Oleh: Pastor John Lewar SVD
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak renungan Katolik Rabu 13 Agustus 2025.
Tema renungan Katolik pembawa kasih menasehati sesama saudara dalam rangkulan kasih.
Renungan Katolik disiapkan untu hari Rabu Biasa XIX, Perayaan fakultatif Santo Hippolitus, Martir, Beato Innosensius XI, Paus, Santo Pontianus, Paus dan Martir, Santo Maximus, Pengaku Iman, dengan warna liturgi hijau.
Renungan Katolik ada dibagian akhir artikel ini.
Adapun bacaan liturgi Katolik hari Rabu 13 Agustus 2025 adalah sebagai berikut:
Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 13 Agustus 2025, Pembawa Kasih
Bacaan Pertama: Ul 34:1-12:
Musa tutup usia sesuai dengan sabda Tuhan, dan tiada lagi seorang nabi seperti dia yang muncul.
Pada waktu akan meninggal, naiklah Musa dari dataran Moab ke pegunungan Nebo, yakni ke puncak Pisga, yang berhadapan dengan Yerikho. Di sana Tuhan memperlihatkan kepada Musa seluruh negeri Kanaan: daerah Gilead sampai ke kota Dan, seluruh Naftali, tanah Efraim dan Manasye, seluruh tanah Yehuda sampai laut sebelah barat, Tanah Negeb dan lembah Yordan, lembah Yerikho, kota pohon korma itu, sampai Zoar.
Dan bersabdalah Tuhan kepadanya, “Inilah negeri yang Kujanjikan dengan sumpah kepada Abraham, Ishak dan Yakub; “Kepada keturunanmulah akan Kuberikan negeri itu.’ Engkau boleh melihatnya dengan matamu sendiri, tetapi engkau tidak akan menyeberang ke sana.”
Lalu tutup usialah Musa, hamba Tuhan, di sana di tanah Moab, sesuai dengan sabda Tuhan. Ia dikuburkan oleh Tuhan di suatu lembah di tanah Moab, di hadapan Bet-Peor, dan sampai hari ini tidak ada orang yang tahu kuburnya. Musa berumur seratus dua puluh tahun ketika ia meninggal dunia; matanya belum kabur dan kekuatannya belum hilang.
Orang Israel menangisi Musa di dataran Moab tiga puluh hari lamanya. Maka berakhirlah hari-hari tangis perkabungan karena Musa itu. Dan Yosua bin Nun penuh dengan roh kebijaksanaan, sebab Musa telah menumpangkan tangan atasnya. Sebab itu orang Israel taat kepada Yosua dan melakukan seperti yang diperintahkan Tuhan kepada Musa.
Tetapi tiada lagi seorang nabi yang bangkit di antara orang Israel seperti Musa yang dikenal Tuhan dengan berhadapan muka. Betapa hebatnya segala tanda dan mujizat yang dilakukan Musa atas perintah Tuhan di tanah Mesir terhadap Firaun dan semua pegawainya serta seluruh negerinya. Betapa hebatnya segala perbuatan megah dan tindakan dahsyat yang dilakukan Musa di depan seluruh bangsa Israel.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan: Mzm 66:1-3a.5.8.16-17
Terpujilah Allah, yang mempertahankan jiwa kami hidup.
Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi, mazmurkanlah kemuliaan nama-Nya, muliakanlah Dia dengan puji-pujian! Katakanlah kepada Allah, “Betapa dahsyat segala pekerjaan-Mu;.”
Pergilah dan lihatlah karya-karya Allah; Ia dahsyat dalam perbuatan-Nya terhadap manusia. Pujilah Allah kami, hai para bangsa, dan perdengarkanlah puji-pujian kepada-Nya!
Marilah, dengarkanlah, hai kamu sekalian yang takwa pada Allah, aku hendak menceritakan apa yang dilakukan-Nya terhadapku. Kepada-Nya aku telah berseru dengan mulutku, kini dengan lidahku aku menyanyikan pujian.
Bait Pengantar Injil: 2Kor 5:19
Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya dalam diri Kristus dan mempercayakan warta perdamaian kepada kita.
Bacaan Injil: Matius 18:15-20
Jika saudaramu yang berbuat dosa mendengarkan teguranmu, engkau telah mendapatnya kembali.
Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Apabila saudaramu berbuat dosa, tegurlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali. Jika ia tidak mendengarkan dikau, bawalah seorang atau dua orang lain, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan.
Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai.
