Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Nofri Fuka
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Ketua DPRD Sikka, Stefanus Sumandi menanggapi kunjungan kerja Wakil Presiden Republik Indonesia ke Kabupaten Sikka pada Selasa 6 Mei 2025.
Kata Stef, kunjungan tersebut hanya berlangsung selama setengah hari, tetapi bisa memenuhi kerinduan warga Kabupaten Sikka untuk bertemu Wapres Gibran yang sempat tertunda kedatangannya beberapa waktu lalu.
Stef mengakui, kunjungan wapres hari ini disambut dengan gegap gempita, meski demikian, Stef memberikan tekanan pada beberapa hal substansial yang menjadi kerinduan Warga Kabupaten Sikka saat ini.
Baca juga: Lewati Masa Sulit di Camp Pengungsi, Siswa Penyintas Lewotobi Lulus 100 Persen
Kerinduan yang paling substansial menurut Stef tersebut menyangkut pemanfaatan bendungan Napun Gete, Pemekaran DOB kota Maumere, Penegerian UNIPA, pembangunan kawasan ekonomi perikanan, pembangunan sektor pertanian, pengangkatan guru honor menjadi PPPK, pembangunan fasilitas sekolah2 yang rusak, pembangunan fasilitas kesehatan yang memadai, infrastruktur jalan yang masih ada 40 persen yang rusak dan masih banyak hal lain yang DPRD sudah rekomendasikan kepada bupati sehari sebelum kedatangan wapres ke Maumere untuk ditindaklajuti dalam bentuk proposal dan diberikan kepada wapres.
"Rakyat berharap kunjungan ini jangan hanya seremonial belaka. Kerja nyata yang ditunjukkan setelah wapres pulang itu penting," demikian tegasnya saat dihubungi pada 6 Mei 2025.
Ia melanjutkan, warga Kabupaten Sikka sudah banyak kali menerima kunjungan dari Presiden maupun Wakil Presiden.
Maka kunjungan wapres kali ini bukan hal baru. Stef menekankan yang menjadi kebiasaan lama adalah setelah selesai acara kunjungan maka selesai juga harapan rakyat. Selesai juga perhatian pemerintah.
Baca juga: Pengumuman Kelulusan Siswa Kelas XII SMAN 1 Waigete, Satu Siswa Dinyatakan Tidak LuLus
"Sebagai misal, jika presiden dan wakil presiden mau datang ke suatu wilayah, banyak jalan rusak diperbaiki. Tetapi jika rakyat sendiri setiap hari melintasi jalan rusak itu justru pemerintah tidak peduli. Sebagai tamu negara tentu kita sangat hormati namun jika ada anggaran seperti itu mengapa harus presiden atau wapres datang baru kita kerjakan? Padahal pemerintah bertugas untuk melayani rakyat, " tuturnya.
Menurut Stef, Rakyat butuh pemimpin revolusioner. Pemimpin yang penuh perjuangan dimana harus satunya kata dan perbuatan. Janji-janji waktu kampanye pilpres, gubernur dan bupati harus diwujudkan untuk rakyat kabupaten Sikka dalam bentuk pembangunan daerah yang lebih maju kedepan bukan daur ulang program lama.
Soal Ketiadaan Jaringan Internet di Desa Egon Gahar dan Natakoli
Menanggapi berita yang beredar di medsos terkait polemik ketiadaan jaringan Telekomunikasi di Desa Egon Gahar dan Natakoli saat kedatangan Wapres Gibran, Stef Sumandi mengakui bahwa benar, di dua tersebut sudah dibangun menara telekomunikasi tetapi tidak ada signal.
Ia menjelaskan, urusan signal ini menjadi kewenangan kementerian kominfo RI. Jika ini urusan daerah tentu sudah bisa selesaikan masalah signal ini. Kondisi ini terjadi di sebagian besar wilayah kabupaten Sikka.
"Saya sering menyebutnya dengan pohon besi karena ada bangunan besi seringgi pohon- pohon di desa tetapi tidak ada signal. Rakyat tidak hutun tiang2 itu. Rakyat butuh signal," tegasnya.
Kata Stef, sudah berulang kali DPRD menyampaikan hal ini kepada pemerintah namun tindaklanjutnya tidak ada sama sekali.
"Kementerian kominfo RI dan Dinas kominfo kabupaten Sikka macam tidak bekerja sama sekali. Karena masalah sederhana ini tidak pernah ditindaklanjuti hingga hari ini, " tutupnya.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News