Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Katolik Hari Selasa 18 November 2025, Kasih yang Menyelamatkan 

Mari simak renungan Katolik hari ini Selasa 18 November 2025. Tema renungan Katolik hari ini kasih yang menyelamatkan.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / GG
PATER JOHN LEWAR SVD - Sosok Pater John Lewar, SVD.Mari simak renungan Katolik hari ini Selasa 18 November 2025. Tema renungan Katolik hari ini kasih yang menyelamatkan. 
Ringkasan Berita:
  • Kasih lebih dahulu menyelamatkan, bukan menghakimi. Seperti Yesus kepada Zakheus, kasih membuka jalan pertobatan.
  • Pertobatan sejati lahir dari hati yang terbuka.Ketika Yesus diterima, hidup berubah ditandai dengan tindakan nyata, bukan sekadar kata.
  • Hidup beriman berakar pada kasih. Tanpa kasih, segala pelayanan dan kemampuan tidak berarti; kasih adalah inti panggilan Gereja dan setiap murid Kristus.

Oleh: Pastor John Lewar SVD

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak renungan Katolik hari ini Selasa 18 November 2025.

Tema renungan Katolik hari ini kasih yang menyelamatkan.

Renungan Katolik hari ini ada dibagian akhir artikel ini.

Renungan Katolik hari ini untuk hari Selasa Biasa XXXIII, Santo Romanus dari Antiokia Martir, Santa Rosa Filipin Duchene Pengaku Iman dengan warna liturgi hijau.

Adapun bacaan liturgi katolik hari Selasa 18 November 2025 adalah sebagai berikut:

Baca juga: Renungan Katolik Selasa 18 November 2025, Zakeus, Segeralah Turun 

Bacaan Pertama : 2Mak. 6:18-31

Eleazar adalah seorang ahli Taurat yang utama. Ia sudah lanjut umurnya dan terhormatlah tampan rupanya. Ia dibuka mulutnya dengan kekerasan dan begitu dipaksa makan daging babi.

Tetapi dengan mengutamakan kematian terhormat dari pada hidup ternista ia menuju tempat pukulan dengan rela hati, setelah daging itu dimuntahkannya kembali.

Dan demikian mestinya tindakan orang yang berani menolak apa yang bahkan karena cinta kepada hidup sekalipun tidak boleh dikecap.

Tetapi para pengurus perjamuan korban yang tak halal menyendirikan Eleazar, oleh karena sudah lama mereka kenal baik dengan orang itu.

Lalu mereka mengajak dia untuk mengambil daging yang boleh dipakai dan yang dapat disediakannya sendiri.

Cukuplah kalau dari daging korban itu ia hanya pura-pura makan apa yang dititahkan raja. Dengan berbuat demikian ia dapat meluputkan diri dari kematian dan mendapat perlakuan baik demi persahabatan lama di antara mereka.

Tetapi Eleazar mengambil keputusan mulia, yang pantas bagi umurnya, bagi kehormatan usianya, bagi ubannya yang jernih dan teramat mulia, pantas bagi cara hidupnya yang jernih sejak masa mudanya dan terlebih pantas bagi perundang-undangan suci yang diberikan oleh Allah sendiri.

Dengan tegas dimintanya, supaya segera dikirim ke dunia orang mati saja. Katanya: "Berpura-pura tidaklah pantas bagi umur kami, supaya janganlah banyak pemuda kusesatkan juga, oleh karena mereka menyangka bahwa Eleazar yang sudah berumur sembilan puluh tahun beralih kepada tata cara asing.

Boleh jadi mereka kusesatkan dengan berpura-pura demi hidup yang pendek dan fana ini dan dalam pada itu kuturunkan noda dan aib kepada usiaku.

Kalaupun sekarang aku lolos dari dendam dari pihak manusia, tetapi tidak dapatlah aku melarikan diri dari tangan Yang Mahakuasa, baik hidup maupun mati.

Dari sebab itu dengan berpulang sebagai lelaki aku sekarang mau menyatakan diri layak bagi usiaku.

