Panduan Perayaan Ekaristi
Teks Panduan Tata Perayaan Ekaristi Minggu 14 September 2025 Pekan XXIV Tahun C
Mari simak teks panduan tata perayaan ekaristi Minggu 14 September 2025. Panduan tata perayaan ekaristi Minggu lengkap renungan harian katolik.
Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
Oleh: P. Petrus Cristologus Dhogo, SVD
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak teks panduan tata perayaan ekaristi Minggu 14 September 2025.
Teks panduan tata perayaan ekaristi Minggu lengkap renungan harian katolik.
Teks panduan tata perayaan ekaristi disiapkan untuk hari biasa pekan XXIV tahun C dan pesta salib suci.
Teks panduan tata perayaan ekaristi hari Minggu disusun oleh P. Petrus Cristologus Dhogo, SVD.
Baca juga: Bacaan Injil Katolik Minggu 14 September 2025 Lengkap Renungan Harian Katolik
Para Petugas Liturgi berkumpul di sakristi. Pada meja perayaan disiapkan lilin bernyala yang mengapiti salib.
Untuk bacaan, siapkan Alkitab. Untuk nyanyian, bisa siapkan buku nyanyian.
Sedapat mungkin, untuk kekhusukan suasana, alat-alat
komunikasi dimatikan.
Ketika memulai, Pemimpin (P) berkata, “Penolong kita ialah Tuhan”, dan yang lain menyahut, “Yang menjadikan langit dan bumi”.
Kemudian dinyanyikan lagu pembuka untuk Masa Biasa;
NB. Keterangan tentang lagu diberi warna ungu
01. TANDA SALIB DAN SALAM
P : Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
U : Amin.
P : Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, cinta kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus beserta kita.
U : Sekarang dan selama-lamanya.
02. KATA PEMBUKA
P : Hari ini kita merayakan Hari Minggu Keduapuluh empat dalam Masa Biasa, tetapi Gereja mengajak
kita untuk merayakan Pesta Pemuliaan Salib Suci. Pesta ini dirayakan setiap tahun pada tanggal 14 September. Bacaan-bacaan suci mengisahkan kepada kita tentang Salib ini. Salib adalah lambang kemenangan dan keselamatan. Dalam bacaan pertama, kita akan mendengarkan kisah pemberontakan umat Israel di padang gurun. Tuhan memerintahkan Musa untuk membuat ular tembaga yang digantungkan pada salib. Mereka yang melihat ular tembaga akan tetap hidup. Ketaatan mereka membuat mereka hidup lagi. Dalam bacaan kedua, kita dihantar oleh Rasul Paulus untuk menyadari bahwa kita amat beruntung. Yesus yang adalah Tuhan, sudi mengosongkan diri-Nya, bahkan sampai di salib hanya untuk menyelamatkan kita. Pada bacaan Injil, kita diingatkan lagi akan kisah Musa dan ular tembaga. Namun, kali ini, Yesuslah yang ditinggikan di atas salib agar semua yang memandang-Nya menjadi selamat. Kita bersyukur atas anugerah ini. [hening sejenak]
03. TOBAT DAN PERMOHONAN AMPUN
P : Marilah kita mengakui bahwa kita berdosa terutama karena kita meragukan kehadiran Tuhan dalam
hidup kita. Kita mohon pengampunan agar hati kita menjadi layak untuk perayaan Sabda ini.
U : Saya mengaku kepada Allah yang Mahakuasa, dan kepada saudara sekalian, bahwa saya telah berdosa, dengan pikiran dan perkataan, dengan perbuatan dan kelalaian. Saya berdosa, saya berdosa, saya
sungguh berdosa. Oleh sebab itu saya mohon kepada Santa Perawan Maria, kepada para malaikat
dan orang kudus dan kepada saudara sekalian, supaya mendoakan saya pada Allah, Tuhan kita.
P : (dengan tangan terkatup) Semoga Allah memandang dan memperhatikan kita. Semoga Ia menunjukkan
kerelaan hati-Nya serta memberikan pengampunan dosa dan damai sejahtera kepada kita.
U : Amin.
04. MENYANYIKAN LAGU KEMULIAAN
[Dianjurkan untuk memakai Madah Kemuliaan di bawah ini]
P : Kemuliaan kepada Allah di surga
U : dan damai di bumi kepada orang yang berkenan pada-Nya.
P : Kami memuji Dikau,
U : Kami meluhurkan Dikau.
P : Kami menyembah Dikau,
U : Kami memuliakan Dikau.
P : Kami bersyukur kepada-Mu, karena kemuliaan-Mu yang besar.
U : Ya Tuhan Allah, raja surgawi, Allah Bapa yang Mahakuasa.
P : Ya Tuhan Yesus Kristus, Putera yang tunggal.
U : Ya Tuhan Allah, Anak Domba Allah, Putera Bapa.
P : Engkau yang menghapus dosa dunia, kasihanilah kami.
U : Engkau yang menghapus dosa dunia, kabulkanlah doa kami.
P : Engkau yang duduk di sisi Bapa, kasihanilah kami.
U : Karena hanya Engkaulah kudus.
P : Hanya Engkaulah Tuhan.
U : Hanya Engkaulah Mahatinggi, ya Yesus Kristus.
P : bersama dengan Roh Kudus,
U : dalam kemuliaan Allah Bapa. Amin.
05. DOA PEMBUKA
P : Marilah kita berdoa, [hening sejenak] Allah yang kekal dan kuasa, kami bersyukur atas rahmat penebusan yang terlaksana dalam dan melalui sengsara, wafat, dan kebangkitan Putra-Mu Yesus Kristus. Kami mohon, semoga kami selalu membaharui diri kami agar kami dapat menerima rahmat penebusan itu dalam diri kami. Bantulah kami agar kami selalu setia kepada-Mu, sumber kehidupan kami. Demi Kristus, Tuhan kami dan Pengantara kami, yang hidup dan berkuasa, bersama dengan Dikau, dalam persatuan dengan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa.
U : Amin.
06. AJAKAN MENDENGARKAN SABDA TUHAN
P : Marilah kita membuka hati kita untuk mendengarkan Sabda Tuhan dan menerimanya
agar Sabda Tuhan menjadi pelita iman kita dan tongkat penuntun jalan hidup kita.
07. BACAAN PERTAMA (Bil. 21:4-9)
L: Bacaan dari Kitab Bilangan. Ketika umat Israel berangkat dari Gunung Hor, mereka berjalan ke arah Laut Teberau untuk mengelilingi tanah Edom. Bangsa itu tidak dapat lagi menahan hati di tengah jalan. Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa, “Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air! Kami telah muak akan makanan hambar ini!” Lalu Tuhan menyuruh ular-ular tedung ke antara bangsa itu, yang memagut mereka, sehingga banyak dari
orang Israel itu mati. Kemudian datanglah bangsa itu mendapatkan Musa dan berkata, “Kami telah berdosa, sebab kami berkata-kata melawan Tuhan dan engkau; berdoalah kepada Tuhan supaya dijauhkan ular-ular
ini dari kami.” Lalu Musa berdoa untuk bangsa itu. Maka berfirmanlah Tuhan kepada Musa, “Buatlah
ular tedung dan taruhlah itu pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya,
akan tetap hidup.” Lalu Musa membuat ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang. Maka jika seseorang dipagut ular, dan ia memandang kepada ular tembaga itu, tetaplah ia hidup. Demikianlah Sabda Tuhan.
U : Syukur kepada Allah.
08. MENDARASKAN MAZMUR TANGGAPAN
Refren (Mzm. 78:7b)
Aku akan bangkit dan kembali kepada bapaku. Mzm. 78:1-2.34-35,36-37,38
Dengarkanlah pengajaranku, hai bangsaku, sendengkanlah telingamu kepada ucapan mulutku.
Aku mau membuka mulut untuk mengatakan amsal, aku mau menuturkan hikmah dari zaman purbakala. (Refren)
Ketika Allah membunuh mereka, maka mereka mencari Dia; mereka berbalik dan mendambakan Allah;
mereka teringat bahwa Allah adalah Gunung Batu mereka bahwa Allah Yang Mahatinggi adalah Penebus mereka. (Refren)
Tetapi mulut mereka tidak dapat dipercaya, dan dengan lidah mereka membohongi Allah. Hati mereka tidak berpaut pada-Nya, dan mereka tidak setia pada perjanjian-Nya. (Refren)
09. BACAAN KEDUA (Flp. 2:6-11)
L : Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Filipi Saudara-saudara, Yesus Kristus, walaupun dalam
rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan.
