Cuaca Ekstrem di NTT

NTT Berpotensi Curah Hujan Tinggi pada Januari 2025, BMKG: Waspada Banjir & Tanah Longsor

Editor: Cristin Adal
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Banjir di Dusun Habihodot, Desa Talibura, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, Provinsi NTT, Rabu, 1 Januari 2025 sore.

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE- BMKG memproyeksikan curah hujan tinggi berpotensi terjadi di sejumlah wilayah, seperti Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Timur (NTT) selama Januari 2025.

Dalam rilis resminya, BMKG mengingatkan waspada curah hujan yang intens ini dapat memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor.

Pemerintah daerah di wilayah rawan bencana hidrometeorologi diharapkan tetap siaga dan memperkuat koordinasi mitigasi guna mengantisipasi kemungkinan terburuk.

Selain curah hujan tinggi, BMKG mencatat adanya potensi gelombang sangat tinggi hingga mencapai enam meter di Laut Natuna Utara dan Samudra Hindia bagian selatan Jawa hingga NTB pada awal Januari 2025. 

Baca juga: Erosi Kali Waikomo di Lembata, Sawah Terkikis dan Jalan Putus Total 

 

 

Pelaku pelayaran, nelayan, dan masyarakat pesisir diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bahaya gelombang tinggi tersebut.

Dengan kondisi cuaca yang dinamis, masyarakat diharapkan dapat terus meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat terjadi kapan saja.

Selalu pantau informasi dan peringatan dini cuaca melalui kanal resmi BMKG untuk memastikan kesiapsiagaan terhadap perubahan cuaca yang dinamis. 

BMKG juga menjelaskan, cuaca ekstrem di Indonesia dipengaruhi dinamika atmosfer yang aktif, yakni fenomena La Nina lemah yang diperkirakan masih berlangsung hingga awal 2025.

Baca juga: BMKG: NTT dan Sejumlah Wilayah di Indonesia Berpotensi Hujan Lebat 2-3 Januari 2025

Kondisi ini dipicu angin monsun Asia yang aktif disertai seruakan dingin yang memperkuat peluang terjadinya hujan sedang hingga lebat.

Menurut BMKG, kemunculan Bibit Siklon Tropis 94S di Samudra Hindia selatan Jawa yang bergerak menjauh ke arah barat menyebabkan pola konvergensi di wilayah pesisir Selatan Jawa Bagian Tengah hingga Nusa Tenggara Barat (NTB) turut meningkatkan potensi terbentuknya awan konvektif yang menghasilkan hujan lebat, petir, dan angin kencang.

BMKG memprediksi hujan lebat, petir, dan angin kencang akan terjadi selama periode 2-3 Januari 2025 di sejumalah wilayah di Indonesia.

Berita TribunFlores.Com Lainnya di Google News