Dengan demikian akupun meninggalkan suatu teladan luhur bagi kaum muda untuk dengan sukarela yang mulia mati bagi hukum Taurat yang mulia dan suci itu." Setelah berkata demikian, Eleazar segera menuju tempat siksaan.

Adapun orang-orang yang mengantarnya ke sana merubah kesudian yang belum lama berselang mereka taruh terhadapnya menjadi permusuhan. Itu dikarenakan oleh perkataan yang baru diucapkan Eleazar dan yang mereka pandang sebagai kegilaan belaka.

Ketika sudah hampir mati karena pukulan-pukulan, maka mengaduhlah Eleazar, katanya: "Bagi Tuhan yang mempunyai pengetahuan yang kudus ternyatalah bahwa aku dapat meluputkan diri dari maut dan bahwa aku sekarang menanggung kesengsaraan hebat dalam tubuhku akibat deraan itu.

Tetapi dalam jiwa aku menderita semuanya itu dengan suka hati karena takut akan Tuhan." Demikian berpulanglah Eleazar dan meninggalkan kematiannya sebagai teladan keluhuran budi dan sebagai peringatan kebajikan, tidak hanya untuk kaum muda saja, tetapi juga bagi kebanyakan orang dari bangsanya.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan : Mzm 4:2-3,4-5,6-7

Hai orang-orang, berapa lama lagi kemuliaanku dinodai, berapa lama lagi kamu mencintai yang sia-sia dan mencari kebohongan? Sela

Ketahuilah, bahwa TUHAN telah memilih bagi-Nya seorang yang dikasihi-Nya; TUHAN mendengarkan, apabila aku berseru kepada-Nya.

Biarlah kamu marah, tetapi jangan berbuat dosa; berkata-katalah dalam hatimu di tempat tidurmu, tetapi tetaplah diam. Sela

Persembahkanlah korban yang benar dan percayalah kepada TUHAN.

Banyak orang berkata: "Siapa yang akan memperlihatkan yang baik kepada kita?" Biarlah cahaya wajah-Mu menyinari kami, ya TUHAN!

Engkau telah memberikan sukacita kepadaku, lebih banyak dari pada mereka ketika mereka kelimpahan gandum dan anggur.

Bait Pengantar Injil : 1Yoh 4:10b
Ref. Alleluya, alleluya.

Allah mengasihi kita dan telah mengutus Anak-Nya sebagai silih atas dosa-dosa kita.

Bacaan Injil : Lukas 19:1-10

Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.

Yesus memasuki kota Yerikho dan berjalan melintasi kota itu. Di situ ada seorang kepala pemungut cukai yang amat kaya, bernama Zakheus.

Ia berusaha melihat orang apakah Yesus itu, tetapi tidak berhasil karena orang banyak dan ia berbadan pendek.

Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus yang akan lewat di situ.

Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata, “Zakheus, segeralah turun.

Hari ini aku mau menumpang di rumahmu. Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita.

Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya, “Ia menumpang di rumah orang berdosa.”

Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan, “Tuhan, separuh dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin, dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.”

Kata Yesus kepadanya, “Hari ini terjadilah keselamatan atas rumah ini, karena orang ini pun anak Abraham.

Anak Manusia memang datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik 

KASIH YANG MENYELAMATKAN

Tindakan kasih sungguh menyelamatkan. Ia tidak pertama-tama 
menghakimi dosa seseorang, tetapi menunjukkan cara bagaimana supaya 
orang itu dapat diselamatkan dari belenggu dosanya. Hal itulah yang 
dialami oleh Zakheus, kepala pemungut cukai. Ia seorang kaya. Ia ingin 
melihat Yesus namun tidak berhasil karena badannya pendek. Barangkali, 
dia sudah pernah mendengar tentang Yesus yang mengasihi orang-orang 
berdosa. Maka, ia berlari mendahului orang banyak lalu memanjat pohon. 
Betapa terkejutnya dia ketika Yesus bersabda, “Zakheus, segeralah turun, 
sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu” (Luk.19:5).

