Paus Fransiskus Meninggal Dunia

Paus Fransiskus Wafat, Takhta Suci Vatikan Kosong Hingga Penggantinya Terpilih

Editor: Cristin Adal
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

BAPA SUCI- Paus Fransiskus berdoa di depan ikon Bunda Maria di Basilika Santa Maria Maggiores, Sabtu sore (12/4/2025) menjelang Pekan Suci, Minggu Palma (13/4/2025).

TRIBUNFLORES.COM, VATIKAN-  Apostolica Sedes Vacans “Takhta Apostolik yang Kosong” dimulai pada pukul 07:35 waktu Roma pada Senin, 21 April 2025 karena wafatnya Paus Fransiskus.

Beberapa jam setelah wafatnya Paus Fransiskus, laman website vatican.va  telah berganti nama menjadi Apostolica Sedes Vacans. Perubahan ini mencerminkan praktik tradisional Gereja Katolik selama periode Sede Vacante, ketika takhta Santo Petrus tetap kosong tanpa seorang paus hingga seorang penggantinya terpilih.

Tata kelola Gereja Katolik selama periode ini dipercayakan kepada Kolese Para Kardinal, dengan Kardinal Camerlengo yang menangani fungsi-fungsi biasa, termasuk mengawasi komunikasi resmi. 

Dilansir dari Wikipedia, setelah Paus Fransiskus meninggal dunia, Tahkta Suci memasuki masa sede vacante. Dalam kasus ini gereja partikularnya adalah Keuskupan Roma dan "takhta" yang kosong berada di Basilika Santo Yohanes Lateran. Selama masa ini, Takhta Suci diurus oleh seorang wali dari Dewan Kardinal.

 

Baca juga: Paus Fransiskus Tulis Surat Wasiat 29 Juni 2022 Mengenai Pemakamannya di Basilika St Maria Maggiore 

 

 

Menurut Universi Dominici Gregis, pemerintahan Takhta Suci sede vacante  jatuh ke tangan Dewan Kardinal, tetapi dalam kapasitas yang sangat terbatas. Pada saat yang sama, semua pejabat kepala Kuria Romawi mengundurkan diri dari jabatan mereka. 

Pengecualian adalah bagi Camerlengo yang bertanggung jawab mengurus kekayaan Takhta Suci, dan Kepala Lembaga Persidangan Apostolik yang terus menjalankan tugas sehari-harinya. Apabila salah satu harus melakukan sesuatu yang biasanya membutuhkan persetujuan dari Sri Paus, ia harus menyampaikannya kepada Dewan Kardinal. 

Duta-duta Kepausan tetap melakukan peran diplomatiknya di luar negeri, dan Vikaris Jendral Roma tetap melaksanakan peran pastoralnya di Keuskupan Roma selama masa ini. Kantor pos Negara Kota Vatikan menyiapkan dan menerbitkan perangko khusus untuk digunakan selama masa khusus ini, yang dikenal dengan nama perangko sede vacante.

Lambang Takhta Suci juga berubah selama masa ini. Apabila dulunya adalah tiara kepausan di atas kunci-kunci, maka pada masa ini tiara tersebut digantikan dengan umbraculum atau payung dalam Bahasa Italia. Benda ini mengisyaratkan tidak adanya seorang Paus dan juga keberadaan pemerintahan Camerlengo atas kekuasaan keduniawian Takhta Suci. 

 

Baca juga: Paus Fransiskus Ingin Dimakamkan di Basilika St Maria Maggiore, Devosi Khusus kepada Bunda Maria

 

Lebih jauh lagi, Camerlengo menghiasi lambangnya dengan simbol ini delama masa ini, yang akan ia hilangkan begitu paus baru terpilih. Lambang Camerlengo ini hadir di koin-koin peringatan mata uang Euro yang dicetak selama masa ini, yang merupakan mata uang legal di semua negara anggota Eurozone.

Interregnum atau masa jeda kekuasaan pemerintahan ini biasanya menyoroti misa pemakaman dari paus yang wafat, pertemuan-pertemuan Dewan Kardinal untuk menentukan syarat dan prosedur pemilihan paus yang baru, dan akhirnya berpuncak pada konklaf untuk memilih seorang penerus paus. 

Setelah seorang paus baru terpilih (dan Uskup Roma baru ditahbiskan bila perlu) sedes tidak lagi kosong, sehingga masa ini secara resmi berakhir. Setelah itu terjadilah Pengangkatan Sri Paus atau Penobatan Sri Paus, tergantung pada bentuk inagurasi dan pentahbisan yang dipilih oleh paus yang baru, dan pengambil-alihan kepemilikan cathedra Basilika Santo Yohanes Lateran.

Para kardinal yang hadir di Roma diharuskan untuk menunggu sedikitnya lima belas hari setelah dimulainya masa kekosongan bagi anggota Dewan Kardinal lainnya sebelum mereka bisa mengadakan konklaf untuk memilih paus yang baru. Namun, setelah dua puluh hari berlalu, meraka harus mengadakan konklaf bahkan bila masih ada kardinal yang belum hadir. 

Secara historis, periode sede vacante sering kali cukup berkepanjangan, berlangsung selama berbulan-bulan karena konklaf menemui jalan buntu yang berkepanjangan. Selama bertahun-tahun hingga tahun 1922 tenggang waktu dari saat wafatnya Sri Paus hingga saat dimulainya konklaf menjadi lebih singkat, tetapi setelah William Henry Cardinal O'Connell datang terlambat untuk dua konklaf berturut-turut, Paus Pius XI memperpanjang batas waktu. Saat konklaf berikutnya pada tahun 1939, para kardinal mulai melakukan perjalanan lewat udara.

Meskipun konklaf dan pemilihan paus umumnya selesai dalam waktu singkat, ada beberapa periode ketika takhta kepausan kosong selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun.

Berita TrbunFlores.Com Lainnya di Googgle News