Renungan Katolik Hari Ini
Renungan Hari Ini Rabu 19 November 2025, Kebebasan yang Menjadi Berkat
Mari simak renungan hari ini Rabu 19 November 2025. Tema renungan hari ini kebebasan yang menjadi berkat.
Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
Ringkasan Berita:
- Kebebasan sebagai anugerah, Tuhan memberi kita kebebasan untuk mengelola hidup, dan kebebasan itu harus digunakan dengan penuh tanggung jawab.
- Bahaya menyia-nyiakan kebebasan , Mengikuti keinginan diri sendiri tanpa memperhatikan kehendak Tuhan membuat hidup stagnan dan tidak bermanfaat bagi orang lain.
- Hidup yang berbuah, Dengan taat dan sukacita melaksanakan perintah Tuhan, hidup kita berkembang, menjadi berkat bagi keluarga dan sesama, serta mendatangkan berkat yang melimpah.
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak renungan hari ini Rabu 19 November 2025.
Tema renungan hari ini kebebasan yang menjadi berkat.
Renungan hari ini ada dibagian akhir artikel ini.
Renungan hari ini Rabu biasa pekan XXXIII, dengan warna liturgi hijau.
Adapun bacaan liturgi katolik hari Rabu 19 November 2025 adalah sebagai berikut:
Baca juga: Renungan Katolik Hari Rabu 19 November 2025, Jangan Sia-siakan Apa yang Tuhan Beri
Bacaan Pertama : 2Mak. 7:1,20-31
Terjadi pula yang berikut ini: Tujuh orang bersaudara serta ibu mereka ditangkap. Lalu dengan siksaan cambuk dan rotan mau dipaksa oleh sang raja untuk makan daging babi yang haram.
Tetapi terutama ibu itu sungguh mengagumkan secara luar biasa. Ia layak dikenang-kenangkan baik-baik. Ia mesti menyaksikan ketujuh anaknya mati dalam tempo satu hari saja. Namun demikian, itu ditanggungnya dengan besar hati oleh sebab harapannya kepada Tuhan.
Dengan rasa hati yang luhur dihiburnya anaknya masing-masing dalam bahasanya sendiri, penuh dengan semangat yang luhur. Dengan semangat jantan dikuatkannya tabiat kewanitaannya lalu berkatalah ia kepada anak-anaknya:
"Aku tidak tahu bagaimana kamu muncul dalam kandungku. Bukan akulah yang memberi kepadamu nafas dan hidup atau menyusun bagian-bagian pada badanmu masing-masing!
Melainkan Pencipta alam semestalah yang membentuk kelahiran manusia dan merencanakan kejadian segala sesuatunya.
Dengan belas kasihan-Nya Tuhan akan memberikan kembali roh dan hidup kepada kamu, justru oleh karena kamu kini memandang dirimu bukan apa-apa demi hukum-hukum-Nya."
Adapun raja Antiokhus mengira bahwa ibu itu menghina dia dan ia menganggap bicaranya suatu penistaan. Anak bungsu yang masih hidup itu tidak hanya dibujuk dengan kata-kata, tetapi sang raja juga menjanjikan dengan angkat sumpah bahwa anak bungsu itu akan dijadikannya kaya dan bahagia, asal saja ia mau meninggalkan adat istiadat nenek moyangnya. Bahkan ia akan dijadikannya sahabat raja dan kepadanya akan dipercayakan pelbagai jabatan negara.
Oleh karena pemuda itu tidak menghiraukannya sama sekali, maka sang raja memanggil ibunya dan mendesak, supaya ia menasehati anaknya demi keselamatan hidupnya.
Sesudah ia lama mendesak barulah ibu itu menyanggupi untuk meyakinkan anaknya. Kemudian ia membungkuk kepada anaknya lalu dengan mencemoohkan penguasa yang bengis itu berkatalah ia dalam bahasanya sendiri:
"Anakku, kasihanilah aku yang sembilan bulan lamanya mengandungmu dan tiga tahun lamanya menyusuimu. Akupun sudah mengasuhmu dan membesarkanmu hingga umur sekarang ini dan terus memeliharamu.
Aku mendesak, ya anakku, tengadahlah ke langit dan ke bumi dan kepada segala sesuatunya yang kelihatan di dalamnya.
Ketahuilah bahwa Allah tidak menjadikan kesemuanya itu dari barang yang sudah ada. Demikianpun bangsa manusia dijadikan juga.
Jangan takut kepada algojo itu. Sebaliknya, hendaklah menyatakan diri sepantas kakak-kakakmu dan terimalah maut itu, supaya aku mendapat kembali engkau serta kakak-kakakmu di masa belas kasihan kelak."
Ibu itu belum lagi mengakhiri ucapannya itu, maka berkatalah pemuda itu: "Kamu menunggu siapa? Aku tidak mentaati penetapan raja. Sebaliknya aku taat kepada segala ketetapan Taurat yang sudah diberikan oleh Musa kepada nenek moyang kami.
Niscaya baginda yang menjadi asal usul segala malapetaka yang menimpa orang-orang Ibrani tidak akan terluput dari tangan Allah.
Demikianlah Sabda Tuhan.
