Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paul Kabelen
TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA - Bantuan bencana erupsi Gunung Lewotobi dalam boks BNPB berisikan popok bayi, pembalut wanita, dan sabun rupanya sudah kedaluwarsa atau melampaui masa berlakunya (expayer).
Hal ini terkuak saat korban menerima bantuan itu di posko-posko pengungsian di Kecamatan Titehena, Kabupaten Flores Timur, NTT, Sabtu, 10 November 2024.
Bukan hanya di tempat itu, warga terdampak yang mengungsi ke Desa Kringa, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, juga menerima barang kedaluwarsa saat membuka boks bening itu, Minggu, 10 November 2024.
Temuan ini memicu kecemasan lantaran dinilai berdampak buruk bagi kesehatan, khususnya bagi bayi dan balita di tempat pengungsian.
Baca juga: Gunung Lewotobi Flores Timur Erupsi, Tinggi Kolom Abu 1.000 Meter Disertai Lontaran Lava Pijar
Direktur Sumber Daya Darurat BNPB, Agus Riyanto, menyampaikan permohonan maaf dan menarik bantuan kedaluwarsa yang sempat disalurkan tersebut.
Agus mengaku, bantuan didistribusikan sejak Jumat, 8 November 2024. Kemungkinan, kata dia, barang-barang tersebut tertahan lama di Gudang Logistik BPBD Flores Timur.
"Bantuan yang tidak layak sudah kami tarik kembali. Atas nama pimpinan BNPB, saya meminta maaf kepada masyarakat terdampak atas kekeliruan ini," tuturnya.
Kalak BPBD Emosi
Sementara itu Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD NTT, Cornelis Wadu, tersulut emosi saat diwawancara dorstop.
Dia menimpal balik soal data kedaluwarsa itu, lalu menonjolkan jabatan menterengnya sebagai penyidik sekaligus mantan Kasatpol PP Provinsi NTT.
"Datanya tidak jelas, saya tidak mau tanggapi. Mereka datang di posko, datang dan ambil data. Kalau hanya kira-kira itu bukan data, saya penyidik, mantan Kasatpol PP Provinsi NTT,"ujar Cornelis.
Cornelis enggan membuang-buang energi untuk menanggapi persoalan publik yang sedang ramai diperbincangkan.
Wadu malah bertanya balik menyangkut privasi wartawan.
"Tak usah komentar, energi yang ada pak pakai, pak sudah istri atau belum ? Untuk istri dan anak. Kalau belum, untuk pacar," ujarnya dengan nada sedikit lantang.
"Ini bukan soal istri dan anak, ini soal kepentingan banyak orang," jawab wartawan.
Wawancara dorstop itu berhenti setelah salah seseorang berseragam TNI memanggilnya.
Ia menghampirinya seperti mengalihkan hal ke topik lain.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News