Sebaliknya Ia telah mengosongkan diri, mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan
manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai wafat,
bahkan sampai wafat di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia, dan menganugerah
kan-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuklututlah segala yang ada di
langit, dan yang ada di atas serta di bawah bumi, dan bagi kemuliaan Allah Bapa segala lidah mengakui, “Yesus Kristus adalah Tuhan.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U : Syukur kepada Allah.
10. ALLELUIA
P : Alleluia
U : Alleluia
P : Ya Kristus, kami menyembah dan memuji Dikau,* sebab dengan salib-Mu, Engkau telah menebus
dunia.
U : Alleluia
11. INJIL (Yoh. 3:13-17)
P : Marilah kita bersama-sama mendengarkan Injil Yesus Kristus menurut Lukas. Pemimpin dan semua yang hadir membuat tanda salib dengan ibu jari pada dahi, mulut, dan dada. Kemudian Pemimpin membacakan Injil. Dalam percakapan-Nya dengan Nikodemus, Yesus berkata, “Tidak ada seorang pun yang telah naik ke
surga, selain Dia yang telah turun dari surga, yaitu Anak manusia. Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini,
sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada
Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya.
P : Demikianlah Injil Tuhan.
U : Terpujilah Kristus.
12. RENUNGAN SINGKAT
Kita barusan mendengarkan bacaan Injil yang mengisahkan percakapan yang mendalam antara
Yesus dan Nikodemus. Nikodemus adalah seorang yang terpelajar dan tahu tentang Sejarah Israel. Yesus
pun mengajaknya untuk melihat salah satu kenyataan di masa lampau tentang peninggian ular di padang gurun oleh Musa. Mereka yang melihat ular itu menjadi hidup. Sesungguhnya, yang menghidupkan itu bukanlah ular tembaga tersebut melainkan ketaatan mereka untuk berpaling dan melihat ular tersebut. Mereka mati oleh pagutan ular karena kesalahan mereka. Ketika mereka melihat ular yang ditinggikan, mereka menjadi hidup. Artinya, ada pembalikkan dalam diri mereka yang bersalah untuk tidak lagi menuruti keinginan mereka sendiri tetapi menuruti kehendak Allah. Itu berarti, yang tidak memandang ke arah ular itu, akan
tetap mati. Yesus menegaskan hal lain lagi yang berhubungan dengan diri-Nya. Kelak, Anak Manusia, yaitu diri-Nya, akan ditinggikan di atas salib. Peninggian ini menunjukkan dua hal. Pertama, ketaatan Yesus kepada kehendak Bapa. Ketaatan ini menghasilkan penyelamatan. Dengan ini Yesus mengajarkan kepada kita bahwakita mesti taat pada Allah dan Sabda-Nya. Ketaatan ini keselamatan. akan menuntun kita kepada
Kedua, ajakan bagi manusia untuk memandang ke arah Tuhan. Sama seperti di padang gurun orangorang yang memandang ke arah ular itu menjadi hidup, maka kini mereka yang memandang ke arah
Dia yang tersalib akan hidup. Hidup kita pun diarahkan untuk melihat betapa besar kasih Allah kepada kita.
Orang yang tahu bersyukur akan memandang Yesus yang tersalib dengan penuh hormat dan pertobatan.
Itulah yang menyelamatkannya. Pada perayaan pemuliaan salib suci Kristus ini, baiklah kita barui diri kita. Kita bangga pada salib dan kita tidak takut lagi pada salib. Salib menjadi tanda kemenangan bagi kita. Karena itu, baiklah kita secara sadar, penuh hormat, dan tidak perlu tergesa-gesa melakukan tanda salib pada diri kita. Kita tandai atau meteraikan diri kita dengan salib Kristus ini, karena pada akhirnya, nama kita akan tertulis pada salib. Semoga kita pun memuliakan Tuhan dengan seluruh hidup kita.
13. HENING
14. SYAHADAT
P : Marilah menanggapi Sabda Tuhan dan mengungkapkan iman kepercayaan kita kepada
Tuhan dengan mengucapkan Syahadat. Aku percaya akan Allah, Bapa yang mahakuasa…..
15. DOA UMAT
P : Saudara-saudara terkasih, Allah sangat mengasihi kita, sehingga Ia telah mengaruniakan Putra-Nya
yang tunggal untuk menyelamatkan serta menghidupkan kita oleh wafat dan kebangkitan
Nya. Marilah berdoa kepada-Nya agar kita selalu terbuka terhadap kasih-Nya.
P : Bagi para pejabat Gereja. Semoga para pejabat Gereja selalu membuka hati mereka agar dibimbing
dan dituntun oleh Tuhan sehingga mereka semakin menyadari bahwa melayani umat Allah berarti pula
memanggul salib Kristus. Marilah kita mohon….
P : Bagi para penanggung jawab dalam masyarakat: Semoga mereka senantiasa berusaha agar
kepentingan dan kesejahteraan umum dapat tercapai di dalam masyarakat yang mereka layani.
Marilah kita mohon….
P : Bagi umat Kristen yang dianiaya karena setia kepada imannya, khususnya umat di paroki-paroki yang belum mendapatkan izin mendirikan Gereja. Semoga mereka mendapatkan kekuatan iman dan tidak putus asa tetapi justru semakin mantap mengasihi Allah dan sesama manusia. Marilah kita mohon….
P : Bagi para penderita. Semoga mereka mendapatkan penghiburan, kesembuhan, dan dengan rela mempersatukan penderitaan dengan penderitaan Kristus di salib sebagai pepulih atas dosanya sendiri dan dosa sesamanya. Marilah kita mohon...
P : Bagi kita di sekitar altar ini. Semoga hati dan budi kita terbuka terhadap kehendak Allah agar semakin
mengenal Dia dan Kristus Putra-Nya, serta semakin menghayati martabat kita sebagai putra dan putri
cahaya. Marilah kita mohon….
P : Kita hening sejenak untuk menyerahkan doa dan permohonan pribadi kita masing-masing.
[hening sejenak lalu lanjut].
P : Allah Bapa yang Mahabaik, Salib Suci Putra-Mu telah menyelamatkan dunia. Berilah kami damai
dan hidup suci berkat Salib Putra-Mu. Dialah Tuhan, Pengantara kami.
U : Amin
16. KOLEKTE
[Selanjutnya ada pengumpulan kolekte sebagai perwujudan cinta kepada Sang Sabda dan kepada sesama yang berkekurangan, diiringi lagu yang sesuai. Kolekte dikumpulkan lalu dihantar dan diletakkan di depan mimbar] diiringi lagu persembahan yang bernada Syukur Kepada Tuhan atau Ajakan Berbagi.
17. DOA PUJIAN
P : Saudara-saudari yang terkasih! Setelah mendengar dan merenungkan Sabda Tuhan, kita sadar betapa baiklah Allah terhadap kita, hingga telah menebus kita. Oleh sebab itu, marilah kita memuji Dia dengan berseru:
Pujilah Allah, alleluia, alleluia.
U : Pujilah Allah, alleluia, alleluia.
P : Kami memuji nama-Mu, ya Bapa, sebab dengan mengutus Putra-Mu yang tunggal, Engkau menebus
kami dari kuasa dosa dan maut. Maka kami berseru:
U : Pujilah Allah, alleluia, alleluia.
P : Kami memuji nama-Mu, ya Bapa, sebab kami telah Engkau selamatkan melalui
ketaatan dan penyerahan diri Putra-Mu seperti tampak dalam sengsara dan wafat-Nya. Maka kami berseru:
U : Pujilah Allah, alleluia, alleluia.
P : Engkau telah membangkitkan Yesus, dan dengan kebangkitan-Nya itu, fajar hidup baru Engkau
terbitkan bagi kami. Pintu surga Engkau buka Kembali dan kami Engkau tuntun masuk ke dalam
surga, tanpa Engkau hitung-hitung dosa kami. Maka kami berseru:
U : Pujilah Allah, alleluia, alleluia.
P : Kebangkitan Putra-Mu menjadi dasar iman GerejaMu, yang senantiasa diwartakan bagi dunia. Setiap
kali kami memperingati kebangkitan-Nya, iman kami Engkau bangkitkan dan Engkau teguhkan. Maka
kami berseru:
U : Pujilah Allah, alleluia, alleluia.
P : Maka, Bersama seluruh umat beriman, dan dalam kesatuan dengan Bapa Suci Paus Leo XIV, Bapa
Uskup kami [nama Uskup setempat] dan Pastor Paroki kami [nama pastor paroki setempat], kami melambungkan madah pujian bagi-Mu sambil berseru:
[menyanyikan satu lagu bertemakan Puji Syukur]
Menyusul RITUS KOMUNI. Dalam Ibadah Sabda terdapat dua kemungkinan, yaitu (1) menyambut komuni (lihat cara A), (2) tidak menyambut komuni, tetapi umat diajak menghayati komuni batin/rindu (lihat cara B).
