: Berto Kalu
Editor: Gordy Donovan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

MATAHARI HALO - Fenomena Halo di langit Labuan Bajo saat Misa Penahbisan Uskup Labuan Bajo. Jumat 1 November 2024.

Laporan Reporter TRIBUN-FLORES.COM, Berto Kalu

TRIBUNFLORES.COM, LABUAN BAJO - Fenomena  matahari mirip cincin terjadi saat perayaan ekaristi penahbisan Uskup Labuan Bajo, Mgr. Maksimus Regus, di Gereja St Petrus Sernaru, Jumat 1 November 2024.

Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) itu merupakan fenomena Halo dan merupakan kejadian alam yang jarang terjadi namun alami.
 
"Fenomena ini muncul akibat pembiasan dan refleksi sinar Matahari oleh kristal-kristal es yang terdapat di awan Cirrus pada ketinggian 5-10 km di atmosfer," ujar Kepala Stasiun Meteorologi Komodo Maria Seran, Jumat malam. 

Maria menjelaskan, Halo adalah fenomena optis berupa lingkaran cahaya di sekitar matahari yang merupakan pembiasan sinar matahari oleh awan tinggi.

Baca juga: Profil Lengkap Mgr Maksimus Regus, Uskup Pertama Keuskupan Labuan Bajo

 

Cahaya seperti cincin itu disebabkan adanya pembelokan cahaya oleh kristal es di lapisan awan tinggi yakni awan Cirrus.

"Awan ini berada pada ketinggian 5-10 km dari permukaan bumi. Karena ketinggiannya (suhu dingin dibawah 0 derajat celcius) awan ini membentuk butiran lembut kristal es berbentuk prisma," jelas Maria. 

Fenomena ini, lanjut Maria, sering terlihat pada siang hari ketika kondisi cuaca mendukung dan awan cirrus hadir di langit sehingga menghasilkan efek visual yang menakjubkan tanpa dampak berbahaya bagi pengamat.

"Namun, waktu kemunculannya yang bertepatan dengan peristiwa penting di Labuan Bajo, yakni pentahbisan uskup, tentu menambah kesan khusus bagi masyarakat setempat yang melihatnya sebagai momen penuh makna," katanya.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News