Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Katolik Hari Rabu 30 Juli 2025, Antara Harta Fana dan Harta Rohani

Penulis: Gordy
Editor: Gordy Donovan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

RENUNGAN HARIAN KATOLIK - Gereja Katolik Yesus Kerahiman Ilahi, Aeramo di Kabupaten Nagekeo.Renungan Katolik Hari Rabu 30 Juli 2025, Antara Harta Fana dan Harta Rohani

Oleh: Pater Frans Banusu

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak renungan katolik har Rabu 30 Juli 2025.

Tema renungan Katolik hari ini antara harta fana dan harta rohani.

Renungan Katolik hari ini disiapkan untuk hari Rabu Biasa XVII, Perayaan fakultatif Santo Petrus Krisologus, Uskup dan Pujangga Gereja, Santo Yustinus de Yakobis, Uskup dan Pengaku Iman, Santo Abdon dan Sennen, Martir, Santa Yulita dari Kaesarea, martir dan pengaku Iman, dengan warna liturgi hijau.

Renungan Katolik hari ini ada dibagian akhir artikel ini.

Baca juga: Renungan Katolik Rabu 30 Juli 2025, Membeli Mutiara Itu

 

Adapun bacaan liturgi Katolik hari Rabu 30 Juli 2025 adalah sebagai berikut:

Bacaan Pertama Keluaran 34:29-35

"Melihat wajah Musa, orang-orang Israel takut mendekat."

Ketika Musa turun dari Gunung Sinai dengan membawa kedua loh hukum Allah, ia tidak tahu bahwa kulit wajahnya bercahaya kareana ia telah berbicara kepada Tuhan. Dan ketika Harun dan semua orang Israel melihat Musa, tampaklah kulit wajahnya bercahaya.

Maka mereka takut mendapati dia. Tetapi Musa memanggil mereka. Lalu Harun dan para pemimpin jemaah datang kepadanya dan Musa berbicara kepada mereka.

Sesudah itu mendekatlah semua orang Israel lalu disampaikannyalah kepada mereka segala perintah yang diucapkan Tuhan kepadanya di atas Gunung Sinai.

Setelah Musa selesai berbicara dengan mereka, diselubunginyalah wajahnya. Tetapi apabila Musa masuk menghadap Tuhan untuk berbicara dengan Dia, ditanggalkannyalah selubung itu sampai ia keluar.

Dan apabila keluar, ia menyampaikan kepada orang Israel apa yang diperintahkan kepadanya. Apabila orang Israel melihat bahwa kulit wajah Musa bercahaya, maka Musa menyelubungi wajahnya kembali sampai ia masuk menghadap untuk berbicara dengan Tuhan.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm. 99:5.6.7.9

Ref. Kuduslah Tuhan, Allah kita.

Tinggikanlah Tuhan, Allah kita, dan sujudlah menyembah kepada tumpuan kaki-Nya! Kuduskanlah Ia!

Musa dan Harun di antara imam-imam-Nya, dan Samuel di antara orang-orang yang menyerukan nama-Nya. Mereka berseru kepada Tuhan, dan Ia menjawab mereka.

Dalam tiang awan Ia berbicara kepada mereka; mereka telah berpegang pada peringatan-peringatan-Nya, dan pada ketetapan yang diberikan-Nya kepada mereka.

Tinggikanlah Tuhan, Allah kita, dan sujudlah menyembah di hadapan gunung-Nya yang kudus! Sebab kuduslah Tuhan, Allah kita!

Bait Pengantar Injil 1 Yohanes 2:5

Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.

Sempurnalah cinta Allah dalam hati orang yang mendengarkan sabda Kristus.

Bacaan Injil Matius 13:44-46

"Ia menjual seluruh miliknya, lalu membeli ladang itu."

Sekali peristiwa Yesus mengajar orang banyak, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Karena sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya, lalu membeli ladang itu.

Demikian pula hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu."