18A. Cara A: DENGAN KOMUNI
Sesudah Doa Pujian, Pemimpin menuju ke altar untuk mempersiapkan komuni. Ia membentangkan kain korporale di atas altar dan kemudian mengambil Sakramen Mahakudus dari tabernakel dan diletakkan di atas kain korporale. Sesudah mempersiapkan segala yang perlu untuk Komuni Kudus, para pemandu/pengantar bersama para pelayan dan umat beriman berlutut menyembah dalam keheningan sesaat. Sesudah itu
Pemimpin mengajak umat untuk menyanyikan lagu Bapa Kami sambil berdiri.
P : Saudara-saudari, meskipun kita tidak merayakan Ekaristi, pada perayaan ini kita memperoleh
kesempatan menyambut Komuni Kudus, maka dalam persatuan dengan saudara-saudari se-paroki yang merayakan Ekaristi, marilah kita menyiapkan hati di hadirat Tuhan. [Hening sejenak]
19A. BAPA KAMI
Berdiri
P : Atas petunjuk Penyelamat kita dan menurut ajaran Ilahi, maka beranilah kita berdoa.
U : Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah namaMu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan,
tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.
Sesudah doa Bapa Kami, dapat juga diadakan Salam damai.
20A. SALAM DAMAI DAN KOMUNI
Bila ada Salam Damai, Pemimpin mengajak Umat, misalnya sebagai berikut:
P : Marilah kita saling memberikan salam damai. Umat memberikan salam damai kepada saudara-saudari
yang berada paling dekat. Sesudah Salam Damai, Pemimpin berlutut
menghormati Sakramen Mahakudus, lalu menghunjukkan hosti kudus kepada umat, sambil berkata:
P : Inilah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia. Hosti dan sibori ditunjukkan kepada umat: Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuan-Nya. Pemimpin dan Umat berdoa bersama-sama.
U : Ya Tuhan saya tidak pantas, Engkau datang pada saya, tetapi bersabdalah saja, maka saya akan
sembuh. Dengan khidmat, Pemimpin menyambut Tubuh Tuhan terlebih dulu. Sesudah itu, ia melayani umat yang menyambut komuni, seraya setiap kali berkata:
P : Tubuh Kristus.
U : Amin.
Penyambutan komuni diiringi dengan nyanyian komuni. --------------------------------------------------------------------
18B. Cara B. TANPA KOMUNI
P : Pada perayaan ini kita tidak menyambut Komuni kudus. Meskipun demikian, marilah kita menghayati
kehadiran Tuhan yang kita rindukan di dalam hati kita masing-masing.
19B. BAPA KAMI
Berdiri
P : Saudara-saudari terkasih, kita telah dipersatukan oleh iman yang sama. Maka sebagai Putra-Putri Bapa yang satu dan sama, marilah kita berdoa sebagaimana yang diajarkan oleh Putra-Nya sendiri.
U : Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah namaMu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di
atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat. Dapat dilaksanakan Salam Damai.
P : Marilah kita saling memberikan salam damai. Umat memberikan salam damai kepada saudara-saudari
yang berada paling dekat saja.
20B. DOA KOMUNI BATIN
Berlutut/berdiri Pemimpin mengajak semua yang hadir untuk melaksanakan Komuni Batin dengan rumusan ajakan antara lain sebagai berikut:
P : Kini, mari kita siapkan hati kita untuk menyambut kedatangan Tuhan di dalam hati kita.
P : Yesus bersabda, “Kamu memang sudah bersih karena Firman yang telah Kukatakan kepadamu.
Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari
dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau
kamu tidak tinggal di dalam Aku.” (Yoh. 15:3-4).