Mazmur Tanggapan : Mzm 17:1,5-6,8b,15
Doa Daud. Dengarkanlah, TUHAN, perkara yang benar, perhatikanlah seruanku; berilah telinga akan doaku, dari bibir yang tidak menipu.
langkahku tetap mengikuti jejak-Mu, kakiku tidak goyang.
Aku berseru kepada-Mu, karena Engkau menjawab aku, ya Allah; sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, dengarkanlah perkataanku.
Peliharalah aku seperti biji mata, sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu
Tetapi aku, dalam kebenaran akan kupandang wajah-Mu, dan pada waktu bangun aku akan menjadi puas dengan rupa-Mu.
Bait Pengantar Injil : Yohanes 15:16
Ref. Alleluya, alleluya.
Aku telah menetapkan kalian supaya kalian pergi dan menghasilkan buah yang takkan binasa, sabda Tuhan.
Bacaan Injil : Lukas 19:11-28
Mengapa uangku tidak kauberikan kepada orang yang menjalankan uang?
Pada waktu Yesus sudah dekat Yerusalem, orang menyangka bahwa Kerajaan Allah akan segera nampak.
Maka Yesus berkata, “Ada seorang bangsawan berangkat ke negeri yang jauh untuk dinobatkan menjadi raja.
Sesudah itu baru ia akan kembali. Maka ia memanggil sepuluh orang hambanya, dan memberi mereka sepuluh mina, katanya, ‘Pakailah ini untuk berdagang sampai aku kembali’.
Akan tetapi orang-orang sebangsanya membenci dia, lalu mengirimkan utusan menyusul dia untuk mengatakan, ‘Kami tidak mau orang ini menjadi raja atas kami’.
Dan terjadilah, ketika ia kembali, setelah dinobatkan menjadi raja, ia menyuruh memanggil hamba-hambanya, yang telah diberinya uang itu, untuk mengetahui berapa hasil dagang mereka masing-masing.
Yang pertama datang dan berkata, ‘Tuan, mina Tuan yang satu itu telah menghasilkan sepuluh mina’. Katanya kepada hamba itu, ‘Baik sekali perbuatanmu itu hai hamba yang baik.
Engkau telah setia dalam perkara kecil, karena itu terimalah kekuasaan atas sepuluh kota’. Datanglah yang kedua dan berkata, ‘Tuan, mina Tuan telah menghasilkan lima mina’.
Katanya kepada orang kedua itu, ‘Dan engkau, kuasailah lima kota’. Dan hamba yang ketiga datang dan berkata, ‘Tuan, inilah mina Tuan, aku telah menyimpannya dalam saputangan.
Sebab aku takut akan Tuan, karena Tuan adalah manusia yang keras. Tuan mengambil apa yang tidak pernah Tuan taruh, dan Tuan menuai apa yang tidak Tuan tabur’.
Kata bangsawan itu, ‘Hai hamba yang jahat! Aku akan menghakimi engkau menurut perkataanmu sendiri.
Engkau sudah tahu, aku ini orang yang keras. Aku mengambil apa yang tidak pernah kutaruh dan menuai apa yang tidak kutabur.
Jika demikian mengapa uangku tidak kauberikan kepada orang yang menjalankan uang? Maka sekembaliku aku dapat mengambilnya serta dengan bunganya’.
Lalu katanya kepada orang-orang yang berdiri di situ, ‘Ambillah mina yang satu itu dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh mina itu’.
Kata mereka kepadanya, ‘Tuan, ia sudah mempunyai sepuluh mina’. Ia menjawab, ‘Aku berkata kepadamu, setiap orang yang mempunyai, ia akan diberi; tetapi siapa yang tidak mempunyai, daripadanya akan diambil juga apa yang ada padanya.
Akan tetapi semua seteruku ini, yang tidak suka aku menjadi rajanya, bawalah mereka kemari dan bunuhlah mereka di depan mataku’.” Setelah mengatakan semuanya itu Yesus mendahului mereka meneruskan perjalanan-Nya ke Yerusalem.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik
Kebebasan yang Menjadi Berkat
Dalam Injil hari ini kita mendengar bagaimana Yesus sebenarnya sedang memberikan petunjuk selalu memberikan kebebasan kepada kita. Dia memberikan kepercayaan kepada kita untuk mengelola dan mengisi hidup ini dengan cara-cara yang baik. Hal itu akan dapat kita lakukan jika kita dengan sepenuh hati dan dengan sukacita melaksanakan segala perintah-Nya.
Namun, sering kali kita menggunakan kebebasan itu secara tidak bertanggung jawab dengan hidup seenaknya, mengikuti keinginan daging kita yang belum tentu berkenan di hati Tuhan, dan memanjakan segala nafsu duniawi kita. Akibatnya, hidup kita hanya jalan di tempat, tidak berkembang, apalagi berguna untuk orang lain. Tuhan senantiasa menunggu kita untuk mengembangkan diri secara baik sehingga dengan pengembangan diri itu, hidup kita semakin berguna. Berkat Tuhan pun semakin berlimpah serta dirasakan oleh sebanyak mungkin orang.
Ya Tuhan, semoga hidup kami semakin menjadi sarana untuk menumbuhkan keluarga dan sesama kami. Amin. (Sumber the katolik.com/adiutami.com/kgg).
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/flores/foto/bank/originals/Gereja-Stasi-Wairumbia-Maumere.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.