Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paul Kabelen
TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA - Beberapa hari lagi akan tiba pemungutan suara Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Flores Timur. Namun kontestasi politik terasa berbeda meski dalam tahapan debat pamungkas. Bencana dahsyat Gunung Lewotobi Laki-laki meredupkan kemeriahan pesta rakyat itu.
Pilkada 27 November 2024 digelar dalam kebatinan karena masih dalam suasana erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. Aktivitas Gunung berstatus Level IV (Awas) itu belum redah, entah sampai kapan akan berakhir.
Bencana 3 November 2024 yang menewaskan 9 orang itu menyisahkan duka teramat dalam. Saat debat terbuka bagi empat paslon Bupati dan Wakil Bupati di Gedung OMK Larantuka, Kelurahan Sarotari, Kecamatan Larantuka, Kamis, 21 November 2024 petang, pesan ajakan sebagai bentuk kepedulian pun didengungkan.
Baca juga: Gegara Tanah, Kakak-Adik di Adonara Saling Duel Pakai Senjata Tajam
Dari panggung debat, RD. Donatus Pale Gare, membawakan doa katolik bagi ribuan korban terdampak di posko pengungsian. Tajuk doa penuh syukur juga dialamatkan untuk relawan kemanusiaan yang terus peduli dengan nasib penyintas.
Semua mata terpejam, hanya tertuju pada kalimat doa yang didaraskan rohaniwan itu. Begitu pula empat paslon yang duduk saling berdampingan pada kursi bagian depan.
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Flores Timur, Antonius Djentera Betan, mengawali sambutan dengan belasungkawa. Ia mengajak semua pihak untuk bangkit demi Lewotanah (kampung halaman) Flores Timur.
Debat pamungkas untuk beradu argumentasi antar empat paslon mengangkat tema umum 'Mewujudkan Flores Timur yang Terkoneksi, Aman dan Ramah Lingkungan.
Salah satu sub temanya menyangkut mitigasi bencana atau upaya mengurangi segala risiko bencana alam, berkaca dari bencana nasional Gunung Lewotobi Laki-laki.
Antonius mengatakan, tema umum dan empat sub tema merupakan realitas hidup yang saat ini dialami Flores Timur, khususnya warga di Kecamatan Wulanggitang dan Ile Bura.
"Kita ketahui bersama realitas yang terjadi di Flores Timur. Pilkada tanggal 27 November harus dilaksanakan dalam suasana kebatinan. Saudara-saudara kita di Kecamatan Ile Bura dan Wulanggitang (wilayah terdampak), saat pemungutan dan perhitungan suara dalam bayang-bayang erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki," katanya.
Debat publik terbagi dalam empat segmen. Dimulai dari pemaparan visi-misi dan program kerja, menjawab pertanyaan panelis dengan sub tema yang ditentukan, saling bertanya dan menanggapi, kemudian segmen terakhir pernyataan penutup (closing statement).
Paslon nomor urut 1, Lukman Riberu dan Zalarias Paun atau dikenal Paket 'Lazkar Ribu Ratu', sebelum memaparkan visi-misi terlebih dahulu berbelasungkawa atas musibah yang dialami sekira 13 ribu warga Wulanggitang dan Ile Bura.
Paslon nomor 2, Antonius Doni Dihen dan Ignasius Boli Uran, menyampaikan rasa duka yang mendalam. Calon Wakil Ignas Boli Uran juga berasal dari Ile Bura. Wilayahnya cukup dekat dengan erupsi, sekira 5-6 kilometer atau termasuk dalam radius bahaya.
Paslon nomor 3, Antonius Hubertus Gege Hadjon dan Matias Werong Enai, tak sempat menyampaikan belawungkawa, meski kedua paslon ini turut prihatin atas bencana dahsyat tersebut.
Paslon nomor 4 sekaligus kandidat termuda di panggung Pilkada, Stephanus Ola Demon dan Rofinus Baga, menyampaikan empatinya bagi korban, khususnya mereka yang kehilangan anggota keluarga dan tempat tinggal.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News