Berita NTT

Unit TPPO Polda NTT Ringkus Perekrut PMI Ilegal Tujuan Entikong di TTS

Editor: Cristin Adal
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tim dari Unit Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) Polda NTT mengamankan tersangka penyelundupan PMI Ilegal ke MalaysiA.

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Rosalia Andrela

TRIBUNFLORES.COM, KUPANG - Tim Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) Polda NTT berhasil menangkap seorang tersangka perekrut dan pengirim Pekerja Migran Indonesia (PMI) illegal tujuan Entikong di Timor Tengah Selatan (TTS).

Tersangka, diketahui berinisial IIM (21) tahun diamankan di rumahnya di Desa Mio, Kecamatan Amanuban Selatan,di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), NTT pada Senin, 4 November 2024.

Kabidhumas Polda NTT, Kombes Pol. Ariasandy melalui rilis resminya pada Senin, 11 November 2024 membenarkan hal tersebut. 

Menurutnya, kasus ini berawal dari diamankannya dua orang korban yang dicurigai sebagai PMI ilegal di Bandara Internasional Eltari Kupang pada 8 Oktober 2024.

 

Baca juga: Dashboard Padu Padan Basis Data Kemiskinan NTT Diluncurkan, Bantu Akselerasi Pembangunan

 

 

“Setelah dimintai keterangan, kedua korban mengaku bahwa mereka hendak diberangkatkan ke Entikong melalui Pontianak, untuk kemudian menyeberang ke Malaysia melalui jalur tidak resmi,” ujarnya.

Berbekal keterangan korban, penyidik melakukan pengembangan kasus dan mengumpulkan bukti lebih lanjut. Hingga pada 4 November 2024, penyidik meningkatkan status kasus ini dari penyelidikan menjadi penyidikan, yang kemudian diikuti dengan penangkapan IIM di Kabupaten TTS.

Dalam keterangannya, tersangka IIM mengakui bahwa dirinya bertanggung jawab merekrut korban dan akan mengirim mereka ke perkebunan kelapa sawit di Malaysia.

Para korban direncanakan berangkat menggunakan pesawat Lion Air dari Kupang ke Pontianak pada 8 Oktober 2024. Setibanya di Pontianak, mereka akan dijemput dan dibawa menuju Entikong, lalu diselundupkan melalui jalur tikus di perbatasan Indonesia-Malaysia.

Baca juga: Anak-anak Penyintas Lewotobi Belajar di Tenda Pengungsian, Butuh Buku Bacaan hingga Alat Tulis

Tersangka mengaku perbuatannya ini didanai oleh seorang sponsor di Malaysia, yang berhubungan dengan tersangka melalui perantara kakak kandungnya. 

Kakak kandung tersangka sendiri saat ini telah bekerja di Malaysia, juga berangkat melalui jalur tidak resmi Entikong.

Adapun dua korban dalam kasus ini adalah Erson Manao, laki-laki, 37 tahun, petani, warga Desa Mio, Kecamatan Amanuban Selatan, Kabupaten TTS.

Yermias Baok, laki-laki, 42 tahun, tukang batu, warga Kelurahan Lasiana, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang, dengan tempat tinggal terakhir di Desa Nunusunu, Kecamatan Kualin, Kabupaten TTS.

Polda NTT juga mengamankan sejumlah barang bukti, antara lain satu lembar bukti tiket pesawat Lion Air rute Kupang - Surabaya - Pontianak, Tujuh lembar rekening koran dari Bank BRI atas nama Demaris Talan, Buku rekening Bank BRI atas nama Demaris Talan, Satu unit ponsel merek Vivo warna merah.

Tersangka kini telah ditahan sejak 5 November 2024 berdasarkan surat perintah penahanan dengan nomor SP.Han/29/XI/2024/Ditreskrimum.

Atas tindakannya, tersangka dijerat Pasal 2 Ayat (1) Jo Pasal 10 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang.

Penyidik saat ini tengah menyelesaikan berkas perkara untuk segera dilimpahkan ke Kejaksaan Tinggi NTT. (cr19).

Berita TribunFlores.com Lainnya di Google News