Lalu ia menerima Yesus dengan sukacita. Orang yang sungguh-sungguh 
menyadari dosanya, biasanya lebih menunjukkan ungkapan pertobatan 
daripada mereka yang pura-pura berdosa. Mereka bersikap munafik; 
seolah-olah membutuhkan Tuhan, tetapi sejatinya tidak. Tindakan Yesus 
yang berkenan berjumpa dengan Zakheus pasti menuai kritikan dari 
orang-orang munafik. Mereka berkata, “Ia menumpang di rumah orang 
berdosa.” Mentalitas ini masih kita rasakan di zaman ini. Budaya beriman 
kita masih sering berhenti pada penilaian berdosa dan suci, baik dan 
jahat. Pikiran seperti akan menghambat pertumbuhan dan kedewasaan 
dalam beriman. Ketika Yesus masuk ke rumah Zakheus, terjadi 
pertobatan yang sangat besar.

Ia berkata, “Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang 
kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat” (Luk.19:8).
Gereja sebagai komunitas orang beriman dipanggil oleh Tuhan untuk 
melaksanakan perintah kasih. Dalam Katekismus 1823, dikatakan bahwa 
Yesus membuat kasih menjadi suatu perintah baru. Karena Ia mengasihi 
orang-orang-Nya "sampai pada kesudahannya", Ia menyatakan kasih 
yang Ia terima dari Bapa-Nya. Melalui kasih satu sama lain, para murid 
mencontoh kasih Yesus, yang mereka terima dari Dia.

Karena itu Yesus berkata: "Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah 
mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu.” Dan juga: "Inilah 
perintah-Ku: yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah 
mengasihi kamu.” Santo Paulus melukiskan gambaran mengenai kasih 
yang sungguh mengagumkan yaitu sabar, murah hati, tidak cemburu, 
tidak memegahkan diri dan tidak sombong, tidak melakukan yang tidak 
sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri, tidak pemarah dan tidak 
menyimpan kesalahan orang lain, tidak bersukacita karena ketidakadilan, 
tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala 
sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala 
sesuatu.

Kasih yang sedemikian indah ini menjadi tugas dan tanggung jawab kita 
bersama. Berani menerima Yesus dalam hati, berani juga menerima 
ajaran-Nya dalam hidup sehari-hari. Santo Paulus berkata, “Sekalipun 
aku memiliki segala sesuatu dan sanggup melaksanakan segala sesuatu, 
tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna. 
Dan sekalipun aku mempunyai segala keistimewaan, pelayanan, dan juga 
kebajikan tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada 
faedahnya bagiku” (1 Kor 13:1-4). Dengan berusaha hidup dalam kasih, 
kita sesungguhnya telah mencari dan menyelamatkan yang hilang.

Tuhan memang membenci dosa, tetapi Dia jelas tidak membenci orang 
berdosa. Justru sebaliknya, Tuhan mengasihi orang-orang seperti ini dan 
semua manusia tanpa terkecuali, termasuk Zakheus, anda dan saya. 
Justru untuk orang-orang berdosa seperti kitalah Tuhan Yesus datang ke 
dunia demi membebaskan dan menyelamatkan kita. Dan ketika kita mau 
membuka hati untuk kehadiran Tuhan di dalam hidup kita, kita pasti 
diubah, dibebaskan dan akhirnya memperoleh keselamatan. Zakheus 
melakukan pilihan yang tepat, membuka hati, berjumpa dengan Tuhan 
Yesus, dan diapun diubah dan diselamatkan, sebagaimana tertulis dalam 
Lukas 19:8-10,

Doa:

Tuhan, hari ini Engkau mengajari kami dengan pengalaman Zakeus. 
Ajarilah kami untuk berani bersikap seperti Zakeus. Semoga kelemahan 
dan kedosaan kami tidak menjadikan kami semakin takut untuk datang 
kepataMu. Bantulah kami untuk senantiasa melakukan yang terbaik 
dalam hidup kami. Ajarilah kami untuk turut serta peduli pada sesama 
kami dimanapun kami berada. Sebab Engkaulah juru selamat kami, kini 
dan selamanya.

Amin.Sahabatku yang terkasih, Selamat Hari Selasa. Salam doa dan 
berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada: Dalam nama Bapa 
dan Putera dan Roh Kudus....Amin. (sumber The katolik.com/kgg).

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved