Renungan Katolik Hari Ini

 Renungan Katolik Hari Ini Senin 6 Oktober 2025, Mengasihi Tuhan dan Sesama

Mari simak renungan Katolik hari ini Senin 6 Oktober 2025. Tema renungan Katolik hari ini mengasihi Tuhan dan sesama.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / GG
PATER JOHN LEWAR SVD - Sosok Pater John Lewar, SVD.Mari simak renungan Katolik hari ini Senin 6 Oktober 2025. Tema renungan Katolik hari ini mengasihi Tuhan dan sesama. 

Oleh: Pastor John Lewar, SVD 

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak renungan Katolik hari ini Senin 6 Oktober 2025.

Tema renungan Katolik hari ini mengasihi Tuhan dan sesama.

Renungan Katolik hari ini ada dibagian akhir artikel ini.

Senin 6 Oktober 2025 merupakan hari Senin Biasa XXVII, Perayaan fakultatif Santo Bruno, Pengaku Iman dengan warna liturgi hijau.

Adapun bacaan Liturgi Katolik hari Senin 6 Oktober 2025 adalah sebagai berikut:

Baca juga: Renungan Katolik Senin 6 Oktober 2025, Siapakah Sesamaku?

 

Bacaan Pertama: Yunus 1:1-2;2:1-2.11

Yunus siap melarikan diri dari hadapan Tuhan.

Datanglah sabda Tuhan kepada Yunus bin Amitai demikian, “Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, dan berserulah terhadap mereka, sebab kejahatannya telah sampai kepada-Ku.” 

Tetapi Yunus bersiap untuk melarikan diri ke Tarsis, jauh dari hadapan Tuhan. Ia pergi ke Yafo, dan di sana mendapat sebuah kapal, yang akan berangkat ke Tarsis. Ia membayar biaya perjalanannya lalu naik kapal itu untuk berlayar bersama-sama dengan mereka ke Tarsis, jauh dari hadapan Tuhan. 

Tetapi Tuhan menurunkan angin ribut ke laut; lalu terjadilah badai besar sehingga kapal itu hampir-hampir terpukul hancur. Awak kapal menjadi takut; masing-masing berteriak kepada allahnya, dan mereka membuang segala muatan ke dalam laut untuk meringankan kapal. 

Tetapi Yunus telah turun ke dalam ruang kapal yang paling bawah, dan berbaring di situ, lalu tertidur dengan nyenyak. Datanglah nahkoda mendapatkannya sambil berkata, “Bagaimana mungkin engkau tidur begitu nyenyak? 

Bangunlah, berserulah kepada Allahmu, barangkali Allahmu itu akan mengindahkan kita, sehingga kita tidak binasa.” Lalu berkatalah mereka satu sama lain, “Marilah kita buang undi, supaya kita tahu, karena siapa kita ditimpa malapetaka ini.” 

Mereka lalu membuang undi, dan Yunuslah yang kena. Maka berkatalah mereka kepadanya, “Beritahu kami, karena siapa kita ditimpa malapetaka ini. Apa pekerjaanmu dan dari mana engkau datang? Manakah negerimu dan dari bangsa manakah engkau?” 

Sahut Yunus kepada mereka, “Aku ini seorang Ibrani. Aku takwa pada Tuhan, Allah yang menguasai langit, yang telah menjadikan laut dan daratan.” Orang-orang itu menjadi sangat takut, lalu berkata kepadanya, “Apa yang telah kauperbuat?” Sebab orang-orang itu tahu, bahwa ia telah melarikan diri, jauh dari hadapan Tuhan. 

Hal itu telah diberitahukannya kepada mereka. Bertanyalah mereka, “Akan kami apakan dikau, supaya laut menjadi reda dan tidak menyerang kami lagi? Sebab laut semakin bergelora.” Sahut Yunus kepada mereka, “Angkatlah aku dan campakkanlah aku ke dalam laut, maka laut akan menjadi reda dan tidak menyerang kalian lagi. 

Sebab aku tahu, karena akulah badai besar ini menyerang kalian.” Lalu berdayunglah orang-orang itu dengan sekuat tenaga untuk membawa kapal itu kembali ke darat, tetapi mereka tidak sanggup, sebab laut semakin bergelora menyerang mereka. 

Lalu berserulah mereka kepada Tuhan, katanya, “Ya Tuhan, janganlah kiranya Engkau biarkan kami binasa karena nyawa orang ini, dan janganlah Engkau tanggungkan kepada kami darah orang yang tidak bersalah, sebab Engkau, Tuhan, telah berbuat seperti yang Kaukehendaki.” Kemudian mereka mengangkat Yunus dan mencampakkannya ke dalam laut. 

Maka laut berhenti mengamuk. Orang-orang itu menjadi sangat takut kepada Tuhan, lalu mempersembahkan kurban sembelihan kepada Tuhan serta mengikrarkan nazar. Maka atas penentuan Tuhan datanglah seekor ikan besar yang menelan Yunus. 

Dan Yunus tinggal di dalam perut ikan itu tiga hari tiga malam lamanya. Lalu bersabdalah Tuhan kepada ikan itu, dan ikan itu pun memuntahkan Yunus ke darat.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: Yunus 2:2,3,4,5,8

Ref. Engkau mengangkat nyawaku dari dalam liang kubur.

Dalam kesusahanku aku berseru kepada Tuhan, dan Ia menjawab aku. Dari tengah-tengah-tengah alam maut aku berteriak, dan Kaudengarkan suaraku.

Engkau telah melemparkan daku ke tempat yang dalam, ke pusat lautan, lalu aku terangkum oleh arus air; segala gelora dan gelombang-Mu melingkupi aku.

Aku berkata, “Telah terusir aku dari hadapan mata-Mu. Mungkinkah aku memandang lagi bait-Mu yang kudus?”

Ketika jiwaku letih lesu dalam diriku,teringatlah aku kepada Tuhan, dan sampailah doaku kepada-Mu, ke dalam bait-Mu yang kudus.

Bait Pengantar Injil: Yohanes 13:34

Perintah baru Kuberikan kepadamu, sabda Tuhan; yaitu supaya kamu saling mengasihi, sama seperti Aku telah mengasihi kamu.Buku renungan rohani

Bacaan Injil: Lukas 10:25-37

Siapakah sesamaku?

Pada suatu ketika, seorang ahli Kitab berdiri hendak mencobai Yesus, “Guru, apakah yang harus kulakukan untuk memperoleh hidup yang kekal?” Jawab Yesus kepadanya, “Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?” 

Jawab orang itu, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hati dan dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu. Dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” 

Kata Yesus kepadanya, “Benar jawabmu itu. Perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup.” Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata lagi, “Dan siapakah sesamaku manusia?” Jawab Yesus, “Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho. Buku renungan rohaniPatung Yesus

Ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi juga memukulnya, dan sesudah itu meninggalkannya setengah mati. Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu. 

Ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan. Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu. Ketika melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan. Lalu datanglah ke tempat itu seorang Samaria yang sedang dalam perjalanan. 

Ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasih. Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya. 

Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya, ‘Rawatlah dia, dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya waktu aku kembali’. 

Menurut pendapatmu siapakah di antara ketiga orang ini adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?” Jawab orang itu, “Orang yang telah menunjukkan belas kasih kepadanya.” Yesus berkata kepadanya, “Pergilah, dan lakukan demikian.”Patung Yesus

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik 

Yesus mengundang kita untuk menghadirkan kasih-Nya di tengah dunia 
lewat perbuatan kasih. Yesus sendiri telah meneladankan perbuatan 
demikian bagi kita. Ia melawat orang yang sakit, mengusir roh jahat, 
menyambut orang berdosa, membangkitkan orang mati. Banyak orang 
mengecam perbuatan kasih ini terutama para Ahli Taurat, Kaum Farisi 
dan kelompok lain. Namun, Yesus tidak gentar melakukannya. Yesus 
sendiri menyatakan bahwa Ia datang bukan untuk melakukan kehendak Nya melainkan kehendak Bapa-Nya yaitu melaksanakan kasih bagi 
sesama dan dunia.

Panggilan menjadi murid Yesus itu mengagumkan tetapi sekaligus 
menantang. Dalam hal ini, kita perlu membedakan beragama dan 
beriman. Banyak orang beragama tetapi belum tentu beriman. Lebih 
parahnya lagi, agama seringkali dimanfaatkan oleh sekelompok orang 
demi kepentingan sendiri. Bahkan, sering juga digunakan sebagai alat 
memobilisasi massa menindas sesama beragama lain. Dalam hal ini, 
manusia beragama mereduksi keluhuran Tuhan dengan kepentingan 
mereka sesaat. Banyak orang melakukan perbuatan-perbuatan kasih 
kepada sesama dan menaruh kepedulian pada lingkungan sekitar.

Mereka lebih mengedepankan nilai ajaran iman daripada sibuk dengan urusan 
institusi keagamaan termasuk ritual yang dijalankan di dalamnya.
Yesus mengutus kita hari ini untuk mengamalkan perbuatan kasih pada 
Tuhan dan sesama. Agama yang baik melahirkan umat beriman, dan 
iman yang sejati mendorong orang terus-menerus melakukan 
kasih. “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan 
segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap 
akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu 
sendiri” (Luk.10:27). Dalam Sabda ini, tampak jelas bahwa kasih kepada 
Tuhan sama bobotnya dengan kepada sesama. Seringkali yang terjadi 
dalam hidup sehari-hari ialah kasih kita tidak seimbang. Kita sibuk 
dengan urusan keagamaan tetapi membatasi diri melayani sesama.
Mari kita memperbarui diri dengan terus-menerus menyeimbangkan kasih 
kepada Tuhan dan sesama. Kasih itu tidak mengenal batas-batas 
kelemahan manusia.

Siapapun layak mendapat perlakuan adil dan 
bermartabat. Ini tantangan kita bersama. Kalau harus memilih, 
barangkali kita masih akan lebih memilih melayani sesama yang kita 
kenal baik daripada mereka yang lain walaupun mungkin mereka sangat 
membutuhkan uluran tangan kita. Namun demikian, kita tidak boleh 
berkecil hati. Bila kita membaca dan merenungkan perjalanan Gereja di 
tengah dunia ini, banyak sekali orang kudus bertekun dalam perbuatan 
kasih ini. Mereka mendedikasikan diri dalam pelayanan pada orang sakit 
dan miskin, kaum perempuan, berkebutuhan khusus, tawanan perang, 
memperjuangkan pendidikan dan keadilan. Keberpihakan yang sama 
dituntut dari kita di zaman ini.

Kesejahteraan bersama itu tanggung jawab kita semua. Kita perlu 
menyadari kehadiran banyak orang memiliki hati untuk berbagi perhatian 
bagi sesama yang membutuhkan. Maka kita perlu juga membangun 
jaringan dengan berbagai stakeholder dari berbagai elemen baik Gereja 
maupun masyarakat. Tujuannya hanya satu yaitu supaya semakin banyak 
orang boleh mengalami kebaikan dan kesejahteraan dalam hidup. Mari 
kita berjalan bersama sebagai putra dan putri Allah di tengah dunia ini. 
Biarkan mata, telinga dan hati kita selalu terbuka dan peka pada 
pergumulan hidup sesama! Biarkan kaki serta tangan kita bergerak cepat 
untuk melakukan sesuatu bagi mereka yang membutuhkan(diolah dari 
https://mkk.or.id/renungan-detail.php?r=2029852915)

Doa:

Ya Tuhan, ajarilah kami agar kami mempunyai hati yang mudah tergerak, 
khususnya terhadap mereka yang menderita. Semoga kami mampu 
semakin beriman dan semakain rendah hati. Ajarilah kami agar mampu 
mempunyai hati seperti orang Samaria itu. Semoga dengan demikian, 
kami mampu menjadi saluran berkat bagi sesama. Amin
Sahabatku yang terkasih, Selamat Hari Senin Pekan Biasa XXVII. Salam 
doa dan berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada: Bapa dan 
Putera dan Roh Kudus...Amin. (Sumber the katolik.com/kgg).

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved