Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Katolik Minggu 23 November 2025, Kebesaran Seorang Raja yang Terluka 

Mari simak renungan Katolik Minggu 23 November 2025. Tema renungan Katolik kebesaran seorang raja yang terluka.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / GG
PATER JOHN LEWAR SVD - Sosok Pater John Lewar, SVD.Mari simak renungan Katolik Minggu 23 November 2025. Tema renungan Katolik kebesaran seorang raja yang terluka. 
Ringkasan Berita:
  • Mari simak tema renungan harian Katolik Kristus raja yang tersalib.
  • Renungan harian Katolik ada dibagian akhir artikel ini.
  • Renungan harian Katolik untuk HARI RAYA TUHAN KITA YESUS KRISTUS RAJA SEMESTA ALAM, Hari Orang Muda Sedunia, Santo Klemens I Paus dan Martir, Santo Kolumban Pengaku Iman, dengan warna liturgi Putih.

Oleh: Pastor John Lewar SVD

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak renungan Katolik Minggu 23 November 2025.

Tema renungan Katolik kebesaran seorang raja yang terluka.

Renungan Katolik ada dibagian akhir artikel ini.

Tema renungan Katolik untuk HARI RAYA TUHAN KITA YESUS KRISTUS RAJA SEMESTA ALAM, Hari Orang Muda Sedunia, Santo Klemens I Paus dan Martir, Santo Kolumban Pengaku Iman, dengan warna liturgi Putih.

Adapun bacaan liturgi Katolik hari Minggu 23 November 2025 adalah sebagai berikut:

Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 23 November 2025, Ingatlah Aku Bila Engkau Datang sebagai Raja

 

Bacaan Pertama: 2 Samuel 5:1-3

Mereka mengurapi Daud menjadi raja atas Israel.

Sekali peristiwa datanglah segala suku Israel kepada Daud di Hebron. Mereka itu berkata, “Ketahuilah, kami ini darah dagingmu. Telah lama, yakni ketika Saul masih memerintah atas kami, engkaulah yang memimpin segala gerakan orang Israel.

Lagipula Tuhan telah berfirman kepadamu: Engkaulah yang harus menggembalakan umat-Ku Israel, dan engkaulah yang menjadi raja atas Israel.” Maka datanglah semua tua-tua Israel menghadap Daud di Hebron, lalu Daud mengadakan perjanjian dengan mereka di sana, di hadapan Tuhan. Kemudian mereka mengurapi Daud menjadi raja atas Israel.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: Mzm 122.1-2.4-5

Ref. 'Ku menuju ke altar Allah dengan sukacita.

Ku bersukacita waktu orang berkata kepadaku: Mari kita pergi ke rumah Tuhan. Sekarang kaki kami berdiri di gerbangmu, hai Yerusalem.

Kepadamu suku-suku berziarah, yakni suku-suku Tuhan, untuk bersyukur pada nama Tuhan sesuai dengan peraturan.

Bacaan Kedua: Kolose 1:12-20

Allah telah memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang terkasih.

Saudara-saudara, semoga kamu mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa, yang membuat kamu layak mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam Kerajaan Terang.

Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang terkasih; di dalam Kristus itulah kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa.

Kristus adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, Dia adalah yang sulung, yang lebih utama dari segala yang diciptakan, karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di surga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana maupun kerajaan, baik pemerintah maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.

Ia ada mendahului segala sesuatu, dan segala sesuatu ada di dalam Dia. Dialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Dialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia lebih utama dalam segala sesuatu.

Seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia, dan oleh Dialah Allah memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi maupun yang ada di surga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Bait Pengantar Injil: Markus 11:9.10

Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.

Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan! Diberkatilah Kerajaan yang datang, Kerajaan bapa kita Daud!

Bacaan Injil: Lukas 23:35-43

Tuhan, ingatlah akan daku, apabila Engkau datang sebagai Raja.

Ketika Yesus bergantung di salib, pemimpin-pemimpin bangsa Yahudi mengejek-Nya, “Orang lain Ia selamatkan, biarlah sekarang Ia menyelamatkan diri-Nya sendiri, jika Ia benar-benar Mesias, orang yang dipilih Allah!”

Juga prajurit-prajurit mengolok-olokkan Dia; mereka mengunjukkan anggur asam kepada-Nya dan berkata, “Jika Engkau raja orang Yahudi, selamatkanlah diri-Mu!” Ada juga tulisan di atas kepala-Nya, “Inilah Raja Orang Yahudi”.

Salah seorang dari penjahat yang digantung itu menghujat Yesus, katanya, “Bukankah Engkau Kristus?” Selamatkanlah diri-Mu sendiri dan kami!” Tetapi penjahat yang seorang lagi menegur dia, katanya, “Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah?

Padahal engkau menerima hukuman yang sama! Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita. Tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah.”

Lalu ia berkata kepada Yesus, “Yesus, ingatlah akan daku, apabila Engkau datang sebagai Raja!” Kata Yesus kepadanya, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama Aku di dalam Firdaus.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik 

Kebesaran Seorang Raja Yang Terluka 

Apakah Injil hari ini cocok dengan gambaran tentang seorang Raja? 
Bagaimana orang bisa memberi gelar Raja kepada seseorang yang 
bergantung di palang salib? Bagaimana bisa menganggap bahwa Yesus, 
yang mati di salib seperti seorang hamba  sahaya itu, seorang Raja? Dan 
lebih lagi, bahwa justru  pada saat terakhir hidupNya, ketika Dia tidak lagi 
berdaya, ketika terluka hampir mati, sementara dihinakan dan diolok
olok. Dapatlah seseorang yang tak berdaya, yang dihinakan  dan yang 
dilukai seperti itu, disebut Raja? 

Setiap orang akan mengatakan dengan tegas: TIDAK. Karena menurut 
gambaran kita, Kristus Raja  adalah: Seorang penguasa tertinggi, yang 
bertahkta di atas singgasana. Dia adalah Raja segala Raja dan tuan  atas 
segala tuan, yang  menjadikan bumi dan alam semesta sebagai alas 
kakinya! Ini yang sering terlukis dalam gambar-gambar. Inilah yang 
dikisahkan  dalam sebagian Kitab Suci. 

Menurut Karl Marti, Yesus adalah Raja dan Pemimpin yang paradoksal. 
Sebab Dia adalah tuan, tapi tanpa hamba sahaya. Dia adalah Mesias 
orang yang diurapi   tetapi tanpa kuasa. Dia adalah seorang ahli terapi, 
tetapi tanpa seragam jabatan. Seorang pejuang tapi tanpa prajurit. 
Seorang revolusioner, tetapi tanpa partai. Seorang terdakwa, tetapi tanpa 
pembela. Seorang yang dihukum gantung, tetapi tanpa tuntutan. Seorang 
yang bangkit mulia, tetapi tanpa sensasi. 

Injil Lukas menampilkan tanda pengenal Kristus, Raja kita yakni salib dan 
penderitaan. Pertanyaan muncul, apakah salib dan penderitaan dapat 
menampilkan kebesaran seorang raja? Di mana terletak kebesaran 
Kristus sebagai Raja? 

Karl Jaspers, pernah menulis:” Yang membuat seseorang menjadi besar 
itu, bukan prestasinya, bukan kebajikannya, bukan kepintarannya, tetapi 
apabila orang lain mengatakan bahwa mereka menjadi lebih baik, kalau 
berhadapan dengan dia. 

Seorang itu menjadi besar, kalau daripadanya terpancar pengaruh yang 
menjernihkan, kalau ia memancarkan kekuatan yang membuat orang lain 
bertumbuh  dan berkembang. Hal ini berlaku  juga pada seorang Raja dan 
Pemimpin.  Seorang Raja atau Pemimpin disebut besar, bukan karena 
prestasinya, kuasanya, atau kepintarannya, tetapi apabila ia 
memancarkan kekuatan yang menyucikan, apabila daripadanya  
terpancar pengaruhnya yang membuat manusia berkembang. Apakah 
Yesus memiliki daya yang menjernihkan dan menyucikan? Apakah Dia 
memiliki kekuatan  yang membuat kita manusia  bertumbuh dan 
berkembang menjadi lebih sempurna? 

Dalam suratnya yang pertama kepada jemaat di Korintus, Santu Paulus 
menulis:” Karena Allah mau tinggal di dalam diri Yesus dengan 
kepenuhanNya supaya melalui Dia segala sesuatu didamaikan.  Segala 
sesuatu di dalam Surga, maupun di bumi  diarahkan kepada Kristus, yang 
membangun perdamaian di kayu salib melalui DarahNya” 

Di kayu Salib, Kristus mendamaikan  segala sesuatu.  Yesus datang untuk 
mendamaikan dunia dengan Allah.  Dan ini terjadi melalui DarahNya di 
kayu salib. Maka kematian Yesus Kristus  adalah bukti besarnya cinta 
kasih. Di kayu salib, Raja yang terluka mendamaikan kita dengan Allah. 
Pada kayu salib, ada pengampunan dosa. Seorang penjahat yang berada 
di sampingnya mengatakan: ”Yesus, ingatlah akan daku, apabila Engkau 
datang sebagai Raja”. Yesus berkata: Sesungguhnya  Aku berkata 
kepadamu, hari ini juga engkau akan berada bersamaKu di dalam 
Firdaus” Yesus Raja Yang Terluka dan si penjahat tidak mengalami suatu 
jarak, sedang berada dalam sakrat maut, mengampuni segala dosa di 
masa lampau. Kepada jemaat di Kolose Rasul Paulus menegaskan: 
melalui Dia kita memperoleh pengampunan dosa.  Di hadirat raja Yang 
Terluka, si penjahat  mengakui bahwa Yesus adalah sahabat, yang setia 
dan mengerti. 

Kebesaran Raja damai, Raja yang terluka adalah Dia yang mengerti masa 
silam yang gelap dari setiap kita manusia dan mengampuninya. Pada 
salib raja yang terluka, menunjukkan belaskasihanNya yang tak 
terhingga. Kebenaran yang mau diwartakan di sini yakni  bahwa kita  
boleh berharap sampai kepada detik-detik  terakhir hidup kita karena 
belaskasihan Tuhan tak terbatas.  

Doa: 

Ya Tuhan Yesus Raja Semesta Alam, baharuilah bumi dan hidup kami dengan semangat kasih dan cintaMu yang tiada batas. Jadikanlah semesta alam tanda-tanda kehadiranMu yang menbus dan 
menyelamatkan umat manusia. Amin. 

Sahabatku yang terkasih, Selamat Hari Minggu. Selamat Hari Raya Yesus 
kristus Raja alam semesta. Salam doa dan berkatku untukmu dan 
keluarga di mana saja berada: Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh 
Kudus....Amin. (Sumber the katolik.com/kgg).

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved