Oleh: Bruder Pio Hayon SVD
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak renungan harian Katolik Jumat 7 Februari 2025.
Tema renungan harian Katolik menaruh dendam.
Renungan harian katolik disiapkan oleh Bruder Pio Hayon SVD.
Renungan harian katolik ada dibagian akhir artikel ini.
Baca juga: Bacaan Injil Katolik Hari Ini Jumat 7 Februari 2025 Lengkap Renungan Harian Katolik
Renungan harian katolik disiapkan untuk pekan biasa IV.
Jumat 7 Februari 2025 merupakan hari Jumat biasa IV, Santo Rikardus, pertapa, Santa Koleta, perawan, dengan warna liturgi hijau.
Adapun bacaan liturgi Katolik hari Jumat 7 Februari 2025 adalah sebagai berikut:
Bacaan Pertama Ibrani 13:1-8
"Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya."
Saudara-saudara, peliharalah kasih persaudaraan! Jangan kamu enggan memberi tumpangan kepada orang, sebab dengan berbuat demikian beberapa orang – tanpa menyadarinya – telah menjamu malaikat-malaikat.
Ingatlah akan orang-orang hukuman, karena kamu sendiri pun adalah orang-orang hukuman. Ingatlah akan orang-orang yang diperlakukan sewenang-wenang, karena kamu sendiri masih hidup di dunia ini.
Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan, dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah. Janganlah kamu menjadi hamba uang, tetapi cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu.
Karena Allah telah berfirman, “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau, dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.” Sebab itu dengan yakin kita dapat berkata, “Tuhan adalah Penolongku.
Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?” Ingatlah akan pemimpin-pemimpinmu, yang telah menyampaikan sabda Allah kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup mereka, dan contohlah iman mereka. Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin, hari ini, maupun selama-lamanya.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm. 27:1,3,5,8b-9abc
Ref. Tuhan, Dikaulah penyelamatku.
atau Tuhanlah terang dan keselamatanku.
Tuhan adalah terang dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gentar?
Sekalipun tentara berkemah mengepung aku, tidak takutlah hatiku; sekalipun pecah perang melawan aku, dalam hal ini pun aku tetap percaya.
Sebab di kala ada bahaya, Tuhan melindungi aku dalam pondok-Nya; Ia menyembunyikan aku dalam persembunyian di kemah-Nya, Ia mengangkat aku ke atas gunung batu.
Wajah-Mu kucari ya Tuhan, maka janganlah menyembunyikan wajah-Mu dari padaku, janganlah menolak hamba-Mu ini dengan murka. Engkaulah pertolonganku, ya Allah penyelamatku, janganlah membuang aku.
Bait Pengantar Injil PS 957
Ref. Alleluya, alleluya.
Berbahagialah orang yang menyimpan sabda Allah dalam hati yang baik dan tulus ikhlas, dan menghasilkan buah berkat ketabahannya.
Bacaan Injil Markus 6:14-29
"Yohanes yang sudah kupenggal kepalanya, kini bangkit lagi."
Pada waktu itu Raja Herodes mendengar tentang Yesus, sebab nama-Nya memang sudah terkenal, dan orang mengatakan, “Yohanes Pembaptis sudah bangkit dari antara orang mati, dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam Dia.”
Yang lain mengatakan, “Dia itu Elia!” Yang lain lagi mengatakan, “Dia itu seorang nabi sama seperti nabi-nabi yang dahulu.” Waktu Herodes mendengar hal itu, ia berkata, “Bukan, dia itu Yohanes yang sudah kupenggal kepalanya, dan kini bangkit lagi.”
Memang Herodeslah yang menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya, karena Herodes telah mengambilnya sebagai isteri.
Karena Yohanes pernah menegur Herodes, “Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!” Karena kata-kata itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes dan bermaksud membunuh dia, tetapi tidak dapat, sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci; jadi ia melindunginya.
Tetapi setiap kali mendengar Yohanes, hati Herodes selalu terombang-ambing; namun ia merasa senang juga mendengarkan dia. Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, ketika Herodes – pada hari ulang tahunnya – mengadakan perjamuan untuk para pembesar, para perwira dan orang-orang terkemuka di Galilea.
Pada waktu itu puteri Herodias tampil lalu menari dan ia menyukakan hati Herodes serta tamu-tamunya. Maka Raja berkata kepada gadis itu, “Mintalah dari padaku apa saja yang kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!”
Lalu Herodes bersumpah kepadanya, “Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun itu setengah dari kerajaanku!” Anak itu pergi dan menanyakan ibunya, “Apa yang harus kuminta?”
Jawab ibunya, “Kepala Yohanes Pembaptis!” Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta, “Aku mau, supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis dalam sebuah talam!” Maka sangat sedihlah hati raja! Tetapi karena sumpahnya dan karena segan terhadap tamu-tamunya, ia tidak mau menolaknya.
Raja segera menyuruh seorang pengawal dengan perintah supaya mengambil kepala Yohanes. Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara. Ia membawa kepala itu dalam sebuah talam dan memberikannya kepada gadis itu, dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya.
Ketika murid-murid Yohanes mendengar hal itu mereka datang dan mengambil mayatnya, lalu membaringkannya dalam kubur.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Katolik
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Salam damai sejahtera untuk kita semua. Dendam adalah salah satu sikap batin yang negatif dari seseorang kepada orang lain karena ada alasan-alasan yang ada. Biasanya dendam itu diikuti juga dengan aksi melawan karena sudah dipengaruhi oleh perasaan dendam ini. Dan orang yang menaruh dendam itu selalu berada dalam tekanan untuk melakukan kejahatan untuk melampiaskan dendamnya.
Pada hari ini, kita merenungkan tema “Menaruh Dendam,” yang mengajak kita untuk memahami bahaya dari perasaan dendam dan pentingnya hidup dalam kasih dan pengampunan. Dalam bacaan dari Ibrani (Ibrani 13:1-8), kita diingatkan untuk terus hidup dalam kasih, menjalin hubungan yang baik, dan menghormati satu sama lain. Penulis menekankan pentingnya kasih dan keramahtamahan di antara kita sebagai umat Tuhan. Ketika kita menaruh dendam, kita justru menghalangi kasih yang seharusnya mengalir dalam hidup kita.
Dendam hanya akan membawa kita pada perpecahan dan kehilangan kedamaian hati. Apakah kita sudah mengizinkan kasih untuk mendominasi hubungan kita dengan orang lain? Dalam Injil (Markus 6:14-29), kita melihat bagaimana Herodes terjebak dalam perasaan dendam dan kebencian terhadap Yohanes Pembaptis. Keputusan Herodes untuk memenggal kepala Yohanes adalah hasil dari ketidakmampuannya untuk menghadapi kebenaran dan mengatasi perasaan negatifnya. Dendam mengarah pada tindakan yang merugikan diri sendiri dan orang lain.
Ketika kita membiarkan dendam menguasai kita, kita berisiko melakukan hal-hal yang tidak kita inginkan. Apa yang bisa kita lakukan untuk melepaskan perasaan dendam dan memilih jalan pengampunan? Maka permenungan kita berkaitan dengan bacaan dan refleksi atas bacaan yang ada yakni pengampunan adalah kunci untuk melepaskan diri dari belenggu dendam. Yesus mengajarkan kita untuk mengampuni seperti Dia mengampuni kita. Dengan mengampuni, kita membebaskan diri dari beban emosional yang bisa menghancurkan hidup kita. Santo Paulus dalam suratnya mengingatkan kita bahwa Yesus Kristus adalah sama kemarin, hari ini, dan selamanya (Ibrani 13:8). Ketika kita melihat pada Yesus, kita diingatkan untuk tidak membiarkan dendam menyita hati kita. Siapa yang perlu kita ampuni di dalam hidup kita?
Saudari/a terkasih dalam Kristus
Pesan untuk kita, pertama: renungan ini mengajak kita untuk merenungkan bagaimana kita menangani perasaan dendam dalam hidup kita. Kedua, mari kita berkomitmen untuk hidup dalam kasih dan pengampunan, mengikuti teladan Kristus. Ketiga, dengan melepaskan dendam, kita membuka diri untuk menerima damai sejahtera dan kasih Allah yang melimpah. Semoga kita selalu siap untuk mengampuni dan hidup dalam harmoni dengan sesama.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News