Misa Hari Minggu

Teks Misa Minggu 26 Oktober 2025 Lengkap Renungan Harian Katolik

Mari simak teks misa Minggu 26 Oktober 2025. Teks misa lengkap renungan harian Katolik.Teks misa disusun oleh P. Petrus Cristologus Dhogo, SVD.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / GG
GEREJA KATOLIK - Gereja Paroki St.Theresia Mbata di Desa Rana Mbata, Kecamatan Kota Komba Utara, Kabupaten Manggarai Timur. Mari simak teks misa Minggu 26 Oktober 2025. Teks misa lengkap renungan harian Katolik.Teks misa disusun oleh P. Petrus Cristologus Dhogo, SVD. 

Oleh: P. Petrus Cristologus Dhogo, SVD

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak teks misa Minggu 26 Oktober 2025.

Teks misa lengkap renungan harian Katolik.

Teks misa disiapkan untuk hari biasa pekan XXX tahun C dengan warna liturgi hijau.

Teks misa disusun oleh P. Petrus Cristologus Dhogo, SVD.

Ikuti misa hari Minggu dengan penuh iman.

Baca juga: Renungan Katolik Hari Ini Jumat 24 Oktober 2025, Peka akan Tanda-tanda Kehadiran Tuhan 

 

Para Petugas Liturgi berkumpul di sakristi. Pada meja perayaan disiapkan lilin bernyala yang mengapiti salib. 

Untuk bacaan, siapkan Alkitab. Untuk nyanyian, bisa siapkan buku nyanyian. 

Sedapat mungkin, untuk kekhusukan suasana, alat-alat komunikasi dimatikan. 

Ketika memulai, Pemimpin (P) berkata, “Penolong kita ialah Tuhan”, dan yang lain menyahut, “Yang menjadikan langit dan bumi”. 

Kemudian dinyanyikan lagu pembuka untuk masa Biasa; 

NB. Keterangan tentang lagu diberi warna ungu

01. TANDA SALIB DAN SALAM 

P : Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus. 
U : Amin. 
P : Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, cinta kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus beserta kita. 
U : Sekarang dan selama-lamanya. 

02. KATA PEMBUKA 

P : Hari ini kita merayakan Minggu Ketigapuluh dalam Masa Biasa. Bacaan-bacaan suci mengajak kita untuk merenungkan kebaikan Tuhan yang memperhatikan orang-orang kecil dan yang berharap kepada-Nya. Kitab Sirakh dalam bacaan pertama mengatakan dengan jelas bahwa Tuhan mendengar jeritan doa orang yang susah. “Jeritan yatim piatu tidak diabaikan-Nya, ataupun jeritan janda yang mencurahkan permohonannya”.
Rasul Paulus dalam bacaan kedua menyadari bahwa Tuhan selalu bersama-Nya sehingga ia bisa bertahan dalam setiap penderitaan. Di masa akhir akhir hidupnya, ia tahu bahwa ia telah mencapai garis akhir perjuangan. Mahkota perjuangannya telah menantinya di surga, dianugerahkan Tuhankepadanya. Ia pun mengharapkan agar kita semua juga bertahan dalam iman kita.Dalam bacaan Injil, kita diajak untuk tidak sombong. Melalui perumpamaan orang Farisi dan pemungut cukai yang berdoa, kita diharapkan untuk tetap 
rendah hati dalam hidup kita. Seperti pemungut cukai, kita hendaknya mengakui kesalahan kita dan 
memohonkan rahmat Tuhan untuk bisa bangkitmembangun hidup yang lebih baik. [hening sejenak] 

03. TOBAT DAN PERMOHONAN AMPUN 

P : Marilah kita mengakui bahwa kita berdosa terutama karena kita meragukan kehadiran Tuhan dalam 
hidup kita. Kita mohon pengampunan agar hati kita menjadi layak untuk perayaan Sabda ini.
U : Saya mengaku kepada Allah yang Mahakuasa, dan kepada saudara sekalian, bahwa saya telah berdosa,
dengan pikiran dan perkataan, dengan perbuatan dan kelalaian. Saya berdosa, saya berdosa, saya sungguh berdosa. Oleh sebab itu saya mohon kepada Santa Perawan Maria, kepada para malaikat dan orang kudus dan kepada saudara sekalian, supaya mendoakan saya pada Allah, Tuhan kita. 
P : (dengan tangan terkatup) Semoga Allah memandang dan memperhatikan kita. Semoga Ia menunjukkan 
kerelaan hati-Nya serta memberikan pengampunan dosa dan damai sejahtera kepada kita. 
U : Amin. 

04. MENYANYIKAN LAGU KEMULIAAN 

[Dianjurkan untuk memakai Madah Kemuliaan di bawah ini] 

P : Kemuliaan kepada Allah di surga 
U : dan damai di bumi kepada orang yang berkenan pada-Nya. 
P : Kami memuji Dikau, 
U : Kami meluhurkan Dikau. 
P : Kami menyembah Dikau, 
U : Kami memuliakan Dikau.
P : Kami bersyukur kepada-Mu, karena kemuliaan-Mu yang besar. 
U : Ya Tuhan Allah, raja surgawi, Allah Bapa yang Mahakuasa. 
P : Ya Tuhan Yesus Kristus, Putera yang tunggal. 
U : Ya Tuhan Allah, Anak Domba Allah, Putera Bapa. 
P : Engkau yang menghapus dosa dunia, kasihanilah kami. 
U : Engkau yang menghapus dosa dunia, kabulkanlah doa kami. 
P : Engkau yang duduk di sisi Bapa, kasihanilah kami. 
U : Karena hanya Engkaulah kudus. 
P : Hanya Engkaulah Tuhan. 
U : Hanya Engkaulah Mahatinggi, ya Yesus Kristus. 
P : bersama dengan Roh Kudus, 
U : dalam kemuliaan Allah Bapa. Amin.

05. DOA PEMBUKA 

P : Marilah kita berdoa, [hening sejenak] 

Allah yang kekal dan kuasa,kami bersyukur atas karya agung keselamatan atas diri kami yang terjadi dalam dan melalui Yesus Kristus, Putra-Mu. Semoga kami selalu membaharui diri kami dan mendekatkan diri 
kami kepada-Mu agar kami dapat menciptakan Kerajaan-Mu di dunia ini dan turut serta dalam 
kebahagiaan kekal bersama-Mu kelak.Demi Kristus, Tuhan kami dan Pengantara kami, yang hidup dan berkuasa, bersama dengan Dikau, dalam persatuan dengan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. 
U : Amin. 

06. AJAKAN MENDENGARKAN SABDA TUHAN 

P : Marilah kita membuka hati kita untuk mendengarkan Sabda Tuhan dan menerimanya agar Sabda Tuhan menjadi pelita iman kita dan tongkat penuntun jalan hidup kita. 

07. BACAAN PERTAMA (Sir. 35:12-14,16-18) 

L : Bacaan dari Kitab Sirakh

Tuhan adalah Hakim, yang tidak memihak. Ia tidak memihak dalam perkara orang miskin, tetapi doa orang yang terjepit didengarkan-Nya. Jeritan yatim piatu tidak diabaikan-Nya, ataupun jeritan janda yang mencurahkan permohonannya. Tuhan berke nan kepada siapa yang dengan sebulat hati berbakti kepada-Nya, dan doanya naik sampai ke awan. Doa orang miskin menembusi awan, dan ia tidak akan terhibur sampai mencapai tujuannya. Ia tidak berhenti hingga Yang Mahatinggi memandang nya, dan memberikan hak kepadaorang benar dan menjalankan pengadilan. 
Demikianlah Sabda Tuhan.
U : Syukur kepada Allah. 

08. MENDARASKAN MAZMUR TANGGAPAN 

Refren (Mzm. 34:7a) 

Orang yang tertindas berseru,dan Tuhan mendengarkan.

Mzm. 34:2-3,17-18,19,23 

Aku hendak memuji TUHAN pada segala waktu; puji-pujian kepada-Nya tetap di dalam mulutku.Karena TUHAN jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.(Refren)

Apabila orang-orang benar itu berseru-seru, maka TUHAN mendengar, dan melepaskan mereka dari segala kesesakannya.TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.(Refren)

Kemalangan orang benar banyak, tetapi TUHAN melepaskan dia dari semuanya itu.TUHAN membebaskan jiwa hamba-hamba-Nya, dan semua orang yang berlindung pada-Nya tidak akan menanggung hukuman.  (Refren)

09. BACAAN KEDUA (2Tim. 4:6-8,16-18) 

L : Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Timotius.

Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat.Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah meme lihara iman.Sekarang telah tersedia bagiku mah kota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya. Pada waktu pembelaanku yang pertama tidak se orangpun yang membantu aku, semuanyamening galkan aku kiranya hal itu jangan ditanggungkan atas mereka, tetapi Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku, supaya dengan perantara anku Injil diberitakan dengan sepenuhnya dan semua orang bukan Yahudi mendengarkannya. Dengan demikian aku lepas dari mulut singa. Dan Tuhan akan melepaskan aku dari setiap usaha yang jahat. Dia akan menyelamatkan aku, sehingga aku masuk ke dalam Kerajaan-Nya di sorga. Bagi-Nyalah kemuliaan selama-lamanya! Amin.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U : Syukur kepada Allah. 

10. ALLELUIA (2Kor. 5:19) 

P : Alleluia
U : Alleluia
P : Dalam Kristus Allah mendamaikan dunia dengan diri Nya, * dan mempercayakan bereita pendamaian itu 
kepada kami.
U : Alleluia

11. INJIL (Luk. 18:9-14) 

P : Marilah kita bersama-sama mendengarkan Injil Yesus Kristus menurut Lukas.

Pemimpin dan semua yang hadir membuat tanda salib dengan ibu jari pada dahi, mulut, dan dada.Kemudian Pemimpin membacakan Injil. 

Kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, Yesus mengatakan perumpamaan ini: "Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai. Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; aku berpuasa dua kali seminggu, aku 
memberikan sepersepuluh dari segala peng hasilanku.Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku 
orang berdosa ini. Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan 
Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."
P : Demikianlah Injil Tuhan. 
U : Terpujilah Kristus. 

12. RENUNGAN SINGKAT 

Kita barusan mendengarkan Injil yang berbicara tentang kerendahan hati. Yesus menjelaskannya dengan memakai perumpamaan dengan dua tokoh yang dihadirkan yaitu orang Farisi dan Pemungut Cukai. Pertama, Orang Farisi adalah kelompok orang yang berusaha untuk menjalankan Hukum Taurat secara utuh dan sempurna. Mereka menjalankannya dengan konsekuen. Mereka juga berusaha untuk meminta orang lain untuk menjalankan Hukum Taurat dengan setia. Tidak jarang mereka bentrok dengan Yesus, karena Yesus lebih mengutamakan inti dari Hukum Taurat yaitu cinta kasih dan bukan pelaksanaan buta atas hukum. Karena itu, kita dapa mengerti bahwa ketika berada di hadapan Tuhan, orang Farisi itu melaporkan aktivitas rohaninya. Ia menghitung semua kegiatan yang dilaku kannya. Semuanya berjalan sempurna. Berdoa dengan setia, amal dengan baik, dan berpuasa dengan tetap. Namun, Yesus mengecam sikapnya ini. Yang dipersoalkan bukanlah ketaatan terhadap hukum tetapi kesombongannya. Dia membanding bandingkannya dengan perampok,pezinah, pemungut cukai dan sebagainya. Dari sini kita belajar untuk bersikap rendah hati. Kita melaksanakan kegiatan rohani kita bukan pertama tama untuk menciptakan perlombaan dengan sesama. Kita melakukannya karena kecintaan kita kepada Tuhan. Kegiatan rohani itu dimaksudkan untuk mendekatkan kita dengan sesama dan dengan Tuhan. Kesombongan rohani akan membuat orang lain jauh dari Tuhan dan sesama. Kedua, Pemungut cukai adalah orang yang bertugas memungut pajak untuk pemerintahan Roma. Kelom pok ini dianggap sebagai pendosa dan pengkhianat karena ia dianggap bekerja untuk para penjajah. Ia tidak digaji oleh Roma. Ia hanya bisa memperoleh untung dari kelebihan pemungutan pajak. Karena itu, mereka juga dianggap sebagai perampok. Mereka dipandang rendah. Inilah yang melatarbelakangi pemungut cukai untuk berdiri jauh-jauh. Ia merasa tidak layak di hadapan Tuhan karena ia berdosa. Doanya juga mengung kapkan penyesalan dan memohonkan ampun berlimpah. Doa ini berangkat dari kedalaman hati yang menyadari kedosaan dan ketaklayakan hidup di hadapan Tuhan. Ia tahu, hanya Tuhan yang bisa menolongnya. Dari kisah pemungut cukai ini kita belajar untuk selalu membaharui diri kita dan memohonkan pengam punan dari Tuhan. Kita tidak bisa membenarkan diri kita di hadapan Tuhan, karena kita manusia berdosa. Pengampunan akan diperoleh kalau orang mengakui kesalahannya dan memohonkan pengampunan. Tuhan tahu isi hati dan tingkah laku kita. Kita tidak perlu menyembunyikan dosa kita daripada-Nya. Yang bisa kita buat adalah dengan rendah hati mengakui kita bersalah dan memohonkan pengam punan daripada-Nya. SIkap ini juga akan membantu kita mengevaluasi hidup kita dan membangun hidup yang lebih baik. Semoga Tuhan membantu kita membangun hidup yang semakin baik. 

13. HENING 
14. SYAHADAT 

P : Marilah menanggapi Sabda Tuhan dan mengungkapkan iman kepercayaan kita kepada Tuhan dengan mengucapkan Syahadat. Aku percaya akan Allah, Bapa yang mahakuasa…..

15. DOA UMAT 

P : Saudara-saudari terkasih, sebagai anggota tubuh mistik Kristus, kita masing-masing diberi bakat dan 
talenta untuk kepentingan bersama, maka marilah memanjatkan doa-doa ini..
P : Bagi Sri Paus, para Uskup dan para imam. Semoga para pemimpin Gereja sebagai pilihan Allah dapat menjadi tanda kehadiran-Nya yang penuh belas kasih di tengah umat manusia. Marilah kita mohon….
P : Bagi para pejabat pemerintahan. Semoga Allah Bapa membimbing mereka agar dalam proses pembangunan demi kesejahteraan masyarakat, tidak menyalahgunakan kuasa dan harta benda untuk kepentingan diri sendiri dan kelompok.
Marilah kita mohon….
P : Bagi orang-orang yang kurang mendapat perhatian dalam masyarakat. Semoga mereka dikuatkan oleh 
kehadiran sesama umat paroki atau stasi atau lingkungan yang tela mendampingi, membantu dan 
memberi kepercayaan dalam hal-hal yang dapat mereka kerjakan. Marilah kita mohon….
P : Bagi kita semua. Semoga hati kita terbuka untuk membangn kerja sama yang baik dan memohon 
pendampingan Bapa agar tidak dikecewakan oleh sikap-sikap sesama yang kurang mendukung.
Marilah kita mohon….
P : Kita hening sejenak untuk menyerahkan doa dan permohonan pribadi kita masing-masing. [hening sejenak lalu lanjut].
P : Allah Bapa yang mahabijaksana, kami sangat mengharapkan bantuan-Mu dalam segala usaha untuk membangun hidup berparoki atau stasi yang baik. Semuanya ini kami mohon kepada-Mu dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami.
U : Amin

16. KOLEKTE 

[Selanjutnya ada pengumpulan kolekte sebagai perwujudan cinta kepada Sang Sabda dan kepada sesama yang 
berkekurangan, diiringi lagu yang sesuai. Kolekte dikumpulkan lalu dihantar dan diletakkan di depan mimbar] diiringi lagu persembahan yang bernada Syukur Kepada Tuhan atau Ajakan Berbagi. 

17. DOA PUJIAN 

P : Saudara-saudari yang terkasih, Allah begitu baik kepada kita, umat-Nya. Dalam kebaikan-Nya itu, Ia selalu membimbing kita dalam segala tingkah dan perbuatan kita. Maka marilah kita memuji Dia: Ya Allah yang kekal, sungguh baiklah Engkau.
U : Ya Allah yang kekal, sungguh baiklah Engkau.
P : Allah yang maha pengasih dan penyayang, Engkaulah penyelenggara segala hal-ikhwal hidup kami. Dalam kebaikan-Mu yang tak terhingga, Engkau menciptakan kami dan menganugerahi kami kehidupan. Maka kami memuji Engkau:
U : Ya Allah yang kekal, sungguh baiklah Engkau.
P : Bapa, amat besarlah cinta-Mu kepada kami. Ketika dalam perjalanan hidup ini kami jatuh, Engkau menyelamatkan kami. Bahkan Putra-Mu yang tunggal Engkau serahkan untuk kami. Maka kami memuji Engkau:
U : Ya Allah yang kekal, sungguh baiklah Engkau.
P : Dan seperti belum cukuplah kebaikan-Mu kepada kami, Engkau masih mencurahkan Roh Kudus-Mu untuk menyempurnakan rencana penyelamatan-Mu dalam diri kami. Maka kami memuji Engkau:
U : Ya Allah yang kekal, sungguh baiklah Engkau.
P : Setiap hari kami Engkau limpahi dengan karunia dan berkat, sehingga kami dapat menunaikan tugas 
sehari-hari, yakni berbakti kepada-Mu dan melayani sesama lewat karya-karya kami. Maka kami memuji Engkau:
U : Ya Allah yang kekal, sungguh baiklah Engkau.
P : Maka, ya Bapa, dengan gembira hati, bersama seluruh umat beriman, dalam kesatuan dengan Bapa Suci Paus Fransiskus, Bapa Uskup kami [nama Uskup setempat] dan Pastor Paroki kami [nama pastor parokisetempat] kami melambungkan madah pujian bagi-Mu dengan bernyanyi: [menyanyikan satu lagu bertemakan Puji Syukur] Menyusul RITUS KOMUNI. Dalam Ibadah Sabda terdapat dua kemungkinan, yaitu (1) menyambut komuni (lihat cara A), (2) tidak menyambut komuni, tetapi umat diajak menghayati komuni batin/rindu (lihat cara B). 

18A. Cara A: DENGAN KOMUNI 

Sesudah Doa Pujian, Pemimpin menuju ke altar untuk mempersiapkan komuni. Ia membentangkan kain korporale di atas altar dan kemudian mengambil Sakramen Mahakudus dari tabernakel dan diletakkan di atas kain korporale. Sesudah mempersiapkan segala yang perlu untuk Komuni Kudus, para pemandu/pengantar bersama para pelayan dan umat beriman berlutut menyembah dalam keheningan sesaat. Sesudah itu Pemimpin mengajak umat untuk menyanyikan lagu Bapa Kami sambil berdiri.

P : Saudara-saudari, meskipun kita tidak merayakan Ekaristi, pada perayaan ini kita memperoleh kesempatan menyambut Komuni Kudus, maka dalam persatuan dengan saudara-saudari se-paroki yang merayakan Ekaristi, marilah kita menyiapkan hati di hadirat Tuhan. [Hening sejenak]

19A. BAPA KAMI Berdiri 

P : Atas petunjuk Penyelamat kita dan menurut ajaran Ilahi, maka beranilah kita berdoa.

U : Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, 
tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.Sesudah doa Bapa Kami, dapat juga diadakan Salam damai.

20A. SALAM DAMAI DAN KOMUNI 

Bila ada Salam Damai, Pemimpin mengajak Umat, misalnya sebagai berikut:

P : Marilah kita saling memberikan salam damai. Umat memberikan salam damai kepada saudara-saudari 
yang berada paling dekat. Sesudah Salam Damai, Pemimpin berlutut menghormati Sakramen Mahakudus, lalu menghunjukkan hosti kudus kepada umat, sambil berkata:
P : Inilah Anak Domba Allah yang menghapus dosa 
dunia. Hosti dan sibori ditunjukkan kepada umat:Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuan-Nya.
Pemimpin dan Umat berdoa bersama-sama.
U : Ya Tuhan saya tidak pantas, Engkau datang pada 
saya, tetapi bersabdalah saja, maka saya akan sembuh. Dengan khidmat, Pemimpin menyambut Tubuh Tuhan terlebih dulu. Sesudah itu, ia melayani umat yang menyambut komuni, seraya setiap kali berkata:
P : Tubuh Kristus.
U : Amin.

Penyambutan komuni diiringi dengan nyanyian komuni.
----------------------------------------------------------------------------------------------

18B. Cara B. TANPA KOMUNI 

P : Pada perayaan ini kita tidak menyambut Komuni kudus. Meskipun demikian, marilah kita menghayati 
kehadiran Tuhan yang kita rindukan di dalam hati kita masing-masing.

19B. BAPA KAMI Berdiri 

P : Saudara-saudari terkasih, kita telah dipersatukan oleh iman yang sama. Maka sebagai Putra-Putri 
Bapa yang satu dan sama, marilah kita berdoa sebagaimana yang diajarkan oleh Putra-Nya sendiri.
U : Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat. Dapat dilaksanakan Salam Damai. 
P : Marilah kita saling memberikan salam damai.Umat memberikan salam damai kepada saudara-saudari 
yang berada paling dekat saja.

20B. DOA KOMUNI BATIN Berlutut/berdiri

Pemimpin mengajak semua yang hadir untuk melaksanakan Komuni Batin dengan rumusan ajakan antara lain sebagai berikut: 

P : Kini, mari kita siapkan hati kita untuk menyambut kedatangan Tuhan di dalam hati kita.
P : Yesus bersabda, “Kamu memang sudah bersih karena Firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.” (Yoh. 15:3-4). [hening sejenak]
P : Yesusku, aku percaya, Engkau sungguh hadir dalam Sakramen Mahakudus. Aku mengasihi-Mu lebih dari 
segalanya, dan aku merindukan kehadiran-Mu dalam seluruh jiwaku. Karena sekarang aku tak 
dapat menyambut-Mu dalam Sakramen Ekaristi, datanglah sekurang-kurangnya secara rohani ke dalam hatiku, meskipun Engkau selalu telah datang. Aku memeluk-Mu dan mempersatukan diriku sepenuhnya kepada-Mu, jangan biarkan aku terpisah daripada-Mu. Amin. [hening sejenak]
P : Dalam keheningan, marilah kita masing-masing menyatukan diri dengan Tuhan yang hadir saat ini di 
sini bersama kita. Berbicaralah dengan Dia dari hati ke hati dengan mengatakan: 
P : Yesus, datanglah, dan tinggallah dalam hatiku. Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu. 
U : Yesus, datanglah, dan tinggallah dalam hatiku. Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu. 
▪ Seruan di atas diulangi oleh Pemimpin dan diikuti oleh yang hadir sebanyak tiga kali. 
▪ Lalu diberi saat hening secukupnya. 
▪ Sesudah Komuni Batin, dapat dinyanyikan satu lagu Masa Biasa.

21. MENDOAKAN MAZMUR 23

[bisa didaraskan bergantian oleh dua orang] TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.
Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang;
Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, 
itulah yang menghibur aku.Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; 
Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah. Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus, seperti pada permulaan, sekarang, selalu, dan sepanjang segala abad. Amin

22. AMANAT PENGUTUSAN 

P : Saudara-saudari, di hadapan Allah yang maha sempurna, kita semua adalah orang-orang yang lemah dan berdosa. Kalau ada kebaikan yang kita terima, hal itu tidak dapat dijadikan alasan untuk meninggikan diri seolah-olah semuanya itu diperoleh berkat jasa pribadi saja. Hidup yang benar di mata Tuhan adalah hidup yang penuh kerendahan hati dan berusaha untuk selalu memperbaiki kekurangan yang ada dalam diri sendiri agar lebih pantas hidup bersama Allah.Marilah kita kembali ke dalam hidup harian kita dan 
menjadi saksi kebaikan Tuhan. Kita saling mendu kung satu sama lain agar kita tidak merasa sendirian dan kita secara bersama-sama mewujudkan Kerajaan Allah di dunia ini.

23. DOA PENUTUP 

P : Marilah kita berdoa, Ya Tuhan, kami telah merenungkan bersama Sabda-Mu yang menjadi tuntunan hidup kami. Semoga kami sanggup untuk saling menolong agar hiduplah Sabda-Mu di tengah-tengah kami. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. 
U : Amin

24. MOHON BERKAT TUHAN 

P : Sebelum mengakhiri perayaan ini marilah kita menundukkan kepala, memohon berkat Tuhan. [hening sejenak]

P : Semoga Tuhan memberkati kita, melindungi kita terhadap dosa dan menghantar kita ke hidup yang 
kekal. 

[sambil membuat Tanda Salib pada diri sendiri]

DALAM NAMA BAPA, DAN PUTRA, DAN ROH KUDUS. 

U : Amin. 

P : Perayaan Sabda kita ini sudah selesai.

U : Syukur kepada Allah.

25. PENGUTUSAN 

P : Marilah pergi, kita diutus 
U : Amin. 

26. LAGU PENUTUP (Sumber P. Petrus Cristologus Dhogo, SVD/kgg).

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved