Renungan Katolik Hari Ini
Renungan Harian Katolik Senin 15 September 2025, Inilah Anakmu, Inilah Ibumu
Mari simak renungan harian Katolik Senin 15 September 2025. Tema renungan harian Katolik inilah anakmu, inilah ibumu.
Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
Oleh: Bruder Pio Hayon SVD
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak renungan harian Katolik Senin 15 September 2025.
Tema renungan harian Katolik inilah anakmu, inilah ibumu.
Renungan harian Katolik untuk Peringatan Wajib Maria, Mater Dolorosa, Santa Katarina Fieschi dari Genoa, Janda dengan warna liturgi putih.
Renungan harian Katolik ada dibagian akhir artikel ini.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 15 September 2025, Maria sebagai Teladan Iman
Adapun bacaan liturgi Katolik hari Senin 15 September 2025 adalah sebagai berikut:
Bacaan Pertama :Ibr 5:7-9
Kristus telah belajar menjadi taat,dan Ia menjadi pokok keselamatan abadi.
Saudara-saudara, dalam hidup-Nya sebagai manusia, Kristus telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan
kepada Dia yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut. Dan karena kesalehan-Nya, Ia telah didengarkan. Akan tetapi, sekalipun Anak Allah, Yesus telah belajar menjadi taat; dan ini ternyata dari apa yang telah diderita-Nya. Dan sesudah mencapai kesempurnaan, Ia menjadi pokok keselamatan abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan:Mzm 31:2-3a.3b-4.5-6.15-16.20
Ref:Kita ini umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya.
Pada-Mu, ya Tuhan, aku berlindung,janganlah sekali-kali aku mendapat malu.Luputkanlah aku oleh karena keadilan-Mu,sendengkanlah telinga-Mu kepadaku,bersegeralah melepaskan daku.
Jadilah bagiku gunung batu tempat berlindung,dan kubu pertahanan untuk menyelamatkan daku! Sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku;oleh karena nama-Mu Engkau akan menuntun dan membimbing aku.
Engkau akan mengeluarkan aku dari jaring yang dipasang orang terhadap aku, sebab Engkaulah tempat perlindunganku. Ke dalam tangan-Mulah kuserahkan nyawaku; sudilah membebaskan aku, ya Tuhan, Allah yang setia.
Tetapi aku, kepada-Mu, ya Tuhan, aku percaya, aku berkata “Engkaulah Allahku!”Masa hidupku ada dalam tangan-Mu, lepaskanlah aku dari tangan musuh-musuhku dan bebaskanlah aku dari tangan orang-orang yang mengejarku.
Alangkah limpahnya kebaikan-Mu yang telah Kau simpan bagi orang yang takwa kepada-Mu, yang telah Kaulakukan di hadapan manusia bagi orang yang berlindung pada-Mu!
Bait Pengantar Injil:Luk 7:16
Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita, dan Allah mengunjungi umat-Nya.
Bacaan Injil: Yoh 19:25-27
Inilah anakmu! – Inilah ibumu!
Waktu Yesus bergantung di salib, didekat salib itu berdirilah ibu Yesus dan saudara ibu Yesus, Maria, isteri Klopas dan Maria Magdalena. Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya, “Ibu, inilah, anakmu!” Kemudian kata-Nya kepada murid-Nya, “Inilah ibumu!” Dan sejak saat itu murid itu menerima ibu Yesus di dalam rumahnya.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik
Saudari/a terkasih dalam Kristus
Salam sejahtera untuk kita semua. Pada hari ini, kita merayakan Peringatan Wajib Santa Perawan Maria Berdukacita, mengenang kesedihan dan penderitaan Maria saat menyaksikan penyaliban dan kematian putranya, Yesus Kristus. Tema "Inilah anakmu, inilah ibumu" mengajak kita untuk merenungkan tentang kasih yang mendalam, pengorbanan, dan hubungan spiritual yang terjalin di kaki salib.
Saudari/a terkasih dalam Kristus
Dalam bacaan pertama dari surat Paulus (1 Korintus 12:31-13:13), Paulus menjelaskan tentang keutamaan kasih di atas segala karunia rohani lainnya. Ia mengatakan bahwa meskipun kita memiliki karunia bernubuat, berbicara dalam bahasa roh, memiliki iman yang sempurna, atau bahkan menyerahkan tubuh untuk dibakar, tetapi tidak memiliki kasih, maka kita tidak ada gunanya. Paulus menggambarkan kasih sebagai sabar, murah hati, tidak cemburu, tidak memegahkan diri, tidak sombong, tidak melakukan yang tidak sopan, tidak mencari keuntungan diri sendiri, tidak pemarah, tidak menyimpan kesalahan orang lain, tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Kasih menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.
Kasih tidak berkesudahan. Sedangkan dalam Injil Yohanes 19:25-27, kita melihat Maria berdiri di dekat salib Yesus bersama dengan ibu Yesus, saudara perempuan ibu-Nya, Maria, isteri Klopas, dan Maria Magdalena. Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: "Ibu, inilah, anakmu!" Kemudian kata-Nya kepada murid-Nya: "Inilah ibumu!" Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya.
Kisah ini menunjukkan kasih yang mendalam antara Yesus dan Maria, serta pengorbanan yang mereka berdua lakukan demi keselamatan umat manusia. Maria menyaksikan penderitaan dan kematian putranya dengan hati yang hancur, tetapi ia tetap setia dan tabah. Yesus, dalam penderitaan-Nya, masih memikirkan ibu-Nya dan memberikan perlindungan kepadanya melalui murid yang dikasihi-Nya. Dengan memberikan Maria kepada murid yang dikasihi, Yesus menjadikan Maria sebagai ibu bagi semua pengikut-Nya, yaitu Gereja. Maria menjadi teladan kasih, kesetiaan, dan pengorbanan bagi seluruh umat beriman. Untuk itu refleksi kita adalah tentang:
Kasih: Apakah kita mengasihi Allah dan sesama dengan kasih yang tulus, seperti yang dijelaskan oleh Paulus dalam 1 Korintus 13? Apakah kita sabar, murah hati, dan tidak mencari keuntungan diri sendiri? Pengorbanan: Apakah kita bersedia untuk berkorban demi orang-orang yang kita kasihi, seperti yang dilakukan oleh Maria dan Yesus? Apakah kita siap untuk menghadapi penderitaan dan kesulitan demi iman kita? Hubungan dengan Maria: Apakah kita menghormati Maria sebagai Bunda Allah dan ibu kita? Apakah kita meminta syafaatnya dalam doa-doa kita?
Saudari/a terkasih dalam Kristus
Pesan untuk kita, pertama: pada hari ini, marilah kita merenungkan teladan kasih dan pengorbanan Santa Perawan Maria Berdukacita. Kedua, semoga kita diberi kekuatan untuk mengikuti Kristus dengan setia, bahkan ketika menghadapi penderitaan dan kehilangan. Ketiga, untuk itu, marilah kita berdoa agar kita selalu terbuka untuk menerima kasih dan penghiburan Maria, serta menjadi saksi yang hidup bagi kasih dan kebenaran Kristus di dunia ini.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.