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik

"Karena sukacitanya, pergilah ia menjual seluruh miliknya, lalu membeli ladang itu." (Mat 13:44b). Harta yang fana selalu menarik dan menjadi pujaan serta berhala bagi manusia. Bahkan semakin memiliki harta berkelimang orang lalu berpikir bahwa Tuhan Yesus semakin mengasihi dan mencintainya. Harta fana tetap menggoda manusia untuk berjuang mengejarnya tanpa batas. Yesus memiliki satu semangat hidup yang berbeda dengan kita manusia biasa ini. Semangat kekosongan harta fana apa pun dalam hidup, itulah yang Yesus bawa ke dalam dunia yang amat mabuk dengan harta duniawi. Harta fana tetap berpengaruh buruk bagi manusia, menjauhkan dia dari Allah dan menutup hati bagi sesama.

Hatinya melekat pada hartanya. "Di mana hartamu berada di situ pula jiwamu berdiam." Jiwa lengket pada barang duniawi karena bagaimana cara memperolehnya penuh dengan tipu daya yang mengebiri nilai kejujuran dan keadilan mandul dalam diri. Maka Yesus mengajarkan kepada kita bahwa Kerajaan Allah itu seumpama harta karung yang ditemukan di ladang atau mutiara indah yang dicari orang untuk memilikinya. Kerajaan Allah itu harta termahal, terindah bagi keselamatan jiwa kita. Ketika menemukannya harta fana apa pun yang dimiliki dijual tuntas untuk membeli atau memilikinya. Semua itu terjadi karena sukacita dalam hati.

Hati anak muda yang kaya menjadi sedih dan batal ikut Yesus karena hartanya banyak dan tidak mau menjualnya untuk ikut Yesus dan memperoleh harta Surgawi yang membawa sukacita dan kedamaian lestari dalam hidupnya. Harta Surgawi  termahal dan terindah adalah milik Yesus. Untuk mendapatkannya harus mengikuti Tuhan Yesus dengan menjual harta fana yang membelenggu yaitu harta dosa dan kekayaan kesombongan, ketidakadilan, keserakahan  dan nafsu untuk memiliki tanpa batas.

Musa ketika bertemu Tuhan dan berbicara dengan Dia, menanggalkan selubung wajahnya. Ketika ia datang bertemu orang Israel wajahnya bercahaya. Menanggalkan selubung wajah menggambarkan ketaklayakan manusia di hadapan kekudusan Allah. Inilah cara hidup rohani yang benar. Tanggalkan harta fana kebiasaan buruk kita. "Apabila Musa masuk menghadap Tuhan untuk berbicara dengan Dia, ditanggalkannyalah selubung itu sampai ia keluar. Dan apabila ia keluar, ia menyampaikan kepada orang Israel apa yang diperintahkan kepadanya." (Kel 34:34). Orang Israel takut mendekati Musa.

Ia tetap rendah hati dan memanggil mereka. Ia bersukacita karena telah menemukan harta terindah Surgawi dan membagikannya kepada mereka yang ia pimpin. Pemazmur menanggapi dalam madahnya, "Tinggikanlah Tuhan, Allah kita, dan sujudlah menyembah di hadapan gunung-Nya yang kudus. Sebab kuduslah Tuhan, Allah kita." (Mzm 99:9). Bertemu Tuhan adalah suatu kesempatan yang sakral. Kerendahan hati, tahu ketaklayakkan, lalu kita tunjukkan dengan pertobatan yang sungguh-sungguh. Musa menyadari kerapuhannya maka ia menanggalkan selubung wajanya selama urusan rohani berbicara dengan Tuhan.

Kesempatan Tuhan berikan kepada kita untuk memiliki harta yang tak ternilai itu. Maka mari kita berjuang dengan iman mengandalkan Tuhan untuk merebut harta Surgawi ini dengan setia bertobat, berani memberi pengampunan, rajin berbuat baik, dan selalu terdorong untuk beramal kasih bagi saudara-saudara Yesus: kaum miskin yang dipermiskin, para difabel, para kaum yang terjerat trik iblis yang memprovokasi melakukan kejahatan besar di luar kemampuan mereka.

Kosongkan harta fana dalam diri biar cahaya Allah bersinar dalam hidup, ada ruang buat Tuhan dalam diri,  agar hidup terlindungi, terberkati dan diluputkan dari serarangan setan yang membinasakan. Akhirnya melalui kebajikan iman, harap dan kasih jadilah pemenang dalam merebut Kerajaan Allah. (Sumber the katolik.com/kgg).

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News