Unika Santu Paulus Ruteng

Manfaat Naratologi Pragmatik Terhadap Karya Sastra, Oleh Mahasiswi Unika Ruteng

Editor: Nofri Fuka
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mahasiswi Program studi Bahasa dan Sastra Indonesia Unika Santu Paulus Ruteng, Yohana Findiani Awul.

TRIBUNFLORES.COM, RUTENG - Mahasiswi Program studi Bahasa dan Sastra Indonesia Unika Santu Paulus Ruteng, Yohana Findiani Awul menerangkan tentang Manfaat Naratologi Pragmatik Terhadap Karya Sastra.

Dalam ulasannya ia menulis, Naratologi berasal dari bahasa Yunani yaitu “Naratio” yang artinya Cerita dan “Logos” yang berarti ilmu, jadi Naratologi adalah Ilmu tentang Cerita.
 
Menurut Para Ahli seperti Teun A. Van Dijk Naratologi Pragmatik merupakan salah satu pendekatan dalam menganalisis Karya Sastra yang memfokuskan pada aspek komunikatif dan interaksi antara penulis, teks, dan pembaca. 

Naratologi lebih fokus pada struktur dalam cerita, sedangkan pada Pragmatik lebih menitik beratkan pada bagaimana cerita diinterpretasikan dan mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar dalam konteks sosial, budaya, dan situasional. 

 

Baca juga: Peran Feminisme dalam Kesetaraan Hak Perempuan, oleh Mahasiswi Unika Ruteng

 


 

Tujuan dan hasil kajian

Tujuan pragmatik adalah membongkar maksud dibalik penggunaan bahasa dan mendeskripsikan pola-pola penggunaan bahasa. 

Hasil kajian pragmatik dapat dimanfaatkan untuk merumuskan kaidah penggunaan bahasa yang efektif. 

Manfaat Naratologi Pragmatik Terhadap Karya Sastra yaitu:

1. Mampu memahami makna yang tersirat: Dalam sebuah cerita yang tidak hanya terbatas pada makna literal tetapi juga makna konotatif yang berkaitan dengan pengalaman pembaca. 

2. Menganalisis teks secara holistik yaitu: Dengan mempertimbangkan konteks Sosial, Budaya, dan Sejarah. 

3. Mengidentifikasi Struktur Naratif: Naratologi pragmatik membantu mengidentifikasi struktur naratif, seperti plot, karakter, dan latar belakang, serta bagaimana struktur tersebut mempengaruhi makna teks.

4. Menganalisis Efek Emosi dan Kognitif: Pendekatan ini memungkinkan kita memahami bagaimana teks mempengaruhi emosi dan kognisi pembaca, serta bagaimana penulis menggunakan strategi retoris untuk mencapai efek tersebut.

5. Membuka Perspektif Baru: Naratologi pragmatik membantu membuka perspektif baru dalam menganalisis karya sastra, dengan mempertimbangkan konteks sosial, budaya, dan historis.
Contoh pragmatik dalam kehidupan sehari-hari adalah ketika seseorang menyampaikan maksudnya secara tidak langsung.

Pragmatik adalah kemampuan menggunakan bahasa secara sosial dan menyesuaikannya dengan situasi. 

Berikut adalah beberapa contoh pragmatik dalam kehidupan sehari-hari:

"Es krim enak di musim seperti ini" adalah jawaban yang menyiratkan bahwa seseorang ingin makan es krim. 

"Buang air besar" secara pragmatik memiliki arti buang Berak sehingga terdengar lebih halus. 
"Kata belakang" secara pragmatik berarti Toilet. 

Apakah tim bermain pada hari Senin? "Mereka bermain pada hari Selasa." 

Jawaban ini tidak secara harfiah menjawab pertanyaan, tetapi kita dapat menyimpulkan bahwa tim tidak bermain pada hari Senin melainkan hari Selasa. 

"Rumah Makan Padang" secara pragmatik berarti rumah makan yang menyajikan masakan khas Padang. 

 Pragmatik adalah keterampilan menggunakan bahasa secara sosial dan menyesuaikannya dengan berbagai situasi. 

Penerapan pragmatik dalam kehidupan sehari-hari dapat membantu meningkatkan kualitas komunikasi dan hubungan, serta menciptakan hubungan yang lebih harmonis dan efektif. 

Berikut beberapa contoh penerapan pragmatik dalam kehidupan sehari-hari: 

-Memahami maksud tersirat di balik ujaran penutur dan lawan tutur.

-Menjaga muka penutur dalam segala konteks tuturan. 

-Memahami prinsip kerja sama dalam tuturan penutur dengan lawan tutur. 

-Membaca isyarat non-verbal. 

-Menyampaikan pesan secara tepat. 

-Mengelola konflik secara bijaksana

-Bersikap taktis. 

-Memahami kebutuhan dan harapan orang lain. 

-Menjaga muka penutur dalam segala konteks tuturan, baik formal maupun nonformal,
Contoh penerapan pragmatik dalam bahasa adalah ketika seseorang menjawab "Es krim enak di musim seperti ini" ketika ditanya "Apa yang ingin kamu makan?". 

Jawaban tersebut menyiratkan bahwa orang tersebut ingin makan es krim, meskipun tidak secara eksplisit mengatakannya.

 Adapun aspek-aspek dalam Naratologi Pragmatik terhadap Karya Sastra:

1.Konteks Budaya dan Sosial, bagaimana nilai yang terkandung didalam cerita mampu merefleksi tempat ketika Cerita itu dibaca. 

2. Interaksi Penulis-Pembaca, bagaimana seorang penulis yang membangun hubungan dengan pembaca melalui gaya bahasa, pemilihan kata dan struktur cerita. 

Dengan demikian, belajar pragmatik merupakan salah satu cara memahami maksud ujaran seorang penutur, lawan tutur, dan partisipan, baik yang tersirat maupun tersirat berdasarkan teks, dan konteks tuturan yang disampaikan secara  komprehensif.  

Oleh karena itu, semua masyarakat melalui pendidikan formal di TK, SD, SMP, SMA, SMK, PT,  dan pendidikan nonformal di masyarakat sebagai laboratorium kehidupan perlu memahami keterampilan pragmatik dalam berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari agar terasa indah dan menyenangkan sepanjang masa dalam konteks apa pun dan di mana pun berada.

Naratologi pragmatik merupakan pendekatan yang sangat bermanfaat dalam menganalisis karya sastra. 

Dengan memfokuskan pada aspek komunikatif dan interaksi antara penulis, teks, dan pembaca, pendekatan ini membantu mengungkapkan makna yang tersembunyi, menganalisis interaksi penulis-pembaca, dan mengidentifikasi struktur naratif. 

Oleh karena itu, naratologi pragmatik perlu dipertimbangkan sebagai salah satu pendekatan dalam menganalisis karya sastra. 

Dengan demikian Naratologi Pragmatik menjadi alat penting bagi peneliti, kritikus, dan pembaca sastra untuk memahami dan menghargai Karya Sastra secara lebih mendalam dan komprehensif. 

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News