[hening sejenak]
P : Yesusku, aku percaya, Engkau sungguh hadir dalam Sakramen Mahakudus. Aku mengasihi-Mu lebih dari segalanya, dan aku merindukan kehadiran-Mu dalam seluruh jiwaku. Karena sekarang aku tak
dapat menyambut-Mu dalam Sakramen Ekaristi, datanglah sekurang-kurangnya secara rohani ke
dalam hatiku, meskipun Engkau selalu telah datang. Aku memeluk-Mu dan mempersatukan
diriku sepenuhnya kepada-Mu, jangan biarkan aku terpisah daripada-Mu. Amin. [hening sejenak]
P : Dalam keheningan, marilah kita masing-masing menyatukan diri dengan Tuhan yang hadir saat ini di sini bersama kita. Berbicaralah dengan Dia dari hati ke hati dengan mengatakan:
P : Yesus, datanglah, dan tinggallah dalam hatiku. Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu.
U : Yesus, datanglah, dan tinggallah dalam hatiku. Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu.
▪ Seruan di atas diulangi oleh Pemimpin dan diikuti oleh yang hadir sebanyak tiga kali.
▪ Lalu diberi saat hening secukupnya.
▪ Sesudah Komuni Batin, dapat dinyanyikan satu lagu bertemakan Syukur.
21. DOA KEPADA SALIB SUCI KRISTUS
Terpujilah Tuhan Yesus Kristus, yang wafat di kayu salib, disalib untuk dosa kita.
Kristus Suci yang disalibkan, mohon selalu beserta kami.
Kristus Suci yang disalibkan, mohon perlindungan.
Kristus Suci yang disalibkan, Engkau adalah terang abadi bagi keluarga kami.
Kristus Suci yang disalibkan, datanglah di akhir perjalanan hidup kami.
Kristus Suci yang disalibkan, lindungilah kami dari godaan dalam menghadapi maut.
Kristus Suci yang disalibkan, lindungilah kami dari malapetaka.
Salib Suci Kristus, kami luhurkan Dikau.
Oh Yesus dari Nazareth yang disalib, lindungilah kami dari seteru jahat yang terlihat dan tidak terlihat,
sekarang dan selama-lamanya. Amin
22. AMANAT PENGUTUSAN
P : Saudara-saudari, Allah sangat mengasihi kita sehingga Dia mengutus Putra-Nya untuk menebus
kita. Dia wafat di salib bagi kita. Kita bersyukur atas rahmat sebesar ini. Karena itu, mari kita jadikan seluruh hidup kita sebagai upaya mengasihi Tuhan. Kita tunjukkan bahwa kita mampu memikul salibsalib hidup kita sebagai bagian tak terpisahkan dari upaya menyatukan seluruh penderitaan dan perjuangan hidup kita dengan Salib Kristus.
23. DOA PENUTUP
P : Marilah kita berdoa, Allah Bapa di surga, kami telah mendengarkan Sabda-Mu dalam perayaan ini. Kami mohon dengan rendah hati, agar kami yang telah Engkau tebus dengan kayu salib Putra-Mu yang menghidupkan, Engkau ikut sertakan dalam kemuliaan kebangkitan-Nya. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara
kami sepanjang segala masa.
U : Amin
24. MOHON BERKAT TUHAN
P : Sebelum mengakhiri perayaan ini marilah kita menundukkan kepala, memohon berkat Tuhan.
[hening sejenak]
P : Semoga Tuhan memberkati kita, melindungi kita terhadap dosa dan menghantar kita ke hidup yang
kekal. [sambil membuat Tanda Salib pada diri sendiri]
DALAM NAMA BAPA, DAN PUTRA, DAN ROH KUDUS.
U : Amin.
P : Perayaan Sabda kita ini sudah selesai.
U : Syukur kepada Allah.
25. PENGUTUSAN
P : Marilah pergi, kita diutus
U : Amin.
26. LAGU PENUTUP (sumber : P. Petrus Cristologus Dhogo, SVD/kgg)
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Tata Perayaan Ekaristi Minggu 14 September 2025
Perayaan Ekaristi Minggu 14 September 2025
Teks Perayaan Ekaristi Minggu 14 September 2025
Tribun Flores.com
Renungan Harian Katolik Minggu 14 September 2025, Tidak Lari dari Pengorbanan |
![]() |
---|
Injil Katolik Misa Pesta Salib Suci Minggu 14 September 2025 dan Mazmur Tanggapan |
![]() |
---|
Bacaan-bacaan Liturgi Minggu 14 September 2025, Pekan XXIV |
![]() |
---|
Bacaan Injil Katolik Minggu 14 September 2025 Lengkap Renungan Harian Katolik |
![]() |
---|
Peringatan Santo dan Santa Pelindung Minggu 14 September 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.