Aku berkata kepadamu: Sungguh, apa yang kalian ikat di dunia ini akan terikat di surga, dan apa yang kalian lepaskan di dunia ini akan terlepas di surga. Dan lagi Aku berkata kepadamu, Jika dua orang di antaramu di dunia ini sepakat meminta apa pun, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di surga. Sebab di mana ada dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, Aku hadir di tengah-tengah mereka.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik
Ketika ada pengurus atau warga gereja melakukan kesalahan, sering
tidak ada yang berani untuk menegur. Berbagai alasan dikemukakan,
seperti sungkan, tidak tega, dan kasihan. Apalagi jika si pelaku orang
yang cukup terpandang. Antara percaya dan tidak percaya kalau orang itu
berbuat kesalahan sehingga orang lain takut untuk menegur.
Setiap orang dapat memberikan teguran, tetapi tidak semua mampu
menegur dengan kasih.
Yesus hari ini mengajar kita supaya belajar menyampaikan teguran dengan kasih. Inilah nilai lebih dari hidup seorang murid Yesus. “Apabila saudaramu berbuat dosa, tegurlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengar nasihatmu, engkau telah mendapatnya
kembali. Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua
orang lain, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu
tidak disangsikan. Jika dia tidak mau juga mendengarkan maka
sampaikanlah kepada jemaat.
Jika dia tidak mau mendengarkan jemaat
pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang
pemungut cukai (Mat.18:15-17),” demikian nasihat Yesus kepada kita.
Biasanya, orang lebih mudah untuk menghakimi daripada mengasihi.
Lebih mudah untuk mencari hukuman apa yang akan dilimpahkan dari
memikirkan solusi apa untuk mendamaikan perkara. Orang seringkali
mudah tersulut amarahnya karena melihat perbuatan dosa seseorang.
Orang mengabaikan motif-motif tertentu yang membuat orang
melakukannya.
Teguran yang benar bukan untuk menghakimi, melainkan untuk
mengingatkan dengan kelembutan dan kepedulian. Ini bukan sekadar
formalitas, tetapi sebuah proses pendekatan pribadi yang mendalam,
sebuah upaya menyembuhkan luka-luka yang mungkin telah
menghambat iman saudara kita.
Yesus pertama-tama mengingatkan kita akan nilai persaudaraan dalam
kasih-Nya. Itulah sebabnya, Ia bersabda, “Apabila saudaramu berbuat
dosa, tegurlah di bawah empat mata.” Memandang orang berdosa
sebagai saudara itu berarti kita berusaha mengabaikan pikiran penuh
penghakiman terhadap dia. Kita hendaknya tidak melihat dia semata
mata karena dosa yang dilakukannya, tetapi memandang dia karena
pribadi yang membutuhkan kasih dari Tuhan. Inilah yang dilakukan oleh
Yesus bagi orang-orang berdosa. Yesus sama sekali tidak memperkenankan dosa, tetapi Yesus menyambut mereka supaya mereka bertobat dan diselamatkan oleh kasih-Nya. “Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat”
(Luk.5:32).
Kita perlu secara terus-menerus belajar dari Yesus, yang hati
Nya penuh belas kasihan. Kita perlu juga waspada, sebab mudah sekali
jatuh dalam dosa penghakiman. Mudah melihat kesalahan orang lain
daripada kesalahan diri sendiri. “Mengapakah engkau melihat selumbar di
mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau
ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu:
Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok
di dalam matamu. Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari
matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan
selumbar itu dari mata saudaramu (Mat.7:3-5),” demikian sabda Yesus
kepada Kaum Farisi yang munafik.
Sabda Tuhan hari ini membantu kita untuk menjadi saudara yang baik
bagi semua orang. Banyak kali relasi di dalam komunitas, keluarga dan
tempat kerja berantakan karena kita lebih mudah berbicara tentang
orang daripada berbicara dengan orang. Mudah sekali kita menghakimi
atau menceritakan dosa saudara kita dari pada duduk bersama dan
memberi koreksi, membantunya untuk menyesali dosanya (tobat) atau
berdoa bersama.
Mari kita membawa ajaran Yesus hari ini ke tengah keluarga, komunitas
dan dimanapun kita berada. Sadari selalu akan hati Yesus yang penuh
belas kasihan bukan penghakiman. Kita dipanggil untuk membawa hati
Nya kepada sesama terutama yang terbelengu dalam dosa. Kita dipanggil
untuk membebaskan mereka dari dosa lewat pengampunan, bukan
membelenggu mereka dengan penghakiman. Alasan tertinggi mengapa
kita harus berjuang mengampuni adalah kasih Yesus yang total bagi kita.
Sengsara dan wafat Yesus di kayu salib adalah kasih Yesus bukan hanya
bagi orang benar tetapi juga berdosa.
Doa:
Tuhan, bantulah kami untuk dapat mampu menjadi saudara bagi
sesama. Amen
Sahabatku yang terkasih.
Selamat Hari Rabu Pekan Biasa XIX. Salam
doa dan berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada: Bapa dan
Putera dan Roh Kudus...Amin. (Sumber iman katolik.com/adiutami,com/kgg).
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News